LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN IDUSTRI
NAMA :
ANDRI NOPRIANDIS
NPM :
E1G010038
PRODI :
TIP
KELOMPOK :
HARI / JAM :
KAMIS / 14.00 s.d 16.00
TANGGAL :
Co.Ass :
SETYO MARIAJI
BECI
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari
bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh
peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.
Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya
tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus
tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang
berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini
melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel
telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya. Setelah
itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi
berdaging (pada buah batu atau drupa)
atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak
bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan
putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah
menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada
sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding
dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Buah-buah itu sedemikian beragam,
sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat
mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya
kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal:
'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani)
1.2 Tujuan
praktukum
·
Mahasiswa
dapat melakukan pengamatan sfat fisik berbagai buah-buahan
·
Mahasiswa
dapat melakukan pengamatan sifat fisiologis buah-buahan
·
Mahasiswa
dapat mengkaitkan hubungan antar sifat fisik yang satu dengan sifat fisik yang
lain serta dengan sifat kimia , fisiologis, organleptik, bahan pada perbedaan
tingkat kematangan dan perbedaan bagian tanaman.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Buah adalah organ pada tumbuhan
berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
( wikipedia, 2007)
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian
buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini
tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari
perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai
menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.(Holtikultura, 2009)
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan
baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,mulaidari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. ( Lewis, 2002)
Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum
pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup
bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan
berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di
dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula
biji yang tidak berasal dari buah. ( Botani, 2009)
Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati. (
mauseth,1999)
Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan
sebagai sayur-sayuran,
seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buahketimun. Namun
demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran
dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk), buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah
yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging buah' yang dimakan orang adalah
tenda bunga), atau buah nanas. ( philip, 2004 )
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
·
Penggaris
·
Jangka sorong
·
Penetrometer
·
Buku warna (munsekk colour chart)
·
Gelas ukur
·
Pisau
·
Stopwatch
3.1.2 Bahan
·
Pisang masak
·
Pisang mentah
·
Pepaya masak
·
Pepaya mentah
·
Touge
·
Wortel
·
Tomat masak
·
Tomat mentah
3.2 Prosedur Kerja
1. Bentuk
Ø Gunakan
indra pengelihatan untuk melihat bentuk bahan, bandingkan dengan bentuk acuan
yang tersedia.
Ø Foto
bentuk bahan utuh dari bahan yang tersedia
Ø Bandingkan
bahan yang diaati dengan literatur
2. Ukuran
Ø Ukur
panjang, lebar, dan tinggi/tebal masing-masing bahan dengan penggaris dan
jangka sorong
Ø Lakukan
sebanyak 3 kali ulangan
3. Berat
Ø Timbang
berat masing-masing bahan yang telah disediakan dengan timbangan analitik.
Ø Catat
berat masing-masing bahan.
4. Berat
jenis
Ø Timbang
berat masing-masing bahan yang telah disediakan dengan menggunakan timbangan
analitik.
Ø Catat
berat masing-masing bahan
Ø Isi
gelas ukur dengan dengan air sebanyak setengah dari ukuran gelas ukur. Kemudian
masukkan bahan ke dalam gelas ukur. Volume bahan adalah selisih antara volume air mula-mula dan sesudah dimasukkan
bahan.
Ø Berat
jenis bahan dinyatakan dalam gram permililiter bahan (BJ= berat bahan/volume
bahan)
5. Tekstur
Ø Lakukan
pengamatan Subjektif terhadap kekerasan bahan dengan memijit bahan menggunakan
jari tangan.
Ø Pengamatan
secara objektif dilakukan dengan menggunakan penetrometer. Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali, kemudian tekan tuas pada alat. Kekerasan bahan dinyatakan
dalam satuan milimeter/10 detik, dengan beban tertentu dalam satuan gram.
6. Struktur
Ø Lakukan
pengirisan secara melintang dan membujur
Ø Foto
hasil pengirisan melintang dan membujur, sebutkan bagian-bagian struktur bahan
7. Keasaman
(pH)
Ø Timbang
bahan sebanyak 100 gram, lalu lumatkan menggunakan alat penggerus
Ø Ukur
pH bahan menggunakan pH meter.
