BAB I. PENDAHULUAN
Pengindraan,
Rangsangan dan Kesan
Pengujian
organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra
akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang
berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation)
jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan.
Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau
reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan
sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena hasil
penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan
pengukuran.
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain
adalah pengukuran atau penilaian suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut
penilaian atau pengukuran instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran
obyektif hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang
diukur. Demikian pula karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan
memberikan rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra),
maka pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian subyketif atau
penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya
adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah
diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian
sensorik.
Rangsangan yang dapat diindra dapat
bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar,
warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima
rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu
dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf
penerimaan. Mekanisme pengindraan secara
singkat adalah :
1.
Penerimaan
rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
2.
Terjadi
reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia
3.
Perubahan
energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf
4.
Penghantaran
energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau
sumsum belakang.
5.
Terjadi
interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
6.
Hasilnya
berupa kesadaran atau kesan psikologis.
Bagian organ tubuh yang berperan dalam
pengindraan adalah mata, telinga, indra pencicip, indra pembau dan indra
perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indra memberikan kesan atau tanggapan
dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas
daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Jenis kesan adalah kesan spesifik
yang dikenali misalnya rasa manis, asin.. Intensitas kesan adalah kondisi yang
menggambarkan kuat lemahnya suatu rangsangan, misalnya kesan mencicip larutan
gula 15 % dengan larutan gula 35 % memiliki intensitas kesan yang berbeda. Luas
daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indra yang menerima
rangsangan. Misalnya kesan yang ditimbulkan dari mencicip dua tetes larutan
gula memberikan luas daerah kesan yang sangat berbeda dengan kesan yang
dihasilkan karena berkumur larutan gula yang sama. Lama kesan atau kesan
sesudah “after taste”
adalah
bagaimana suatu zat rangsang menimbulkan kesan yang mudah atau tidak mudah
hilang setelah mengindraan dilakukan. Rasa manis memiliki kesan sesudah lebih
rendah / lemah dibandingkan dengan rasa pahit. Rangsangan penyebab timbulnya
kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yang disebut ambang
rangsangan (threshold). Dikenal beberapa ambang rangsangan, yaitu ambang
mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (Recognition
threshold), ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang batas
(terminal threshold). Ambang mutlak adalah jumlah benda rangsang
terkecil yang sudah mulai menimbulkan kesan. Ambang pengenalan sudah mulai
dikenali jenis kesannya, ambang pembedaan perbedaan terkecil yang sudah
dikenali dan ambang batas adalah tingkat rangsangan terbesar yang masih dapat
dibedakan intensitas.
Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan
berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang
diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi ( detection ),
mengenali (recognition), membedakan ( discrimination ),
membandingkan ( scalling ) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka
( hedonik ). Perbedaan kemampuan tersebut tidak begitu jelas pada
panelis. Sangat sulit untuk dinyatakan bahwa satu kemampuan sensori lebih
penting dan lebih sulit untuk dipelajari. Karena untuk setiap jenis sensori
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dari yang paling mudah hingga
sulit atau dari yang paling sederhana sampai yang komplek (rumit).
BAB II. PERSIAPAN UJI
ORGANOLEPTIK
A. Panelis
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan
panel. Dalam penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu
komoditi, panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri dari
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan
kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis.
Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel,
yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih,
panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan
pada keahlian dalam melakukan penilaianorganoleptik.
- Panel
Perseorangan
Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan
kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau
latihan-latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat,
peranan dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode
analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini
adalah kepekaan tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien dan tidak cepat
fatik. Panel perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak
terlalu banyak dan mengenali penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada
seorang.
- Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai
kepekaan tinggi sehingga bias lebih di hindari. Panelis ini mengenal dengan
baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan
dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil berdiskusi
diantara anggota-anggotanya.
- Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai
kepekaan cukup baik. Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan
latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak
terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara bersama.
- Panel Agak
Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
sebelumya dilatih untuk mengetahui sifat-sifat tertentu.. panel agak terlatih
dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu.
Sedangkan data yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya
- Panel Tidak
Terlatih
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang
dapat dipilih berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan
pendidikan. Panel tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai alat organoleptik
yang sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam .
untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari orang dewasa dengan komposisi
panelis pria sama dengan panelis wanita.
- Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang
tergantung pada target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
- Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak
berusia 3-10 tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam
penilaian produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim
dan sebagainya.
Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu
dengan pemberitahuan atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk
diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti
boneka snoopy yang sedang sedih, biasa atau tertawa.
Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh melalui
pengalaman dan latihan yang lama. Dengan keahlian yang diperoleh itu merupakan
bawaan sejak lahir, tetapi untuk mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan
terus-menerus.
B. Seleksi Panelis
Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan, khususnya
jenis panel terlatih perlu dilakukan tahap-tahap seleksi. Syarat umum untuk
menjadi panelis adalah mempunyai perhatian dan minat terhadap pekerjaan ini,
selain itu panelis harus dapat menyadiakan waktu khusus untuk penilaian serta
mempunyai kepekaan yang dibutuhkan.
Pemilihan anggota panel perlu dilakukan untuk suatu grup
panelis yang baru atau unutk mempertahankan anggota dalam grup tersebut.
