LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
NAMA : ANDRI NOPRIANDIS
NPM : E1G010038
PRODI : TIP
KELOMPOK : II
HARI / JAM :
SENIN / 14.00 s.d 16.00
TANGGAL : 21 DESEMBER 2006
KO-ASS :- EKA HUMAIROH
-
ERNI SUSTRIANTI
DOSEN : Dra. DEVI SILSIA, M.Si
OBJEK PRAK : TERMOKIMIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
I. Tujuan Praktikum
1. Mengukur kalor reaksi dengan alat
yang sederhana
2.
Menghitung kalor pelarutan secara langsung
3.
Mengumpulkan dan menganalisis data termokimia
II. Pendahuluan
Karena satuan standar energi panas
telah digunakan kalori selama bertahun-tahun, alat yang digunakan untuk
mengukur perubahan kalor selama reaksi kimia adalah Kalorimeter. Teknik untuk penggunaannya dikembangkan oleh Lavoisier
dan ahli kimia lama lainnnya dan telah diperbaiki sehingga dewasa ini
berkecermatan tinggi, dalam laboratorium seperti Biro Standar Nasional ( USA )
(
Keenan, 1984 )
Terdapat
banyak jenis kalorimeter yang dapat digunakan secara efisien olh seorang ahli
termokimia. Dalam suatu kalorimeter jenis pembakaran reaksi berlangsung dalam
bilik reaksi yang dibenamkan dalam air yang kuantitasnya diketahui dengan
penimbangan, dalam suatu bejana yang terisolasi. Satu cara untuk mengawali
reaksi dalam bilik yang tertutup rapat ini adalah dengan memanasi suatu
kumparan kawat yang tak bereaksi, dengan mengalirkan kelistrikan. Jika reaksi
itu diduga bersifat sangat eksoterm, bilik ( yang disebut bom ) dibuat dari baja berat agar tahan terhadap tekanan yang
dihasilkan oleh gas-gas yang ada.
(
Keenan, 1984 )
Banyaknya
kalor yang dibebaskan atau diserap, diperoleh dengan menaruh suatu kuantitas
yang ditimbang ( dari ) pereaksi-pereaksi dalam wadah, membiarkan reaksi
berlangsung, dan kemudian mencatat perubahan temperatur dalam air disekitarnya.
Dari bobot bahan-bahan yang terlibat ( air, hasil reaksi,dan kalorimeter ),
perubahan temperaturnya, kapasitas panas mereka, maka banyaknya perunahan kalor
selama reksi dapat dihitung.
(
Kennan, 1984 )
Tiap
zat dianggap mempunyai suatu entalpi
tertentu, atau isi kalor, pada kondisi yang ditetapkan. Perubahan entalpi,
H dalam reaksi apa saja adalah perubahan kalor bila reaksi
berlangsung pada tekanan konstan. Entalpi
pembentukan Standar suatu zat adalah perubahan entalpi untuk reaksi dengan
mana zat itu terbentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar. Entalpi
pembentukan standar dapat digunakan untuk menghitung entalpi reaksi standar,
dan kebalikannya, dengan menerapkan Hukum Hess.

(
Keenan, 1984 )
Adapun
rumus yang dapat digunakan untuk menghitung nilai
H suatu zat, NaOH misalnya, dapat dicari dengan :

![]() ![]()
QNaOH = - ( maquades
x Caquades x
![]() ![]() |
Dengan
:
Q
= kalor untuk x gram zat
m
= massa zat ( gram )
C
= Kapasitas panas


(
Penuntun Praktikum, 2006 )
III. Alat
dan Bahan










IV. Cara
Kerja
1. Menentukan tetapan kalorimeter
1.
Ukur 40 ml aquades dengan gelas ukur
2.
Tuangkan ke dalam kalorimeter
3.
Tutuplah kalorimeter yang sudah dilengkapi dengan termometer
dan alat pengaduk catat suhu (Td) .
4.
Ukur lagi 40 ml aquades dengan gelas ukur
5.
Tuangkan ke dalam gelas piala kering dan panaskan sampai suhu
60-70o C
6.
Ukur suhu air panas dengan tepat (Tp) dengan termometer.
7.
Dengan hati-hati dan cepat, pindhkan cairan No.6 ke dalam
kalorimeter (No.3) dan tutup kembali. Catat suhu setiap 30 detik sambil diaduk
8.
Suhu larutan akan segera mencapai maksimum, lalu
perlahan-lahan turun. Bila mulai turun catatlah suhu setiap 30 detik sampai
tidak ada lagi perubahan suhu.
2. Menentukan
H

