Monday, December 2, 2013

THE LAST PASSENGER, PENGALAMAN MENGERIKAN DI ATAS COMMUTER LINE

THE LAST PASSENGER, PENGALAMAN MENGERIKAN DI ATAS COMMUTER LINE
Cek reviewnya

penulis: Rayi Estriyani
Pernah terbayang gak kalau suatu saat ketika kita naik kereta dan ternyata kereta membawa kita ke arah berbeda yang justru membawa kita ke jalur kematian? Ya, hal ini memang sering terjadi pada para penumpang ketika naik taksi seorang diri, dan belum lama ini banyak terjadi kasus penculikan dan pemerkosaan yang menimpa perempuan-perempuan yang naik angkot sendirian. Tapi kereta? Hmm... sama sekali tidak bisa terbayang akan seperti apa jadinya.
Dan mungkin inilah pertama kalinya hal ini terjadi dan malangnya justru menimpa Lewis Shaler (Dougray Scott) dan anaknya, Max, ketika mereka sedang dalam perjalanan menunju salah satu rumah sakit di Tonbridge yang tengah kekurangan dokter dan sangat membutuhkan jasa Lewis. Dalam perjalanannya menggunakan commuter line, Lewis berada satu gerbong dengan beberapa penumpang yang diantaranya adalah wanita cantik bernama Sarah Barwell (Kara Tointon) dan pria yang naik tanpa tiket bernama Jan Klimowski (Iddo Goldberg) yang bertingkah sangat menyebalkan. Ia tidak hanya naik tanpa tiket tetapi juga merokok di dalam kereta. Hal ini membuatnya diusir dalam gerbong dan harus berdiri di antara tautan antar gerbong.
Setelah melewati beberapa stasiun, penumpang semakin berkurang dan hanya menyisakan, Lewis dan anaknya, Sarah, Jan, dua penumpang di kelas satu bernama Peter Carmichael (David Schofield) dan Elaine Middleton (Lindsay Duncan). Lewis, Max dan Sarah tengah tertidur ketika kereta berhenti secara tiba-tiba di antah-berantah. Hentakan keras yang timbul akibat kereta yang melaju cepat secara tiba-tiba mengejutkan Lewis dan membuatnya terbangun. Ia lalu secara tidak sengaja melihat seseorang bertubuh besar merangkak perlahan di rel sebrang. Naluri seorang doketr membuatnya ingin membantu orang tersebut dan memaksa sang masinis untuk menghentikan kereta demi menolong orang tersebut. Tetapi tidak ada tanggapan dari lokomotif tempat masinis berada. Ia justru menemukan sang kondektur tiket tewas di kompartemen yang berada paling dekat dengan lokomotif.
Jan, yang sebelumnya sempat membuat ulah, menjadi pihak yang paling dirugikan. Karena semua orang kini menganggapnya sebagai pelaku. Tetapi Jan bersikeras bahwa ia bukan pelakunya. Sedangkan di satu sisi kereta terus melaju sangat cepat dan sama sekali tidak berhenti di semua stasiun yang dilewatinya. Kecurigaan pun beralih pada sang masinis yang hingga akhir cerita tidak pernah tampak wajahnya.
Rasa takut dan panik serta hasrat untuk menyelamatkan anaknya, membuat lewis menjadi tokoh yang paling bersikeras menghentikan kereta tersebut dan keluar secepat mungkin dari kereta dengan selamat. Hal ini turut memicu penumpang lainnya untuk memberi ide alternatif lainnya bagi Lewis. Serta secara kebetulan, Jan adalah seorang mantan mahasiswa mesin yang sangat mengerti mesin kereta. Mereka pun bekerja bersama-sama dan juga panik bersama-sama untuk bisa menghentikan kereta yang tengah melacu sangat cepat tersebut.
Meskipun tidak ada penjelasan dari sudut pandang sang masinis tentang terjadinya peristiwa tersebut, film ini memiliki alur yang sangat-sangat membuat kita fokus pada cerita dan ikut merasa panik dan penasaran bagaimana akhirnya cerita ini berakhir. Akan ada banyak tindakan dari para tokoh yang membuat kita kesal dan merutuk, tetapi memang begitu kan biasanya film-film thriller?
Film yang dirilis pada 18 Oktober 2013 ini merupakan debut dari sutradara asal Inggris, Omid Nooshin, yang mana ia berhasil dinominasikan dalam ajang penghargaan British Independent Film Awards untuk kategori Douglas Hickox Award For Best Debut Director.