Tahap-tahap seleksi adalah sebagai berikut :
- Wawancara
Wawancara dapat dilaksanakan dengan tanya jawab atau
kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui latar belakang calon termasuk kondisi
kesehatannya.
- Tahap Penyaringan
Tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui keseriusan,
keterbukaan, kejujuran, dan rasa percaya diri. Selain itu dapat dinilai pula
tingkat kesantaian, kepekaan umum dan khusus serta pengetahuan umum calon
panelis.
- Tahap Pemilihan
Pada tahap ini dilakukan beberapa uji sensorik untuk
mengetahui kemampuan seseorang. Dengan uji-uji ini diharapkan dapat terjaring
informasi mengenai kepekaan dan pengetahuan mengenai komoditi bahan yang
diujikan. Metoda yang digunakan dalam pemilihan panelis ini dapat berdasarkan
intuisi dan rasional, namun umumnya dilakukan uji keterandalan panelis melalui
analisis sekuensial dengan uji pesangan, duo-trio dan uji segitiga atau dengan
uji rangsanganyang akan diterangkan lebih lanjut
- Tahap Latihan
Latihan bertujuan untuk pengenalan lebih lanjut
sifat-sifat sensorik suatu komoditi dan meningkatkan kepekaan serta konsistensi
penilaian. Sebelum tahap latihan dimulai, panelis perlu diberikan instruksi
yang jelas mengenai uji yang akan dilakukan dan larangan yang disyaratkan
seperti larangan untuk merokok, minum minuman keras, menggunakan parfum dan
lainnya. Lama dari intensitas latihan sangat tergantung pada jenis analisis dan
jenis komoditi yang diuji.
- Uji Kemampuan
Setelah mendapat latihan yang cukup baik, panelis diuji
kemampuannya terhadap baku atau standar tertentu dan dilakukan berulang-berulang
sehingga kepekaan dan konsistensinya bertambah baik. Setelah melewati kelima
tahap tersebut di atas maka panelis siap menjadi anggota panelis terlatih.
C. Laboratorium
Pengujian
Untuk melakukan uji organoleptik dibutuhkan beberapa ruang yang terdiri dari
bagian persiapan (dapur), ruang pencicip dan ruang tunggu atau ruang diskusi
(gambar 1.1). Bagian dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang lengkap
untuk uji organoleptik serta dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.
Ruang pencicip mempunyai persyaratan yang lebih banyak,
yaitu ruangan yang terisolasi dan kedap suara sehingga dapat dihindarkn
komunikasi antar panelis, suhu ruang yang cukup sejuk (20-25oC)
dengan kelembaban 65-70% dan mempunyai sumber cahaya yang baik dan netral, karena
cahaya dapat mempengaruhi warna komoditi yang diuji.
Ruang isolasi dapat dibuat dengan penyekat oermanen atau
penyekat sementara. Fasilitas pengujian ini sebaiknya dilengkapi dengan
washtafel (gambar 1.2). sedangkan ruang tunggu harus cukup nyaman agar anggota
panel cukup sabar untuk menunggu gilirannya. Apabila akan dilakukan uji
organoleptik maka panelis harus mendapat penjelasan umum atau khusus yang
dilakukan secara lisan atau tertulis dan memperoleh format pernyataan yang
berisi instruksi dan respon yang harus diisinya. Selanjutnya panelis
dipersilakan menempati ruang pencicip untuk kemudian disajikan contoh yang akan
diuji.
![]() |
Gambar 1.1 . Denah
laboratorium organoleptik
D. Persiapan Contoh
Dalam evaluasi sensori, cara penyediaan contoh sangat perlu
mendapat perhatian. Contoh dalam uji harus disajikan sedemikian rupa sehingga
seragam dalam penampilannya. Bila tidak demikian, panelis akan mudah
dipengaruhi penampilan contoh tersebut meskipun itu tidak termasuk kriteria
yang akan diuji.
Penyajian contoh harus memperhatikan estetika dan beberapa
hal lainnya seperti berikut:
1. Suhu
Contoh harus disajikan pada suhu yang seragam, suhu
dimana contoh tersbuut biasa dikonsumsi. Misalkan dalam penyajian contoh sup,
maka contoh tersebut harus disajikan dalam keadaan hangat (40-50oC).
Penyajian conto dengan suhu yang ekstrim, yaitu kondisi dimana suhu contoh
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan kepekaan pencicipan
berkurang. Selain itu suhu yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi
terhadap pengukuran aroma dan flavor.
2. Ukuran
Contoh untuk uji organoleptik juga harus disajikan dengan
ukuran seragam. Untuk contoh padatan dapat disajikan dalam bentuk kubus, segiempat atau
menurut bentuk asli contoh. Selain itu contoh harus disajikan dalam ukuran yang
biasa dikonsumsi, misalnya penyajian 5-15 gram contoh untuk sekali cicip.
Contoh keju cukup disajikan dalam bentuk kubus seberat kurang lebih 1 gram.
