BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada satupun yang menggambarkan biologi sebaik
mikrooraganisme, Mahluk hidup yang tidak bisa dilihat olah mata telanjang.
Keanakaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi
yang diperlihatkan dalam analisa mikrooraganisme, telah mengantar kita pada
batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru suatu tes
keabsahan hipotesa ilmiah dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi.
Hipotesa yang berguna akan memberikan dasar bagi ilmu alam lain, dan keragaman
mikrobia memberi peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah
suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktik. Biokimia,
biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang dibutuhkan
untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi dapat
memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin
menjelaskan berbagai proses pertukaran berbagai bentuk saling membutuhkan
(Mutualisme), misalnya suatu kejadian kecil yang merupakan bagiannya. Dalam
biologi, mutualisme disebut simbiosis, yaitu hubungan yang terus menerus antara
organisme yang berbeda. Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut
parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya
kepada parasit. Isolasi dan karakterisasi sebuah parasit, contohnya bakteri
patogen atau Virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip
dengan apa yang diperoleh organisme tersebut saat berada dalam sel inang.
Kebutuhan ini kadang-kadang memjadi tentangan utama bagi peneliti.
Pengertian Mutualisme, simbiosis dan pasitisme berkaitan
erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan, kesemuanya
sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil evolusi, suatu
konsekuensi biologis dari proses seleksi alam, yang terjadi pada bentangan
garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik.
Sejarah alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum
menyimpulkan mikroorganisme, bagian yang paling heterogen dari seluruh Mahluk
Hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang; tidak terpikirkan adanya Jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad ke-19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkinan kombinasi sifat-safat tumbuhan dan binatang.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang; tidak terpikirkan adanya Jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad ke-19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkinan kombinasi sifat-safat tumbuhan dan binatang.
Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik
berkembang, dengan perubahan relatif sedikit, dari seluruh tumbuhan dan
binatang. Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam
salah satu dari 2 ”dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah
keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan sebab sebagian
jamur-jamur tidak bergerak, walaupun jamur hampir tidak memiliki sifat-safat lain
dari tumbuhan dan menunjukan afinitas filogenik kuat dengan protozoa. Agar
dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan
dalam “dunia” yang satu atau yang lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899,
agar jasad renik ditempatkan dalam “dunia” yang terpisah, Protista.
Menurut definisi Heckel, dalam protista tergolong alga,
Protozoa, jamur, dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskopik
elektron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari
tiga kelompok yang lain damal struktur sel. Ke-3 kelompok yang terakhir
memiliki tipe struktur sel yang lebih maju, sama dengan sel-sel tumbuhan dan
binatang, yang dinamakan eukariotik; kuman-kuman memiliki struktur sel yang
lebih primitif, yang dinamakan prokariotik. Istilah protista digunakan sekarang
untuk menunjukkan jasad-jasad eukariotik,sedangkan semua kelompok kuman
dinamakan secara kolektif sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang
memiliki membran inti) terhadap Prokariota (Organisme dimana DNA nya tidak
dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplama). Perbedaan lebih lanjut tentang
eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif
besar dan adanya organela-organela yang terikat pada membran sel, misalnya
Mitokondria.
Eukariota dan Prokariota merupakan organisme, karena
memiliki seluruh enzim yang diperlukan untuk fungsi replikasi (perbanyakan) dan
memiliki perangkat biologi yang penting untuk memproduksi energi metabolik.
Oleh karenanya eukariota dan Prokariora berbeda dengan virus yang bergantung
pada inang untuk menjalankan fungsi seperti di atas.
1.2
Tujuan Praktikum
1) Sterilisasi
1.
Praktikum
Sterilisasi bertujuan untuk memperkenalkan dan melakukan salah satu cara
memcegah pencemaran mikroba terhadap media, sampel dan peralatan yang digunakan
untuk pemeriksaan.
2) Pengenalan Media
2.
Praktikum
pengenalan Media bertujuan untuk memperkenalkan macam-macam media.
3) Penghitungan bakteri
3.
Praktikum
penghitungan Bakteri bertujuan untuk mengetahui dan melakukan proses
penghitungan koloni bakteri.
4) Pengenalan Dunia Mikroba
4.
Praktikum
Pengamatan bakteri bertujuan untuk mengenal berbagai kelompok mikroba
berdasarkan bentuk, ukuran, komponen sel, gerak dan alat geraknya.
5) Kultur Bakteri
5.
Praktikum
Kultur bakteri bertujuan untuk memperkenalkan beberapa macam goresan yang dipergunakan
pada kultur bakteri.
