Saturday, November 30, 2013

LAPORAN MIKRO BIOLOGI

BAB I
                                               PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Tidak ada satupun yang menggambarkan biologi sebaik mikrooraganisme, Mahluk hidup yang tidak bisa dilihat olah mata telanjang. Keanakaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi yang diperlihatkan dalam analisa mikrooraganisme, telah mengantar kita pada batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru suatu tes keabsahan hipotesa ilmiah dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi. Hipotesa yang berguna akan memberikan dasar bagi ilmu alam lain, dan keragaman mikrobia memberi peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktik. Biokimia, biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang dibutuhkan untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi dapat memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin menjelaskan berbagai proses pertukaran berbagai bentuk saling membutuhkan (Mutualisme), misalnya suatu kejadian kecil yang merupakan bagiannya. Dalam biologi, mutualisme disebut simbiosis, yaitu hubungan yang terus menerus antara organisme yang berbeda. Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya kepada parasit. Isolasi dan karakterisasi sebuah parasit, contohnya bakteri patogen atau Virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan apa yang diperoleh organisme tersebut saat berada dalam sel inang. Kebutuhan ini kadang-kadang memjadi tentangan utama bagi peneliti.
Pengertian Mutualisme, simbiosis dan pasitisme berkaitan erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan, kesemuanya sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil evolusi, suatu konsekuensi biologis dari proses seleksi alam, yang terjadi pada bentangan garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik. Sejarah alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum menyimpulkan mikroorganisme, bagian yang paling heterogen dari seluruh Mahluk Hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan atau binatang; tidak terpikirkan adanya Jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad ke-19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkinan kombinasi sifat-safat tumbuhan dan binatang.
Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik berkembang, dengan perubahan relatif sedikit, dari seluruh tumbuhan dan binatang. Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam salah satu dari 2 ”dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan sebab sebagian jamur-jamur tidak bergerak, walaupun jamur hampir tidak memiliki sifat-safat lain dari tumbuhan dan menunjukan afinitas filogenik kuat dengan protozoa. Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan dalam “dunia” yang satu atau yang lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899, agar jasad renik ditempatkan dalam “dunia” yang terpisah, Protista.
Menurut definisi Heckel, dalam protista tergolong alga, Protozoa, jamur, dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskopik elektron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari tiga kelompok yang lain damal struktur sel. Ke-3 kelompok yang terakhir memiliki tipe struktur sel yang lebih maju, sama dengan sel-sel tumbuhan dan binatang, yang dinamakan eukariotik; kuman-kuman memiliki struktur sel yang lebih primitif, yang dinamakan prokariotik. Istilah protista digunakan sekarang untuk menunjukkan jasad-jasad eukariotik,sedangkan semua kelompok kuman dinamakan secara kolektif sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang memiliki membran inti) terhadap Prokariota (Organisme dimana DNA nya tidak dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplama). Perbedaan lebih lanjut tentang eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif besar dan adanya organela-organela yang terikat pada membran sel, misalnya Mitokondria.
Eukariota dan Prokariota merupakan organisme, karena memiliki seluruh enzim yang diperlukan untuk fungsi replikasi (perbanyakan) dan memiliki perangkat biologi yang penting untuk memproduksi energi metabolik. Oleh karenanya eukariota dan Prokariora berbeda dengan virus yang bergantung pada inang untuk menjalankan fungsi seperti di atas.