Untuk contoh air dapat disajikan contoh berukuran 5-15 ml
dan tergantung pada jenis contohnya. Apabila akan diambil contoh dari kemasan
tertentu, misalkan produk minuman kaleng, perlu dilakukan pencampuran dan
pengadukan contoh dari beberapa kaleng
3. Kode
Penamaan contoh harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
panelis tidak dapat menebak isi contoh tersebut berdasarkan
penamaannya. Untuk pemberian nama biasanya digunakan 3 angkacrab atau 3 huruf
secara acak. Pemberian nama secara berurutan biasanya menimbulkan bias, karena
panelis terbawa untuk meberikan penilaian terbaik untuk contoh yang
bernama/berkode awal ( misal 1 dan A) dan memberikan nilai terendah untuk
contoh yang berkode akhir (misal 3 atau C) pada suatu pemberian nama/kode
sampai 1,2,3 atau A,B,C
4. Jumlah contoh
Pemberian
contoh dalam setiap pengujian sangat tergantung pada jenis uji yang dilakukan.
dalam uji pembedaan akan disajikan jumlah contoh yang lebih sedikit dari uji
penerimaan. selain itu kesulitan factor yang akan diuji juga mempengaruhi
jumlah contoh yang akan disajikan.
Sebagai
contoh, bila akan diuji contoh dengan sifat tertentu sepaerti es krim
(dikonsumsi dalam keadaan beku), maka pemberian contoh untuk setiap pengujian
tidak lebih dari 6 contoh, Karena apabila lebih dari jumlah tersebut produk es
krim sudah meleleh sebelum pengujian. Factor lain yang harus dipertimbangkan
adalah waktu yang disediakan oleh panelis dan tingkat persediaan produk.
Urutan penyajian contoh juga dapat mempengaruhi
penilaian panelis terhadap contoh. dalam uji organoleptik dikenal beberapa
pengaruh pengujian seperti tersebut di bawah ini :
1.
Expectation error
Terjadi karena panelis telah menerima informasi tentang
pengujian. oleh karena itu sebaiknya panel diberikan informasi yang mendetail
tentang pengujian dan sample diberi kode 3 digit agar tidak dapat dikenali oleh
panelis.
2.
Convergen error
Panelis cenderung memberikan penilaian lebih baik atau
lebih buruk apabila didahului pemberian sample yang lebih baik atau lebih
buruk.
3.
Stimulus error
Terjadi karena penampakan sample yang tidak seragam
sehingga panel ragu-ragu dalam memberikan penilaian.
4. Logical error
Mirip dengan stimulus error, dimana panelis memberikan
penilaiannya berdasarkan karakteristik tertentu menurut logikanyaa.
Karakteristik tersebut akan berhubungan dengan karakteristik lainnya.
5. Holo efek
Terjadi karena evaluasi sample dilakukan terhadap lebih
dari 1 (satu) factor sehingga panelis memberikan kesan yang umum dari suatu
produk
6. Efek kontras
Pemberian sample yang berkualitas lebih baik sebelum
sample lainnya mengakibatkan panelis terhadap sample yang berikutnya, sebab
lebih rendah. panelis cenderung memberi mutu rata-rata
7. Motivasi
Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi persepsi
sensorinya. Oleh karena itu penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi)
dengan pengujian akan memberikan hasil yang lebih baik
8.
Sugesti
Respon dari seoarang panelis akan mempengaruhi panelis
lainnya. Oleh karena itu pengujian dilakukan secara individu
9.
Posisi bias
Dalam beberpa uji terutama uji segitiga. Gejala ini
terjadi akibat kecilnya perbedaan antar sampel sehingga panelis cenderung
memilih sampel yang ditengah sebagai sampel paling berbeda.
BAB III.
UJI PEMBEDAAN
UJI
PEMBEDAAN PASANGAN
A.
Pendahuluan
Uji pembedaan pasangan yang juga disebut dengan paired comperation, paired test atau
comparation merupakan uji yang sederhana dan berfungsi untuk menilai ada tidaknya
perbedaan antara dua macam produk. Biasanya produk yang diuji adalah jenis
produk baru kemudian dibandingkan dengan produk terdahulu yang sudah diterima
oleh masyarakat.
Dalam penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai
produk baku sebagai acuan atau hanya membandingkan dua contoh produk yang
diuji. Sifat atau kriteria contoh disajikan tersebut harus jelas dan mudah
untuk dipahami oleh panelis.
B.
Organisasi
Pengujian
Jumlah Panelis : Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 7 – 15 orang
Jumlah contoh dalam setiap
penyajian :Dua contoh atau 1 contoh uji dengan satu contoh baku
C.
Cara
Penyajian Contoh
Contoh disajikan satu per satu atau dua contoh sekaligus
(Gambar 3.1 dan 3.2). Gambar 3.1 menunjukkan contoh pembanding (P) dan contoh
yang diujikan (A), sedangkan pada Gambar 3.2 terlihat dua contoh (A dan B) yang
harus dinilai.
![]() |
P A
: 513
Gambar 3.1. Cara
penyajian contoh dengan pembanding dalam uji Pembedaan Pasangan

A
: 948 B
: 481
Gambar 3.2. Cara penyajian contoh tanpa pembanding dalam
uji Pembedaan Pasangan
Penyajian contoh dengan pembanding atau baku harus
dilakukan penilaian awal terhadap pembanding, sehingga penyajian dilakukan satu
persatu diawali dengan pembanding. Penyajian contoh tanpa menggunakan
pembanding dapat dilakukan sacara acak. Sebagai contoh dapat disajikan sirup
dari dua macam merek dengan bahan baku yang sama.
D.