Ø Amati
pH sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya dan catat.
8. Padatan
Terlarut
Ø Hancurkan
bahan sebanyak 100 gram dengan menggunakan blender/alat penggerus. Jika bahan
mengandung sedikit air, tambahkan 100 ml aquqdes (perbandingan 1:1) Kedalam
blender/alat penggerus sebelum dihancurkan.
Ø Saring
bahan yang sudah dihancurkan dengan menggunakan kertas/kain saring, sehingga
diperoleh filtrat bahan
Ø Kemudian
teteskan filtrat bahan pada permukaan prisma refraktometer, dan baca skala pada
refraktometer yang menyatakan kadar padatan terlaru(%). Jika sebagian besar padatan
terlarut berupa gula, maka hasil pembacaan dinyatakan dalam brix (°brix).
Lakukan 3 kali ulangan.
9. Sifat
organoleptik (warna, aroma, dan rasa)
Ø Warna
: lakukan pengamatan dengan indra pengelihatan dengan membandingkan dengan buku
acuan warna
Ø Aroma
: lakukan dengan indra pembau
Ø Rasa
: lakukan pengamatan dengan indra pengecap, khusus untuk buah
Ø Catat
semua hasil pengamatan dan pencicipan yang termasuk juga adanya cacat atau
penyimpangan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
A. Pengamatan
pada buah pisang (masak dan mentah)
Pengamatan bahan
|
Bentuk Bahan
|
||||||
Masak
|
Mentah
|
||||||
ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
Ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
||
SF
|
Bentuk
(foto)
|
|
|
||||
Ukuran
|
20,45
mm
|
27,55
mm
|
20,02
mm
|
19,50
mm
|
26,02mm
|
19,82
mm
|
|
Berat
|
150,7 g
|
163,3 g
|
|||||
Berat
Jenis
|
1,84 g/ml
|
1,09 g/ml
|
|||||
Tekstur
(jari)
|
lunak
|
sedang
|
lunak
|
keras
|
keras
|
keras
|
|
Tekstur
(alat)
|
2500
|
3500
|
300
|
6700
|
6700
|
8100
|
|
Struktur
melintang
|
|
|
|||||
Struktur
membujur
|
|
|
|||||
SO
|
Rasa
|
manis
|
Tidak berasa
|
||||
Aroma
|
Wangi/harum pisang
|
Tidak berbau
|
|||||
Warna
|
Kuning
|
Hijau
|
|||||
|
Bagian
yang dimakan (%)
|
80%
|
70%
|
||||
Berat
Keseluruhan
|
150,7 g
|
165,3 g
|
|||||
Berat
Bagian Dimakan
|
120 g
|
115,71 g
|
B. Pengamatan
pada buah pepaya (masak & mentah)
Pengamatan bahan
|
Bentuk Bahan
|
||||||
Masak
|
Mentah
|
||||||
ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
Ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
||
SF
|
Bentuk
(foto)
|
|
|
||||
Ukuran
|
111,05mm
|
150,85mm
|
90,6
mm
|
89,6
mm
|
125,85mm
|
60,45
mm
|
|
Berat
|
2 kg
|
1,4 kg
|
|||||
Berat
Jenis
|
1,01 g/ml
|
1,04 g/ml
|
|||||
Tekstur
(jari)
|
lunak
|
lunak
|
sedang
|
keras
|
keras
|
keras
|
|
Tekstur
(alat)
|
|
|
|
|
|
|
|
Struktur
melintang
|
|
|
|||||
Struktur
membujur
|
|
|
|||||
SO
|
Rasa
|
manis
|
Tidak berasa
|
||||
Aroma
|
Wangi/harum buah pepaya
|
Tidak berbau
|
|||||
Warna
|
Kuning kehijauan
|
Hijau
|
|||||
|
Bagian
yang dimakan (%)
|
90%
|
10%
|
||||
Berat
Keseluruhan
|
2 kg
|
1,4 kg
|
|||||
Berat
Bagian Dimakan
|
1,8 kg
|
1,26 kg
|
C. Pengamatan
pada buah tomat (masak dan mentah)
Pengamatan bahan
|
Bentuk Bahan
|
||||||
Masak
|
Mentah
|
||||||
ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
Ujung