1.2 Tujuan Praktikum
1)      Sterilisasi
1.      Praktikum Sterilisasi bertujuan untuk memperkenalkan dan melakukan salah satu cara memcegah pencemaran mikroba terhadap media, sampel dan peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan.
2)      Pengenalan Media
2.      Praktikum pengenalan Media bertujuan untuk memperkenalkan macam-macam media.
3)      Penghitungan bakteri
3.      Praktikum penghitungan Bakteri bertujuan untuk mengetahui dan melakukan proses penghitungan koloni bakteri.
4)      Pengenalan Dunia Mikroba
4.      Praktikum Pengamatan bakteri bertujuan untuk mengenal berbagai kelompok mikroba berdasarkan bentuk, ukuran, komponen sel, gerak dan alat geraknya.
5)      Kultur Bakteri
5.      Praktikum Kultur bakteri bertujuan untuk memperkenalkan beberapa macam goresan yang dipergunakan pada kultur bakteri.
6)      Pengecatan Gram
6.      Praktikum pengecatan gram bertujuan untuk memperjalas ukuran morfologi bakteri.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Burdon, 1969).
2.2 Pengenalan Media
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Anonim, 2007)
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium, sodium, besi, magnesium, kalsium dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi katalis enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui membran sel (Jawetz, etc. 2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik adalah media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media tidak mengandung zat-zat penghambat serta media harus steril (anonim, 2007)
Klasifikasi media berasarkan fungsinya yaitu;
1        Enriched media, adalah sejumlah media umum yang kemudian ditambahkan dengan darah, serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang mampu memacu pertumbuhan bakteri patogen.
2        media selektif, yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
3        media diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat membedakan tipe mikrooraganisme.
4        Media Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian antibiotika, asam amino dan vitamin.
5        media Khusus yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakam perubahan-perubahan tertentu.
6        media untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi (Anonim, 2007).
2.3  Perhitungan Bakteri
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan makanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil pemeriksaan.



Metode perhitungan itu adalah:
1.      metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme
2.      Angka lempengan total,
3.      pengenceran, Most Probable Number (MPN),
4.      aktifitas metabolik.
5.      Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per milimeter (Pelczar, etc. 1958).
2.4 Pengenalan Dunia Mikroba
Ketika manusia tekun mempelajari lensa optik dan menggunakannya untuk mengamati benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, mereka membawa sebuah sejumlah dunia baru kedalam pandangan-sebuah dunia dari tumbuhan dan binatang yang sangat kecil yang terdiri dari miliaran dari mereka yang dapat ditemukan pada setetes air atau susu dan ribuan dari mereka dapat menunjukan pada kepala dari sebuah titik. Ini adalah dunia dari menit tapi mahluk yang sangat kuat. Organisme ini, tidak dapat dilihat tanpa bantuan dari kekuatan mikroskop, dapat membuat manusia menjadi sakit dan bahan yang kuat menjadi lemah; mereka dapat membuat makanan tidak terjaga dan tidak enak: mereka dapat menghancurkan bangunan, tenda membusuk, dan kecelakaan pesawat. Beberapa dari mereka di memproduksi obat dan konsentrat yang efeknya sangat berbahaya dari ancaman mikroba; beberapa yang dimasukkan dalam jus dari anggur ke dalam wine dan apel manis sari buah apek ke dalam cuka; yang lain, menukar kanji dan gula ke dalam buah dan butir padi ke alkohol. Beberapa mikroba dibuat dari kulit yang kuat, lunak dan sangat lunak; lainnya ”obat” tembakau dan asinan/acar, kraut, dan makanan lainnya karakteristik mereka rasa dan tekstur. Meskipun daftar prodek penting penyebab dari aktivitas mereka yang panjang dan mengejutkan, tak seorangpun memperkirakan sampai seratus tahun yang lalu berapa banyak dan berapa banyak jalan efek mikroorganisme pada kehidupan kita (Pelgzar, etc. 1958).
Pada Saccharomycetaceae atau ragi yang sejati tidak ada miselium.Ragi untuk membuat roti atau bir adalah galur-galur fisiologi dari Saccharomyces cereviseae.Sel-sel kuntum haploid dapat meleburkan diri.Kariogmi langsung dapat dilanjutkan dengan meiosis atau pembentukan empat buah askospora.Tetapi dapat juga sel-sel diploid memperbanyak diri dengan berkuntum (Hans,1994).
2.5 Kultur Mikroba
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium yang berhubungan dengan mengkultur. Spesies yang berbeda dari pertumbuhan bakteri pada media beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk pengenalan tipe yang pasti dari bakeri dan dapat uga disediakan sebagai bantuan dalam mengidentifikasi spesies. Bagaimanapun bakteri harus didapatkan sebuah dari kultur murni sebelum ciri khas kultur atau pada tempat lain dari sebuah spesies yang dapat ditentukan (Pelgzar, 1958).
Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, morfologi dan sifat fisiologinya, masing-masing mikroba tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies atau satu galur mikroba, dengan cara menggoreskan kultur ke medium padat. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu;
1.      Goresan Langsung
2.      Goresan kuadran
3.      Goresan radian.
Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarnya, warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan (Anonim, 2007)
Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan seluruh elemen dalam bahan-bahan organiknya dan komlpemen ion-ion yang dibutuhkan untuk energi dan katalisis. Disamping itu harus ada sumber energi untuk memantapkan proton motive force dan untuk memungkinkan sintesis makromolekul. Mikroorganisme sangat beragam kebutuhan nutrisi dan sember energi metabolismenya (Jawetz, etc. 2001).
2.6 Pengecatan Gram
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya komponentertentu di dalam sel (Anonim, 2007)
Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap pewarnaan gram. Pewarnaan gram menjadi penting karena reaksi gram berhubungan dengan sifat morfologi lain dalam bentuk hubungan filogenik. Organisme yang berpotensi gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan pewarnaan gram pada kondisi lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda. Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutann iodine kemudian ditambahkan; semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian diberi alkohol. Sel gram positif akantetap mengikat senyawa kristal violet-iodine, tetap berwarna biru; sel gram negatif warnanya hilang oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya Safranin pewarna merah) ditambahkan, sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna, akan mengambil warna kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru (Jawetz, etc. 2001).