Cara
Penilaian
Panelis diminta untuk mengisi formulir isian tersebut
dengan memberikan angka 1 (satu) apabila terdapat perbedaan dan angka 0 (nol) bila
tidak terdapat perbedaan kriteria penilaian.
Gambar 3.3. Contoh formulir isian untuk Uji Pembedaan
Pasangan
![]() |
Nama Panelis :
Tanggal
Pengujian :
Jenis Contoh :
Kriteria yang
dinilai :
Intruksi :
Nyatakan apakah contoh yang disajikan sama atau berbeda dengan contoh baku. Bila sama beri tanda 0, sedangkan bila berbeda beri tanda
1.
![]() |
![]() |
E.
Cara
Analisis
Pembedaan pasangan menggunakan 2 (dua) contoh produk,
sehingga peluang setiap bentuk dipilih adalah 0,5. kemudian seluruh penilaian
panelis tersebut ditabulasikan. Penilaian lalu dibandingkan dengan tabel jumlah
terkecil untuk menyatakan suatu contoh melalui metode distribusi binomial.
Pada pengujian sirup, kriteria penilaian yang digunakan
adalah rasa dan kemanisan, dan untuk keripik adalah rasa dan kerenyahan (tabel
3.1).
Tabel 3.1. Data
uji pasangan sirup dan keripik dari 15 orang panelis
Panelis
|
Sirup
|
Keripik
|
||
Rasa
|
Kemanisan
|
Rasa
|
Kerenyahan
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
|
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
|
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
|
Jumlah
|
4
|
12
|
2
|
14
|
Data yang terdapat pada tabel 3.1 kemudian dicocokkan
dengan lampiran 1 atau lamp. 2 untuk mengetahui perbedaan antar contoh yang
diujikan. Dengan menggunakan Lampiran 1dapat diperoleh jumlah terkecil yang
diperlukan untuk menyatakan beda nyata pada kedua contoh tersebut. Untuk jumlah
panelis 15 orang adalah 12 orang pada tingkat 5%, 13 orang pada tingkat 1% dan
14 orang pada tingkat 0,1%. Suatu produk dinyatakan beda dengan pembanding atau
dengan produk lainnya bila jumlah panelis yang menyatakan beda sesuai dengan
jumlah tersebut.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Tidak terdeteksi adanya perbedaan rasa sirup pada tingkat
5%
Kemanisan kedua sirup berbeda nyata pada tingkat 5%
Tidak terdeteksi adanya perbedaan rasa keripik pada
tingkat 5%
Kerenyahan kedua jenis keripik berbeda nyata pada tingkat
1%
UJI
PEMBEDAAN SEGITIGA
A.
Pendahuluan
Uji pembedaan segitiga atau disebut juga triangle test
merupakan uji untuk mendeteksi perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih
peka dibandingkan dengan Uji Pasangan. Dalam Uji Segitiga disajikan 3 contoh
sekaligus dan tidak dikenal adanya contoh pembanding atau contoh baku.
Penyajian contoh dalam uji segitiga sedapat mungkin harus dibuat seragam agar
tidak terdapat kesalahan atau bias karena pengaruh penyajian contoh.
B.
Organisasi
Pengujian
Jumlah Panelis
Agak Terlatih :
15 – 25 orang
Terlatih : 5 – 15 orang
Jumlah contoh dalam setiap
penyajian : Tiga Contoh
C.
Cara
Penyajian Contoh
Dalam uji segitiga ini disajikan 3 buah contoh sekaligus
secara acak. Satu dari ketiga contoh tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya
(Gambar 3.4). Contoh A adalah contoh yang berbeda dengan dua contoh B. Kode
diberikan secara acak pada ke 3 contoh tersebut. Sebagai contoh dapat disajikan
3 jenis susu sapi pasturisasi dari 3 merek yang berbeda.
![]() |
B : 893 A
: 763 B : 487
Gambar
3.4. Cara penyajian contoh dalam Uji Segitiga
D.
CaraPenilaian
Panelis diminta untuk menilai atau mencari contoh yang
berbeda diantara ketiga contoh tersebut. Panelis harus menunjukkan satu contoh
yang berbeda dengan menuliskan angka 1 dan apabila contoh sama dituliskan angka
0. Hasil penilaiannya dituliskan dalam formulir isian seperti contoh pada
gambar 3.5.

Nama Panelis :
Tanggal
Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi : Nyatakan salah
satu contoh yang berbeda diantara ketiga
contoh ini dan beri tanda 1.
Kode
|
Kriteria Penilaian
|
||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|
876
|
|
|
|
745
|
|
|
|
269
|
|
|
|
Gambar 3.5. Contoh
formulir isian untuk Uji Segitiga
E.
Cara
Analisis
Karena pada Uji Segitiga disajikan 3 contoh, peluang
panelis menilai benar adalah 1/3. Hasil penilaian panelis ditabelkan dan
dianalisis dengan distribusi binomial atau tabel statistik seperti contoh
berikut.
