A. Pendahuluan
Persoalan
isolasi adalah salah satu dari beberapa persoalan yang terpenting dalam teknik
tenaga listrik pada umumnya dan teknik tegangan tinggi pada khususnya, oleh
karena ia menyangkut persoalan pokok bidang teknik dan ekonomi.
Koordinasi
isolasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan
sirkuit listrik di satu pihak dan karakteristik alat-alat pelindungnya di lain
pihak, sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih
secara ekonomis. Koordinasi isolasi dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah
yang diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat listrik karena
tegangan lebih dan membatasi lompatan sehingga tak menimbulkan kerusakan
terhadap alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap
tegangan lebih, yang masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan
tingkat perlindungan impulsnya.
Koordinasi isolasi mempunyai dua tujuan :
1. Perlindungan terhadap peralatan
2. Penghematan (ekonomi)
Oleh
karena perlindungan bertujuan ekonomi pula, maka kedua tujuan tersebut
disatukan menjadi satu tujuan : ekonomi, hal ini berlaku untuk semua masalah
dalam bidang perlindungan. Dalam hal koordinasi isolasi, yang dituju ialah
sebuah sistem tenaga listrik yang bagian-bagiannya, masing-masing dan satu sama
lain, mempunyai daya isolasi yang diatur sedemikian rupa, sehingga dalam setiap
kondisi operasi, kwalitas pelayanan (penyediaan) dicapai dengan biaya seminimum
mungkin. Biaya peralatan yang dimaksud terdiri dari biaya pertama peralatan
(first cost), biaya kerusakan, biaya pelayanan berhenti (outages),biaya
penurunan dan penaikan kwalitas pelayanan.
KARAKTERISTIK KOORDINASI
· Dalam hal kemampuan isolasi untuk menghadapi surja hubung
dan surja petir maka yang berperan adalah kemampuan isolasi terhadap kenaikan
tegangan yang dikenakan padanya.
· Dalam pengoperasian normal isolasi peralatan sistem tenaga
ditentukan sesuai dengan tegangan kerja (kelas tegangan) dimana peralatan itu
beroperasi.
· Pengaman petir dan dan surja hubung memerlukan penetapan
dari level tegangan yang disebut level tegangan shunt, yaitu perangkat pengaman
seperti arrester.
· Batas ketahanan impuls petir yang disebut sebagai Basic
Impulse Level(BIL) adalah ketentuan untuk setiap sistem tegangan nominal dari
berbagai peralatan.
· Semua peralatan dan komponen-komponennya harus mempunyai BIL
di atas level sistem proteksi, sesuai margin. Nilai batas ini biasanya
ditentukan berdasarkan isolasi udara dengan metoda statistik.
· Untuk peralatan yang bukan isolasi seperti trafo isolasi,
batas margin batas margin ditetapkan berdasarkan metoda konvensional.
B. SEJARAH
PERKEMBANGAN
Sebelum perang
dunia ke-1 koordinasi isolasi mendapat perhatian sedikit sekali dan sukar dapat
dilaksanakan karena tidak adanya data pokok yang diperlukan. Sedikit sekali
diketahui mengenai karakteristik petir dan saluran transmisi dan pengaruhnya
pada peralatan tenaga. Lebih kurang lagi pengetahuan para insinyur mengenai
daya isolasi peralatan itu sendiri terhadap petir, dan karakteristik alat-alat
pelindung (terutama arrester petir) serta penerapannya belum benar-benar
dimengerti. Akibatnya ialah bahwa cara mengisolasi adalah cara mencoba-coba
(rule-of-thumb) belaka, sehingga ada bagian-bagian yang isolasinya kurang,
sedangkan ada bagian-bagian yang isolasinya berkelebihan. Di Amerika Serikat
tendensinya pada waktu itu adalah menaikkan isolasi pada jala-jala transmisi
dan mengurangi isolasi peralatan di gardu. Hal ini tentu mengakibatkan banyaknya
lompatan api terjadi pada peralatan tersebut.
Dalam masa tiga puluh tahun sesudah itu
dilakukan penyelidikan dan riset yang menghasilkan :
1.
Penemuan sifat petir pada transmisi dan karakteristiknya
pada waktu mendekati gardu.
2.
Penentuan daya isolasi peralatan, bukan saja peralatan
yang berisolasikan udara, misalnya isolator dan bushing, tetapi juga peralatan
yang lebih sulit dan mahal, seperti trafo, bushing istimewa,dll.
3.
Penemuan tegangan impuls standard
dan cara pengujian trafo untuk menentukan daya impulsnya.
4.
Karakteristik alat-alat pelindung
terutama arrester dari hasil-hasil pengujian di lapangan surja arus petir
(besar dan kecepatannya naik) ditetapkan, tingkat perlindungan arrester
ditentukan dan dipakai dalam koordinasi isolasi.
5.
Dengan ditetapkannya gelombang
impuls standar dan dengan diketemukannya osilograp maka didapatkan data lain
yang diperlukan guna memecahkan persoalan koordinasi isolasi, misalnya
karakteristik volt-waktu dari isolasi dan peralatan, tingkat perlindungan dari
arrester untuk bentuk gelombang yang beraneka ragam, karakteristik impuls dari
udara (isolator, bushing, dsb)
f.
Penentuan
tingkat isolasi impuls dasar (Basic Impulse Insulation Level, disingkat BIL)
yang didefenisikan sebagai “tingkat-tingkat patokan (reference levels)
dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengan gelombang standar.
C. PRINSIP DAN PENGERTIAN DASAR
Rasionalisasi dari pada daya isolasi suatu sistem dan implementasi dari pada
koordinasi isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang di dalam prakteknya
berupa aturan-aturan sebagai berikut :
1. Arrester petir (lightning arrester) dipakai sebagai
alat pelindung pokok.
2.
Tegangan sistem
mempunyai tiga harga :
a) Tegangan nominal, b) Tegangan dasar (rated), dan c) Tegangan
maksimum.
3. Ada dua macam sistem : yang netralnya diisolasikan (isolated
neutral system) dan yang dibumikan secara efektif (effectively grounded
system). Pada kedua sistem ini tegangan-transmisi maksimumnya dapat mencapai
105% dari tegangan dasar.
4. Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah
tegangan maksimum frekuensi rendah (50 c/s) di mana arrester tersebut bekerja
dengan baik. Pada sistem terisolasi, arrester harus mempunyai tegangan dasar
maksimum tidak melebihi tegangan dasar penuh atau arrester 100%. Pada sistem
yang dibumikan, tegangan dasar maksimum dari pada arrester dapat diturunkan
menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum. Cara dan aplikasi khusus
memungkinkan pemakaian arrester 75-80%.
5. Dalam penentuan isolasi trafo, dipakai isolasi yang
dikurangi (reduced insulation), yaitu tingkat isolasi yang lebih rendah dari
pada apa yang telah ditetapkan dalam standar seperti yang terdapat pada
Tabel
6. Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah
karakteristik volt waktu dari isolasi yang harus dilindungi dan karakteristik
pelindung dari arrester. Pada tegangan tinggi sekali (EHV, UHV) ada dua pasang
karakteristik yang perlu diperkatikan, satu untuk surja petir dan satu lagi
untuk surja bubung.
0 komentar:
Post a Comment