|
Tengah
|
Pangkal
|
||
SF
|
Bentuk
(foto)
|
|
|
||||
Ukuran
|
41,25
mm
|
53,1
mm
|
42,6
mm
|
20,6 mm
|
24,55mm
|
22,25
mm
|
|
Berata
|
96,5 g
|
13,0 g
|
|||||
Berat
Jenis
|
0,81 g/ml
|
1,3 g/ml
|
|||||
Tekstur
(jari)
|
lunak
|
lunak
|
lunak
|
sedang
|
keras
|
sedang
|
|
Tekstur
(alat)
|
2000
|
2500
|
3500
|
3200
|
2500
|
3200
|
|
Struktur
melintang
|
|
|
|||||
Struktur
membujur
|
|
|
|||||
SO
|
Rasa
|
asam
|
asam
|
||||
Aroma
|
Wangi pisang
|
Tidak berbau
|
|||||
Warna
|
Jingga
|
Hijau
|
|||||
|
Bagian
yang dimakan (%)
|
100%
|
100%
|
||||
Berat
Keseluruhan
|
96,5 g
|
13,3 g
|
|||||
Berat
Bagian Dimakan
|
96,5 g
|
13,3 g
|
4.2 Pembahasan
·
Pada
umum nya buah yang bisa dimakan adalah buah yang sudah masak .
·
Tekstur bahan yang mentah akan berubah
ketika bahan sudah masak. Hal ini disebabkan dalam proses pematangan tekanan
turgor sel selalu berubah, hal ini terjadi karena komposisi dinding sel
berubah. Dinding sel umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa, zat pektin,
dan lignin.
·
Bahan yang masak mempunyai warna yang
kuning/jingga sedangkan bahan mentah berwarna hijau, karena telah mengalami
pematangan. Perubahan warna dapat disebabkan oleh proses degradasi, sintesis
ataupun kombinasi keduanya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulah
·
Dalam
hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa tekstur, bentuk,berat, ukuran,
aroma dan warna buah yang sudah masak dengan buah yang msh mentah berbeda.
·
Buah
yang sudah masak aromanya sudah menunjukan aroma khas buah tersebut
·
Dari hal yang kita lakukan, kita juga
mengetahui bagai mana menghitung berat kadar air pada bahan buah-buahan yang di
gunakan.
5.2 Saran
·
Dalam
melakukan oraktikum harus dengan serius agar dapat mengetahui apa saja yang
dipraktikan.
·
Sebaik
nya alat-alat praktikum diperlengkap agar praktikum berjalan dengan baik.
Daftar
Pustaka
Lewis, 2002. Penanganan
Lepas Panen 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
mauseth,1999.
Teknologi Pangan Jilid 1. Jakarta
.Departemen Pendidikan Nasional
philip, 2004 ,Petunjuk
Laboratorium Fisiologi Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran.
Bogor: PAU Pangan dan Gizi IPB.
wikipedia,
2011
EVALUASI
1) Apakah
ada perbedaan tekstur pada buah muda dan buah masak?dan antara jenis buah?
·
Ada
2) Apakah
kandungan kimia pada buah dan sayur akan meningkat, seiring dengan terjadinya
proses pematangan?
·
Ya, kandungan kimianya akan meningkat
3) Jelaskan
kaitan perubahan tekstur, kadar air, total padatan dan kandungan asam pada buah
mentah dan buah masak!
·
Kaitan perubahan tersebut diakibatkan
karena terjadinya proses pematangan yang disebabkan oleh respirasi, aktifitas
hprmon, dan lainnya
4) Menurut
saya, yang dapat menyebabkan berkurangnya asam askorbat pada buah dan sayuran
adalah
·
Karena proses memasak/mengolah yang
tidak bagus.
·
Asam askorbat sangat mudah rusak oleh panas
·
karena oksidasi terutama pada suhu
tinggi
0 komentar:
Post a Comment