Tabel 3.2. Data Uji
Segitiga dari 10 orang panelis
Panelis
|
Susu
|
||||||||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|||||||
893
|
763
|
487
|
893
|
763
|
487
|
893
|
763
|
487
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
|
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
|
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
|
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
|
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
|
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
|
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
|
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
|
Jumlah
|
1
|
7
|
2
|
2
|
5
|
3
|
0
|
6
|
4
|
Dari tabel 3.2 dengan menggunakan tabel pada lampiran 2,
maka untuk sepuluh orang panelis masing-masing diperlukan pendapat dari 7, 8, 9
orang pada tingkat 5, 1, 0,1% untuk menunjukkan adanya perbedaan. Dari hasil
analisis dapat diambil kesimpulan :
Untuk kriteria warna susu, susu A dn susu B berbeda nyata
pada tingkat 5%.
Untuk kriteria kehalusan dan rasa, panelis tidak dapat menyatakan
adanya perbedaan yang nyata karena jumlah panelis yang menjawab dengan tepat
contoh yang berbeda belum memenuhi jumlah yang ditetapkan.
UJI
PEMBEDAAN DUO-TRIO
A.
Pendahuluan
Seperti halnya Uji Segitiga, Uji ini dapat digunakan
untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif
lebih mudah karena adanya contoh baku dalam pengujian. Biasanya Uji Duo-trio
digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai
keseragaman mutu bahan.
B.
Organisasi
Pengujian
Jumlah Panelis :
Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih :
5 – 15 orang
Jumlah contoh setiap pengujian
: Dua contoh dengan 1 contoh baku
C.
Cara
Penyajian Contoh
Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh
tersebut berasal dari jenis contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain
berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga contoh tersebut dapat diberikan secara
bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai.
Cara penyajian contoh dapat dilihat pada gambar 3.6.

A/P : 810 A
: 521 B : 307
gambar
3.6. Cara penyajian contoh dalam Uji Duo Trio
D.
Cara
Penilaian
Pada Uji Duo-trio panelis diminta untuk mengenali contoh
yang berbeda atau contoh yang sama dengan contoh baku. Panelis harus mengenal
contoh baku terlebih dahulu dan kemudian memilih salah satu dari dua contoh
yang lain yang sama dengan contoh baku dan ditandai dengan angka 0. Peluang
untuk memilih benar adalah 0,5. Respon panelis dituliskan dlm formulir seperti
pada gambar

Tanggal
Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi : Nyatakan salah
satu contoh yang berbeda diantara ketiga
contoh ini dan beri tanda 1.
Kode
|
Kriteria Penilaian
|
||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
|
307
|
|
|
|
521
|
|
|
|
Gambar 3.7. Contoh
formulir isian untuk Uji Duo Trio
E.
Cara
Analisis
Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan
distribusi binomial atau dengan dibandingkan dengan tabel statistik (lampiran
1)
Tabel 3.2. Data Uji
Duo-trio dari 10 orang panelis
Panelis
|
Susu
|
|||||
Warna
|
Kehalusan
|
Rasa
|
||||
521
|
307
|
521
|
307
|
521
|
307
|
|
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
|
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
|
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
|
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
|
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
|
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
|
Jumlah
|
7
|
3
|
9
|
1
|
5
|
5
|
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa kriteria warna, kehalusan
dan rasa susu, panelis yang menilai dengan benar adalah 7, 9, dan 5 orang.
Sedangkan menurut tabel Lampiran 1, dengan 10 orang panelis jumlah terkecil
untuk menyatakan beda nyata adlah 9 dan 10 masing-masing pada tingkat 5 dan 1
%.
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kriteria
warna dan rasa antara susu A dan susu B belum dapat dikatakan memiliki mutu
yang berbeda karena jumlah panelis menyatakan sama masih dibawah persyaratan
yang diminta sedangkan untuk kriteria kehalusan ternyata antara susu A dan susu
B terdapat perbedaan pada tingkat 5%
BAB IV. UJI KESUKAAN
A. Uji Kesukaan (Uji
Hedonik)
Uji kesukaan juga
disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan
senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka
“ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka,
agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala
hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai
netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor
dislike ).
Skala hedonik
dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang ikehendakinya. Skala hedonik dapat juga
diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan
data numeric ini dapat dilakukan analisis secara statistik. Penggunaan skala
hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga
uji hedonic sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap
komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk
menilai produk akhir.
Organisasi
Pengujian
Jumlah Panelis, Agak
Terlatih : 20 – 25 Orang
Tidak
Terlatih : 80 Orang keatas
Jumlah contoh setiap penyajian
- Contoh yang sulit dinilai : 1 – 6 contoh
- Contoh yang mudah dinilai : 1 – 12 contoh
Cara
Penyajian Contoh
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam
memberikan penilaian panelis tidak mengulang-ulang penilaian atau
membanding-mbandingkan contoh yang disajikan. Sehingga untuk satu panelis yang
tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu per satu hingga panelis tidak
akan membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Sebagai contoh dapat
disajikan 3 jenis teh kotak dari 3 macam merek. Cara penyajian contoh dapat
dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini.