6) Pengecatan Gram
6. Praktikum pengecatan gram bertujuan
untuk memperjalas ukuran morfologi bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk
membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya,
yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme
sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan
lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan
nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan
bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada
beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan
berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini
tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris
bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan
mikroba (Burdon, 1969).
2.2 Pengenalan Media
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui
penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh
membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia
mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di
metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat
berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri
dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba
(Anonim, 2007)
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan belerang.
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium, sodium,
besi, magnesium, kalsium dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi katalis
enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui membran sel (Jawetz, etc.
2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik adalah media
harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media tidak
mengandung zat-zat penghambat serta media harus steril (anonim, 2007)
Klasifikasi media berasarkan fungsinya yaitu;
1
Enriched
media, adalah sejumlah media umum yang kemudian ditambahkan dengan darah,
serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang mampu memacu pertumbuhan bakteri
patogen.
2
media
selektif, yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat memacu
pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
3
media
diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat kimia tertentu yang
menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat
membedakan tipe mikrooraganisme.
4
Media
Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
antibiotika, asam amino dan vitamin.
5
media
Khusus yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan
kemampuannya untuk mengadakam perubahan-perubahan tertentu.
6
media
untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk
menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi (Anonim, 2007).
2.3 Perhitungan
Bakteri
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan makanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan
ketepatan hasil pemeriksaan.
Metode perhitungan itu adalah:
1.
metode
hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang
hidup dengan aktifitas metabolisme
2.
Angka
lempengan total,
3.
pengenceran,
Most Probable Number (MPN),
4.
aktifitas
metabolik.
5.
Metode
total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung
bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung.
Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang
kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan
lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel
tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian
terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti
dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di ketahui,
berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat dijumlahkan.
Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari
organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per
area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat
memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per milimeter (Pelczar, etc. 1958).
2.4 Pengenalan Dunia Mikroba
Ketika manusia tekun mempelajari lensa optik dan
menggunakannya untuk mengamati benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang, mereka membawa sebuah sejumlah dunia baru kedalam
pandangan-sebuah dunia dari tumbuhan dan binatang yang sangat kecil yang
terdiri dari miliaran dari mereka yang dapat ditemukan pada setetes air atau
susu dan ribuan dari mereka dapat menunjukan pada kepala dari sebuah titik. Ini
adalah dunia dari menit tapi mahluk yang sangat kuat. Organisme ini, tidak
dapat dilihat tanpa bantuan dari kekuatan mikroskop, dapat membuat manusia
menjadi sakit dan bahan yang kuat menjadi lemah; mereka dapat membuat makanan
tidak terjaga dan tidak enak: mereka dapat menghancurkan bangunan, tenda
membusuk, dan kecelakaan pesawat. Beberapa dari mereka di memproduksi obat dan
konsentrat yang efeknya sangat berbahaya dari ancaman mikroba; beberapa yang
dimasukkan dalam jus dari anggur ke dalam wine dan apel manis sari buah apek ke
dalam cuka; yang lain, menukar kanji dan gula ke dalam buah dan butir padi ke
alkohol. Beberapa mikroba dibuat dari kulit yang kuat, lunak dan sangat lunak;
lainnya ”obat” tembakau dan asinan/acar, kraut, dan makanan lainnya
karakteristik mereka rasa dan tekstur. Meskipun daftar prodek penting penyebab
dari aktivitas mereka yang panjang dan mengejutkan, tak seorangpun
memperkirakan sampai seratus tahun yang lalu berapa banyak dan berapa banyak
jalan efek mikroorganisme pada kehidupan kita (Pelgzar, etc. 1958).
Pada Saccharomycetaceae atau ragi yang sejati tidak ada
miselium.Ragi untuk membuat roti atau bir adalah galur-galur fisiologi dari
Saccharomyces cereviseae.Sel-sel kuntum haploid dapat meleburkan diri.Kariogmi
langsung dapat dilanjutkan dengan meiosis atau pembentukan empat buah
askospora.Tetapi dapat juga sel-sel diploid memperbanyak diri dengan berkuntum
(Hans,1994).
2.5 Kultur Mikroba
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di
inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun
mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium yang berhubungan
dengan mengkultur. Spesies yang berbeda dari pertumbuhan bakteri pada media
beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari
penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk
pengenalan tipe yang pasti dari bakeri dan dapat uga disediakan sebagai bantuan
dalam mengidentifikasi spesies. Bagaimanapun bakteri harus didapatkan sebuah
dari kultur murni sebelum ciri khas kultur atau pada tempat lain dari sebuah
spesies yang dapat ditentukan (Pelgzar, 1958).
Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba
termasuk sifat pertumbuhan, morfologi dan sifat fisiologinya, masing-masing
mikroba tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk
kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies
atau satu galur mikroba, dengan cara menggoreskan kultur ke medium padat. Ada
beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu;
1.
Goresan
Langsung
2.
Goresan
kuadran
3.
Goresan
radian.
Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam
besarnya, warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya,
bentuk kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan (Anonim, 2007)
Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan seluruh elemen dalam
bahan-bahan organiknya dan komlpemen ion-ion yang dibutuhkan untuk energi dan
katalisis. Disamping itu harus ada sumber energi untuk memantapkan proton
motive force dan untuk memungkinkan sintesis makromolekul. Mikroorganisme
sangat beragam kebutuhan nutrisi dan sember energi metabolismenya (Jawetz, etc.
2001).
2.6 Pengecatan Gram
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika
dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan
warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk
mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan
satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang
biasa digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan
yaitu: pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan
pewarnaan untuk menguji adanya komponentertentu di dalam sel (Anonim, 2007)
Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka
terhadap pewarnaan gram. Pewarnaan gram menjadi penting karena reaksi gram
berhubungan dengan sifat morfologi lain dalam bentuk hubungan filogenik.
Organisme yang berpotensi gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan
pewarnaan gram pada kondisi lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda.
Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet.
Larutann iodine kemudian ditambahkan; semua bakteri akan diwarnai biru pada
fase ini. Sel kemudian diberi alkohol. Sel gram positif akantetap mengikat
senyawa kristal violet-iodine, tetap berwarna biru; sel gram negatif warnanya
hilang oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya Safranin
pewarna merah) ditambahkan, sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna, akan
mengambil warna kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru
(Jawetz, etc. 2001).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Bahan
susu kotak
larutan cristal violet
larutan iodium
larutan safranin
Alat
Petridish : 10 buah
Test tube : 6 buah
Erlenmeyer : 3 buah
Pipet tetes : 3 buah
Pipet volume : 1 buah
Semprot alcohol : 1 buah
Semprot aquades : 1 buah
Rak tabung reaksi : 1 buah
Jarum oase : 1 buah
Kapas : secukupnya
Lampu spirtus + korek : 1 buah.
BAB
IV
METODOLOGI
PRAKTIKUM
1) Sterilisasi alat gelas selama 20
menit dengan suhu 121 derajat Celcius.
2) Pembuatan larutan media tumbuh
v 15 gr agar ditambahkan air sebanyak
500 ml air didlam erlemeyer lalu dipanaskan sampai mengental. Setelah mengental
tutup erlemyer dengan kapas.
v Sediakan 5 tabung reaksi yang berisi
9 ml air murni dan 90 ml air murni di dalam erlemeyer, lalu tabung reaksi
ditutupi dengan kapas.
v Setelah itu semua bahan dimasukkan
kedalam autoclab dengan tekanan 120 bat selama 20 menit.
3) Proses pengenceran
v 90 ml air murni ditambah dengan 10
ml susu kotak sehingga mendapatkasn pengenceran 10-1.
v 9 ml air murni ditambah dengan 1 ml
pengennceran 10-1 sehingga mendapatkan pengenceran 10-2
dst
4) Pembuatan media tumbuh
v Sediakan Petridis 6 pasang
v Dalam keadaan steril Masukkan
larutan agar kedalam Petridis secukupnya sampai menutupi permukaan Petridis
v Masukkan larutan 10-1
kedalam Petridis dan seterusnya sampai perlakuan 10-6
v Semua Petridis dibungkus dengan
kertas dengan rapi, lalu masukkan ke incubator selama 48 jam.
5) Pengamatan menghitung jumlah koloni
v Hitung jumlah koloni dari
masing-masing Petridis
6) Isolasi dengan metode standar
v Pilih empat jenis koloni yang
berbeda yang terdapat didalam Petridis
Empat jenis koloni tersebut
dimurnikan dengan cara metode zigzag dengan Petridis baru
v Dalam keadaan steril Masukkan
larutan agar kedalam Petridis secukupnya sampai menutupi permukaan Petridis,
tunggu sampai agar mengental.
v Masukkan koloni yang berbeda dengan
menggunakan jaru oase dengan cara zigzag.
v Semua Petridis dibungkus dengan kertas dengan
rapi, lalu masukkan ke incubator selama 48 jam.
