Saturday, February 28, 2015

Permasalahan pasca panen dan pengolahan Karet

Salah satu permasalahan yang ada pada pasca panen dan pengolahan karet adalah  pelaksanaan panen & pasca panen  belum dilakukan dengan baik hingga mengakibatkan mutu  bahan olah karet (bokar) yang dihsilksn rendah.  Kebiasaan pelaksanaan panen dan pasca panen yang kurang baik, seperti memasukkan tatal kayu kedalam mangkuk penampung getah karet, menambahkan serpihan umbi gadung  dan merendam bokar dalam air sebelum dijual dapat menyebabkan meningkatnya kadar kotoran, bertambah banyaknya air yang berda pada bokar, dan berkurangnya kadar karet kering (K3) pada bokar yang diterima di pabrik pengolahan karet.  Kadar kotoran dan K3 merupakan dua parameterr mutu bokar yang  akan menentukan harga bokar yang dibayarkan oleh pabrik.  Rendahnya mutu bokar dari petani menyebabkan para pedagang pengumpul selalu menekan harga bokar yang   dijual oleh petani karet untuk menutupi  kerugian (& potensial kerugian) yang disebabkan oleh perilaku yang kurang baik para petani karet.

Permasalahan yang lain adalah masih terbatasnya sarana & teknologi panen yang ada. Alat sadap (pisau sadap),  mangkup sadap, cincin mangkuk, dan  plastik penutup bidang sadap pada saat hujan masih belum dimiliki secara merata oleh petani karet.  Hal ini menjadi salah satu penyebab petani karet tidak menyadap karet pada saat cuaca kurang baik atau gerimis sekalipun.  Selain itu pengetahuan petani tentang penyadapan masih terbatas.  Sebagian petani karet menyadap karet setiap hari dengan harapan akan mendapatkan hasil getah karet yang maksimal.  Selain itu belum banyak petani karet memelihara tanaman yang telah berproduksi dengan memberikan pemupukan yang cukup.  Keterbatasan sarana panen dan pengetahuan petani dalam kegiatan panen (penyadapan getah) dapat menyebabkan produksi getah tidak optimal, atau menyebabkan bidang sadap cepat habis.

Kelembagan kelompok tani dan gapoktan petani karet belum dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu  bokar yang dihasilkan oleh para petani karet , termasuk diantaranya belum adanaya unit kegiatan pada gapoktan yang berfungsi memfasilitasi transfer teknologi untuk meningkatkan mutu bokar.  Sarana pasca panen seperti hammer mill dan hand mangel yang digunakan untuk mengolah lateks petani menjadi slab tipis atau slab giling yang memiliki mutu dan harga yang lebih baik dari bokar biasa belum dimiliki oleh gapoktan petani karet.  Selain itu, kerjasama dengan instansi terkait untuk mendorong kemitraan  dengan industri, khususnya untuk kepastian harag dan pasar bokar serta upaya peningkatan apresiasi pabrik terhadap peningkatan mutu bokar yang dilakukan oleh petani karet. 

Rounded Rectangle: KARET 






 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 11.         Pohon Industri Karet


           

                                                                                                             








0 komentar:

Post a Comment