BAB III
ALAT DAN BAHAN
Bahan
susu kotak
larutan cristal violet
larutan iodium
larutan safranin
Alat
            Petridish                                  : 10 buah
            Test tube                                 : 6 buah
            Erlenmeyer                              : 3 buah
            Pipet tetes                               : 3 buah
            Pipet volume                           : 1 buah
            Semprot alcohol                      : 1 buah
            Semprot aquades                     : 1 buah
            Rak tabung reaksi                   : 1 buah
            Jarum oase                               : 1 buah
            Kapas                                      : secukupnya
            Lampu spirtus + korek            : 1 buah.




BAB IV
METODOLOGI PRAKTIKUM

1)      Sterilisasi alat gelas selama 20 menit dengan suhu 121 derajat Celcius.
2)      Pembuatan larutan media tumbuh
v  15 gr agar ditambahkan air sebanyak 500 ml air didlam erlemeyer lalu dipanaskan sampai mengental. Setelah mengental tutup erlemyer dengan kapas.
v  Sediakan 5 tabung reaksi yang berisi 9 ml air murni dan 90 ml air murni di dalam erlemeyer, lalu tabung reaksi ditutupi dengan kapas.
v  Setelah itu semua bahan dimasukkan kedalam autoclab dengan tekanan 120 bat selama 20 menit.
3)      Proses pengenceran
v  90 ml air murni ditambah dengan 10 ml susu kotak sehingga mendapatkasn pengenceran 10-1.
v  9 ml air murni ditambah dengan 1 ml pengennceran 10-1 sehingga mendapatkan pengenceran 10-2 dst
4)      Pembuatan media tumbuh
v  Sediakan Petridis 6 pasang
v  Dalam keadaan steril Masukkan larutan agar kedalam Petridis secukupnya sampai menutupi permukaan Petridis
v  Masukkan larutan 10-1 kedalam Petridis dan seterusnya sampai perlakuan 10-6
v  Semua Petridis dibungkus dengan kertas dengan rapi, lalu masukkan ke incubator selama 48 jam.
5)      Pengamatan menghitung jumlah koloni
v  Hitung jumlah koloni dari masing-masing Petridis
6)      Isolasi dengan metode standar
v  Pilih empat jenis koloni yang berbeda yang terdapat didalam Petridis
Empat jenis koloni tersebut dimurnikan dengan cara metode zigzag dengan Petridis baru
v  Dalam keadaan steril Masukkan larutan agar kedalam Petridis secukupnya sampai menutupi permukaan Petridis, tunggu sampai agar mengental. 
v  Masukkan koloni yang berbeda dengan menggunakan jaru oase dengan cara zigzag.
v   Semua Petridis dibungkus dengan kertas dengan rapi, lalu masukkan ke incubator selama 48 jam.
7)      Isolasi dengan agar miring
v  Sediakan 4 tabung reaksi
v   masukkan larutan agar kedalam tabung reaksi dalam keadaan miring tunggu agar sampai membeku
v  Tutup tabung dengan kapas
v  Lalu lakukan isolasi diruang steril. Masukkan satu koloni pada agar miring dengan menggunakan jarum oase
v  Lalu tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan masukkan lagi kedalam incubator selama 48 jam.
8)      Pengamatan bakteri menggunakan mikroskop
v  Semua alat yang digunakan dalam keadaan steril
v  Ambil bakteri yang tumbuh pada media agar dengan menggunakan jarum oase, sebelumnya teteskan kaca objek 1 tetes dengan akuades lalu bakteri dioleskan kekaca objek sampai rata dengan akuades.
v  Dikeringkan diatas lampu spirtus sampai kering, lalu tetes dengan gram A (cristal violet) biarkan selama 2 menit. Kemudian bersihkan dengan aquades, lalu keringkan.
v  Setelah kering tetesi dengan gram B ( iodium ) biarkan selama 2 menit. Kemudian bersihkan dengan alcohol selam 5 detik lalu bilas lagi dengan aquades. Keringkan kembali.
v  Setelah kering tetesi dengan gram C ( safranin ) biarkan selama 2 menit. Kemudian bersihkan dengan aquades. Keringkan kembali.
v  Amati  dibawah mikroskop.





BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
            Dari hasil praktikum yang dilakukan
No
Pengenceran
Jumlah Koloni
1
10-1
300
2
10-2
50
3
10-3
105
4
10-4
40
5
10-5
240
6
10-6
15

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan metode di atas maka di dapatkan hasilnya adalah sebagai berikut :
Perhitungan Koloni Bakteri (Kelompok 1)
v  Terdapat pada petridish 300 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 300 x 10 =  3000  koloni/gram
v  Terdapat pada petridish 50 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 50 x 102 = 5.000 koloni/gram
v  Terdapat pada petridish 105 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 105 x 103 =  105.000 koloni/gram
v  Terdapat pada petridish 40 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 40 x 104 = 400.000 koloni/gram
v  Terdapat pada petridish 240 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 240 x 105 = 24.000.000 koloni/gram
v  Terdapat pada petridish 15 koloni dari Pengenceran , maka :
 = 15 x 106 = 15.000.000 koloni/gram

Dari pengamatan diperoleh 4 bakteri yang berbeda yaitu :

1)      Streptobacilus gram merah
            Streptobacillus adalah genusaerobik, gram negatif anaerob fakultatif bakteri yang tumbuh dalam budaya sebagai batang dalam rantai. Spesies yang terkait dengan infeksi-S.moniliformisDilaporkankerentanandan terapi-penisilin, eritromisin

2)      Streptococus gram biru
Streptococcusadalah genus dari bakteri Gram-positif bola milik Firmi cutes filum dan kelompok bakteri asam laktat
3)      Diplococus gram merah
 salah satu dari berbagaibolabakteriGram-positif yang terjadi pada pasangan
4)      Bacillus gram biru
Bacillus adalah genus dari Gram positif, bakteri berbentuk batang dan anggota dari filum Firmicutes. Spesies Bacillus dapat aerob obligat atau anaerob fakultatif, dan tes positif untuk enzim katalase
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan. Alat yang digunakan adalah autoclave, caranya: alat-alat dimasukkan kedalam autoclave. Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 20 menit. Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan.
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrient dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. (Pelczar, 2007)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.Mataram.Universitas Mataram Press.
Burdon Ph.B., Sc.M., Ph.D., Kenneth L. & Williams, A.B., Sc.M., Ph.D., Robert P. 1969. Mycrobiology. London, Collier-McMillan Publisher.
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Jakarta, EGC Press.
Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya, Airlangga University Press.
Pelgzar & Reid, 1958. Mycrobiology. Tokyo, McGraw-Hill Company Press.
Pelczar, J Michael, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiolog. Jakarta, Universitas Indonesia Press


0 komentar:

Post a Comment