7) Isolasi dengan agar miring
v Sediakan 4 tabung reaksi
v masukkan larutan agar kedalam tabung reaksi
dalam keadaan miring tunggu agar sampai membeku
v Tutup tabung dengan kapas
v Lalu lakukan isolasi diruang steril.
Masukkan satu koloni pada agar miring dengan menggunakan jarum oase
v Lalu tabung reaksi ditutup kembali
dengan kapas dan masukkan lagi kedalam incubator selama 48 jam.
8) Pengamatan bakteri menggunakan
mikroskop
v Semua alat yang digunakan dalam
keadaan steril
v Ambil bakteri yang tumbuh pada media
agar dengan menggunakan jarum oase, sebelumnya teteskan kaca objek 1 tetes
dengan akuades lalu bakteri dioleskan kekaca objek sampai rata dengan akuades.
v Dikeringkan diatas lampu spirtus
sampai kering, lalu tetes dengan gram A (cristal violet) biarkan selama 2
menit. Kemudian bersihkan dengan aquades, lalu keringkan.
v Setelah kering tetesi dengan gram B
( iodium ) biarkan selama 2 menit. Kemudian bersihkan dengan alcohol selam 5
detik lalu bilas lagi dengan aquades. Keringkan kembali.
v Setelah kering tetesi dengan gram C
( safranin ) biarkan selama 2 menit. Kemudian bersihkan dengan aquades.
Keringkan kembali.
v Amati dibawah mikroskop.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dari hasil
praktikum yang dilakukan
No
|
Pengenceran
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-1
|
300
|
2
|
10-2
|
50
|
3
|
10-3
|
105
|
4
|
10-4
|
40
|
5
|
10-5
|
240
|
6
|
10-6
|
15
|
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan metode di atas maka
di dapatkan hasilnya adalah sebagai berikut :
Perhitungan Koloni Bakteri (Kelompok 1)
v Terdapat
pada petridish 300 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 300 x 10 =
3000 koloni/gram


v Terdapat
pada petridish 50 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 50 x 102 = 5.000 koloni/gram


v Terdapat
pada petridish 105 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 105 x 103 = 105.000 koloni/gram


v Terdapat
pada petridish 40 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 40 x 104 = 400.000 koloni/gram


v Terdapat
pada petridish 240 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 240 x 105 = 24.000.000
koloni/gram


v Terdapat
pada petridish 15 koloni dari Pengenceran
, maka :
= 15 x 106 = 15.000.000 koloni/gram


Dari pengamatan diperoleh 4 bakteri
yang berbeda yaitu :
1) Streptobacilus
gram merah
Streptobacillus adalah
genusaerobik, gram negatif anaerob
fakultatif bakteri
yang tumbuh dalam
budaya sebagai batang
dalam rantai. Spesies
yang terkait
dengan infeksi-S.moniliformisDilaporkankerentanandan terapi-penisilin, eritromisin
2) Streptococus
gram biru
Streptococcusadalah genus dari bakteri
Gram-positif bola
milik Firmi
cutes filum
dan kelompok bakteri asam laktat
3) Diplococus
gram merah
salah satu dari
berbagaibolabakteriGram-positif yang terjadi pada pasangan
4) Bacillus
gram biru
Bacillus adalah genus dari Gram positif, bakteri berbentuk batang
dan anggota dari filum Firmicutes. Spesies Bacillus dapat aerob obligat atau
anaerob fakultatif, dan tes positif untuk enzim katalase
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari
kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan
kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan. Alat yang digunakan
adalah autoclave, caranya: alat-alat dimasukkan kedalam autoclave. Pressure
Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka agar keluar
uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C
dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 20 menit. Kemudian buka klep uap
hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan
bahan dikeluarkan.
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme
sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya
tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya
berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat
dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum,
dengan menginokulasi medium agar nutrient dengan metode cawan gores atau media
cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah
inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga
dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan
murni satu macam mikroorganisme. (Pelczar, 2007)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.Mataram.Universitas Mataram Press.
Burdon Ph.B., Sc.M., Ph.D., Kenneth
L. & Williams, A.B., Sc.M., Ph.D., Robert P. 1969. Mycrobiology. London,
Collier-McMillan Publisher.
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg
E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Jakarta, EGC Press.
Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg
E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya, Airlangga University Press.
Pelgzar & Reid, 1958. Mycrobiology. Tokyo, McGraw-Hill
Company Press.
Pelczar, J Michael, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiolog. Jakarta,
Universitas Indonesia Press
0 komentar:
Post a Comment