815 558 394
Gambar 4.1. Cara
penyajian contoh Uji Hedonik satu persatu

![]() |
![]() |
![]() |
815 558 394

![]() |
B. Uji mutu hedonik
Berbeda dengan uji
kesukaan uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan menyatakan
kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik – buruk ini disebut kesan mutu
hedonik. Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu hedonik kedalam uji
hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar kesan suka atau
tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan
bersifat spesifik seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi,
renyah, liat untuk mentimun. Rentangan
skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek. Skala hedonik
pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala
juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas
antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan
dapat ditransformasi dalam skalanumerik dan selanjutnya dapat dianalisis
statistik untuk interprestasinya
Statistika Pengolahan data
pengujian organoleptik
Statistika
pengelohan data dan laporan pengujian yang penting antara lain adalah
penyusunan data atau penataan data sampai dengan diperoleh tentang jenis data
frekuensi data. Tampilan data dalam bentuk tabel, grafik atau diagram perlu
untuk meningkatkan kualitas informasi. Selanjutnya adalah tahapan pengolahan
data yang meliputi analisis pemusatan dan penyebaran data. Pengolahan data
suatu pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai:
- Nilai rata-rata
atau nilai tengah pengujian
- Keragaman dari
nilai pengujian
- Simpangan baku
dari nilai-nilai pengujian
Cara pengolahan
data yang sering digunakan adalah dengan menggunakan analisis keragaman
/analisis peragam ( Analisys of varian atau ANOVA). Berikut disajikan sebuah
data hasil pengujian organoleptik yang dihimpun dari hasil pengindraan 15 orang
panelis yang diberi tugas untuk menilai kesuakaannya terhadap sejumlah contoh.
Dalam uji ini panelis diminta untuk menentukan tingkat kesukaannya terhadap
rasa manis dari 5 contoh manisan nata de coco dengan keriteria penilaian kesan
sebagai berikut:
Nilai 3 jika kurang
manis ( kurang /tidak suka)
Nilai 5 jika
cukup manis ( agak suka)
Nilai 7 jika
manis (suka)
Nilai 9 jika
sangat manis ( sangat suka)
Data hasil pengujian ditampilkan dalam
tabel analisis sebagai berikut:

Nilai numerik organoleptik:
3 = tidak suka
5 = agak suka
7 = suka
9 = sangat suka
kuantitasi nilai pada parameter
organoleptik pada hasil uji, dapat disusun sesuai kesepakatan yang dihasilkan
antara panelis dengan penguji, dilakukan pada waktu pertemuan atau riefing.
Analisis sidik ragam (
Analysis of Variance ) adalah analisis yang
paling umum digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif.
Faktor
koreksi = Fk = Jkt/ (n1 x n2) =
Jk
Contoh = (JKT /n1) – Fk =
Jk Panelis = Jk Panelis= (JKT/n2)- Fk =
Total Jk = JKT– Fk
db
contoh = n2 -1 =
db
Panelis = n1 -1 =
db
Kesalahan = db Total – ( db n1 + db n2 ) =
db
Total = (n1 x n2 ) – 1 =
Jk
Kesalahan = Total Jk – (Jk Contoh + Jk panelis) =
Kuadrat
tengah Contoh = KT Contoh = JK contoh / db contoh
Kuadrat
tengah Panelis = KT Panbelis = JK Panelis / db Panelis
KT Kesalahan (galat) = Jk Kesalahan / db Kesalahan
F Hitung Panelis = KT Contoh / KT panelis
![]() |
Kesimpulan jika Harga F hitung lebih besar dari pada F
tabel, berarti di antara kadar gula manisan nata contoh, terdapat perbedaan yang
berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap penerimaan konsumen (panelis).
Jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel berarti yang sebaliknya.
Example : Panelis
akan menguji warna dari tiga jenis sirup dan responnya dituliska pada formulir
seperti pada gambar
![]() |
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi : Berikan
penilaian terhadap warna contoh yang disajikan dan alasan singkat terhadap
penilaian tersebut
Penilaian
|
Kode Bahan
|
||
815
|
558
|
384
|
|
Amat sangat baik
|
|
|
|
Sangat baik
|
|
|
|
Baik
|
|
|
|
Sedang
|
|
|
|
Jelek
|
|
|
|
Sangat jelek
|
|
|
|
Catatan : 815 :
558 :
384 :
Cara Analisis :
Hal yang harus dilakukan
terhadap penilaian panelis tersebut adalah mengkonversikan hasil uji dalam
suatu skala numerik. Misalnya untuk warna sirup yang amat sangat baik diberi
nilai 6 dan nilai 1 diberikan untuk warna sirup yang sangat jelek. Maka hasil
pengujian tersebut dapat ditabulasikan seperti pada Tabel berikut
Panelis
|
815
|
558
|
394
|
Total
|
P1
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P2
|
4
|
6
|
4
|
14
|
P3
|
3
|
2
|
3
|
8
|
P4
|
1
|
4
|
2
|
7
|
P5
|
2
|
4
|
2
|
8
|
P6
|
1
|
3
|
3
|
7
|
P7
|
2
|
6
|
4
|
12
|
P8
|
2
|
6
|
2
|
10
|
Jumlah
|
18
|
33
|
23
|
74
|
FK =
= 228,17

JK Contoh =
- 228,17

=
14,58
JK Panelis =
- 228,17

JK Total = 32 + 42
+ 32 + ... + 22 – 228,17
= 47,83
Daftar sidik
ragam contoh sirup
Sumber keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Contoh
|
2
|
14,58
|
7,29
|
3,36
|
3,74
|
6,51
|
Panelis
|
7
|
15,16
|
2,17
|
|||
Galat/Kesalahan
|
14
|
18,09
|
|
|||
Total
|
23
|
47,83
|
|
|
|
Kesimpulan :
F Hitung < F
Tabel 5% Ã Tidak ada Beda nyata
F Hitung < F
Tabel 1% Ã Tidak ada beda nyata antar contoh pada tingkat 1%
Lampiran 1.
Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada Uji Pasangan, Uji Duo Trio,
Uji Pembanding Jamak dan Uji Rangsangan Tunggal.
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata
tingkat
|
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata
tingkat
|
||||
5%
|
1%
|
0,1%
|
5%
|
1%
|
0,1%
|
||
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
|
6
7
8
8
9
10
10
11
12
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
18
19
20
20
21
21
22
23
23
24
24
|
8
9
10
11
11
12
13
13
14
15
15
16
17
17
18
19
19
20
20
21
22
22
23
24
24
25
25
26
|
11
12
13
14
14
15
16
17
17
18
19
19
20
21
21
22
23
23
24
25
25
26
27
27
28
|
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
92
94
96
98
100
|
25
25
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
3
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
56
57
59
60
61
|
27
27
28
28
29
30
30
31
31
32
33
33
34
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
46
47
59
60
62
63
64
|
29
29
30
31
31
32
32
33
34
34
35
36
36
37
37
39
40
41
42
44
45
46
47
48
50
63
64
65
66
67
|
Lampiran 2.
Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada Uji Segitiga
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata
tingkat
|
Jumlah Penguji
|
Jumlah terkecil untuk beda nyata
tingkat
|
||||
5%
|
1%
|
0,1%
|
5%
|
1%
|
0,1%
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
|
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
9
10
10
11
11
12
12
12
13
13
14
14
15
15
15
16
16
|
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
13
13
13
14
14
15
15
15
16
16
17
17
18
18
|
7
8
8
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
|
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
72
74
76
78
80
|
17
17
17
18
18
19
19
19
20
20
21
21
21
22
22
22
23
23
24
25
26
26
27
28
29
29
30
32
32
33
34
35
|
18
19
19
20
20
21
21
21
22
22
23
23
24
24
24
25
25
26
26
27
28
29
30
30
31
32
33
34
35
36
37
38
|
21
21
22
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
27
28
28
29
30
31
32
33
33
34
35
36
38
39
39
40
41
|
Lampiran 3. Harga
nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata pada tingkat 1%
db penyebut
|
db pembilang
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
12
|
15
|
20
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
|
4052
98.50
34.12
21.20
16.26
13.75
12.25
11.26
10.56
10.04
9.65
9.33
9.07
8.86
8.68
8.53
8.40
8.29
8.18
8.16
8.02
7.95
7.88
7.82
7.77
7.72
7.68
7.64
7.60
7.56
7.31
|
4999.5
99.00
80.82
18.00
13.27
10.92
9.55
8.65
8.02
7.56
7.21
6.93
6.70
6.51
6.36
6.23
6.11
6.01
5.93
5.85
5.78
5.72
5.66
5.61
5.57
5.53
5.49
5.45
5.42
5.39
5.18
|
5403
99.17
29.46
16.69
12.06
9.78
8.45
7.59
6.00
6.55
6.22
5.95
5.74
5.56
5.42
5.20
5.18
5.09
5.01
4.94
4.87
4.82
4.76
4.72
4.68
4.64
4.60
4.57
4.54
4.51
4.31
|
5625
99.25
23.71
15.98
11.39
9.15
7.85
7.01
6.42
5.99
5.67
5.41
5.21
5.04
4.89
4.77
4.67
4.58
4.50
4.43
4.37
4.31
4.26
4.22
4.18
4.14
4.11
4.07
4.04
4.02
3.83
|
5764
99.30
28.24
15.52
10.97
8.75
7.46
6.63
6.06
5.64
5.32
5.06
4.86
4.69
4.56
4.44
4.34
4.25
4.17
4.10
4.04
3.99
3.94
3.90
3.85
3.82
3.78
3.75
3.73
3.70
3.51
|
5859
99.33
27.91
15.21
10.67
8.47
4.19
6.37
5.80
5.39
5.07
4.82
4.62
4.46
4.32
4.20
4.10
4.01
3.94
3.87
3.81
3.76
3.71
3.67
3.63
3.59
3.56
3.53
3.50
3.47
3.29
|
5928
99.36
27.67
14.98
10.46
8.26
6.99
6.18
5.61
5.20
4.89
4.64
4.44
4.28
4.14
4.03
3.93
3.84
3.77
3.70
3.64
3.59
3.54
3.50
3.46
3.42
3.39
3.36
3.33
3.30
3.12
|
5982
99.37
27.49
14.80
10.29
8.10
6.84
6.03
5.47
5.06
4.74
4.50
4.30
4.14
4.00
3.89
3.79
3.71
3.63
3.56
3.51
3.45
3.41
3.36
3.32
3.29
3.26
3.23
3.20
3.17
2.99
|
6022
99.39
27.35
14.66
10.16
7.98
6.72
5.91
5.35
4.94
4.63
4.39
4.19
4.03
3.89
3.78
3.68
3.60
3.52
3.46
3.40
3.35
3.30
3.26
3.22
3.18
3.15
3.12
3.09
3.07
2.89
|
6056
99.40
27.23
14.55
10.05
7.76
6.62
5.81
5.26
4.85
4.54
4.30
4.10
3.94
3.80
3.69
3.59
3.51
3.43
3.37
3.31
3.26
3.21
3.17
3.13
3.09
3.06
3.03
3.00
2.98
2.80
|
6106
99.42
27.05
14.37
9.89
7.72
6.47
5.67
5.11
4.71
4.40
4.16
3.96
3.80
3.67
3.55
3.46
3.37
3.30
3.23
3.17
3.12
3.07
3.03
2.99
2.96
2.93
2.90
2.87
2.84
2.66
|
6157
99.43
26.87
14.20
9.72
7.56
6.31
5.52
4.96
4.56
4.25
4.01
3.82
3.66
3.52
3.41
3.31
3.23
3.15
3.09
3.03
2.98
2.93
2.89
2.85
2.61
2.78
2.75
2.73
2.70
2.52
|
6209
99.45
26.69
14.02
9.55
7.40
6.16
5.36
4.81
4.41
4.10
3.86
3.66
3.51
3.37
3.26
3.16
3.08
3.00
2.94
2.88
2.83
2.78
2.74
2.70
2.66
2.63
2.60
2.57
2.55
2.37
|
|
Lampiran
4. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata pada tingkat 5%
db penyebut
|
db pembilang
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
12
|
15
|
20
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
|
161.40
18.51
10.13
7.71
6.61
5.99
5.59
5.32
5.12
4.96
4.84
4.75
4.67
4.60
4.54
4.49
4.45
4.41
4.38
4.35
4.32
4.30
4.28
4.26
4.24
4.23
4.21
4.20
4.18
4.17
4.08
|
199.50
19.00
9.55
6.95
5.79
5.14
4.74
4.46
4.26
4.10
3.98
3.89
3.81
3.74
3.68
3.63
3.59
3.55
3.52
3.49
3.47
3.44
3.42
3.40
3.39
3.37
3.35
3.34
3.33
3.32
3.23
|
215.70
19.16
9.28
6.59
5.41
4.76
4.35
4.07
3.83
3.71
3.59
3.49
3.41
3.34
3.29
3.24
3.20
3.16
3.13
3.10
3.07
3.05
3.03
3.01
2.99
2.98
2.96
2.95
2.93
2.92
2.84
|
224.60
19.25
9.12
6.39
5.19
4.53
4.12
3.84
3.63
3.48
3.36
3.26
3.18
3.11
3.06
3.01
2.96
2.93
2.90
2.87
2.84
2.82
2.80
2.78
2.76
2.74
2.73
2.71
2.70
2.69
2.61
|
230.20
19.30
9.01
6.26
5.05
4.39
3.97
3.69
3.48
3.33
3.20
3.11
3.03
2.96
2.90
2.85
2.81
2.77
2.74
2.71
2.68
2.66
2.64
2.62
2.60
2.59
2.57
2.56
2.55
2.53
2.45
|
234.00
19.33
8.94
6.18
4.95
4.28
3.87
3.58
3.37
3.22
3.09
3.00
2.92
2.85
2.79
2.74
2.70
2.66
2.63
2.60
2.57
2.55
2.53
2.51
2.49
2.47
2.46
2.45
2.43
2.42
2.34
|
236.80
19.35
8.89
6.09
4.88
4.21
3.79
3.50
3.29
3.14
3.01
2.91
2.83
2.76
2.71
2.66
2.61
2.58
2.54
2.51
2.49
2.46
2.44
2.42
2.40
2.39
2.37
2.36
2.35
2.33
2.25
|
238.90
19.37
8.85
6.04
4.82
4.15
3.73
3.44
3.23
3.07
3.95
2.85
2.77
2.70
2.64
2.59
2.55
2.51
2.48
2.45
2.42
2.40
2.37
2.36
2.34
2.32
2.31
2.29
2.28
2.27
2.18
|
240.50
19.38
8.81
6.00
4.77
4.10
3.68
3.39
3.18
3.02
2.90
2.80
2.71
2.65
2.59
2.54
2.49
2.46
2.42
2.39
2.37
2.34
2.32
2.30
2.28
2.27
2.25
2.24
2.22
2.21
2.12
|
241.90
19.40
8.79
5.96
4.74
4.06
4.64
3.35
3.14
2.98
2.85
2.75
2.67
2.60
2.54
2.49
2.45
2.41
2.38
2.35
2.32
2.30
2.27
2.25
2.24
2.22
2.20
2.19
2.18
2.16
2.08
|
243.90
19.41
8.74
5.91
4.68
4.00
3.57
3.28
3.03
2.91
2.79
2.69
2.60
2.53
2.48
2.42
2.38
2.34
2.31
2.28
2.25
2.23
2.20
2.18
2.16
2.15
2.13
2.12
2.10
2.09
2.00
|
245.90
19.43
8.70
5.86
4.62
3.94
3.51
3.22
3.01
2.85
2.72
2.62
2.53
2.46
2.40
2.35
2.31
2.27
2.23
2.20
2.18
2.15
2.13
2.11
2.09
2.07
2.06
2.04
2.03
2.01
1.92
|
248.10
19.45
8.66
5.80
4.68
3.87
3.44
3.15
2.94
2.77
2.65
2.54
2.46
2.39
2.33
2.28
2.23
2.19
2.16
2.12
2.10
2.07
2.05
2.03
2.01
1.99
1.97
1.95
1.94
1.93
1.84
|
0 komentar:
Post a Comment