1.
Untuk percobaan ini anda dapat menggunakan NaOH dan NH4NO3
2.
Keringkan kalorimeter
3.
Ukur 35 ml aquades dengan gelas ukur dan masukkan ke dalam
kalorimeter dan catat suhunya dengan termometer ( suhu awal )
4.
Timbang
5 gram NaOH dan
tambahkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk, catat perubahan suhu tiap 30
detik sampai tidak ada perubahan suhu lagi ( suhu tertinggi dan suhu terendah =
suhu akhir )

5.
Ulangi percobaan ini dengan bahan yang lain.
6.
Hitung kalor pelarutan untuk
5 gram zat dan 1 mol
zat

VI. Pembahasan
Untuk percobaan penentuan tetapan
kalorimeter, digunakan air suling dingin bersuhu awal
30o C dan
kemudian dicampur dengan air suling yang telah dipanaskan kira-kira mencapai
suhu antara 60-70o C. Setelah dicampur di dalam erlenmeyer dan
segera dihitung suhunya dengan termometer, maka termometer segera menunjukkan
suhu yang optimum akibayt pencampuran 2 zat tadi. Setelah itu, apabila kita
aduk-aduk campuran zat tersebut dan sambil diukur suhunya, maka termometer akan
menunjukkan bahwa pada larutan terjadi penurunan suhu sedikit demi sedikit,
yang akhirnya akan mencapai titik suhu yang konstan, artinya tidak akan
mengalami perubahan suhu lagi. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya reaksi
eksoterm dan endoterm antara kedua larutan tersebut sehingga mencapai titik
keseimbangan.

Suhu mengalami perubahan karena suhu
pada lingkungan ikut mempengaruhi sistem, yang mana suhu lingkungan kita anggap
suhu air yang dipanaskan dan suhu sistem adalah suhu aquades sehingga reaksi
yang terjadi adalah reaksi endoterm bagi sistem karena menerima kalor dan
eksoterm bagi air panas karena melepaskan kalor. Hal ini berarti terjadi
peningkatan suhu bagi aquades dan terjadi penurunan suhu bagi air panas,
sehingga akan tercapai suhu yang konstan.
Sedangkan, pada percobaan kedua,
dicampurkan NaOH / kapur ke dalam aquades dingin dalam erlenmeyer, sambil
diaduk-aduk. Selama pengadukan diamati perubahan suhu per 30 detik. Pada
pengamatan awal, suhu akan mencapai maksimum kemudian perlahan turun sampai
mencapai suhu yang konstan pula, atau dengan kata lain sama halnya dengan yang
terjadi pada percobaan pertama. Untuk setiap percobaan, pada praktikum kali ini
hanya dilakukan satu kali percobaan ( tidak ada pengulangn ), sehingga tidak
menutup kemungkinan data yang didapatkan belum tepat perhitungannya.
VIII. Jawaban Pertanyaan
1. Untuk
melarutkan NaOH dalam prosedur (2), berapa
H pelarutan jika seandainya bahwa kalor yang diterima
kalorimeter adalah nol ?

Jawab
: Q kalorimeter = 0 → Q NaOH + Qaquades = 0
Q
NaOH = - ( maquades
x Caquades x
t ) + ( W x
t )


= - ( 40 x 10-3 ) x ( 4,184 x 13 )
+ ( 195,253 x 10-3 x 13 )
= - 2175,68 x 10-3 + 2538,289 x 10-3
= 362,609 x 10-3 joule


= 362,609 x 10-3 x 

= 

= 2900,872 x 10-3 J
2. Apa
pengaruhnya terhadap
H pelarutan, bila aquades diganti dengan pelarut yang lain
seperti HCl ?

Jawab
: Apabila aqudes diganti dengan pelarut yang lain, maka akan terjadi perubahan
terhadap nilai
H, misalnya apabila diganti dengan HCl, maka pada termometer
tidak akan terjadi pnurunan suhu, karena massa jenis HCl lebih besar dan
merupakan larutan yang pekat. Sebaliknya apabila diganti dengan NaOH, maka akan
diperlukan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapai perubahan / penurunan
suhu, sehingga akan menyebabakan nilai
H akan semakin kecil.


3. Simpulkanlah
nilai
H pelarutan NaOH apabila jumlah NaOH ditambah atau dikurangi
dari 5 gram !

Jawab
:
a.
Misal Ditambah 1 gram


= 362,609 x 10-3 x 

= 

= 2417,3933 x 10-3 J
b.
Misal Dikurangi 1 gram


= 362,609 x 10-3 x 

= 

= 3626,09 x 10-3 J
Í Jadi, apbila jumlah pelarut NaOH ditambah maka
H pelarutan NaOh akan semakin kecil, dan berlaku sebaliknya,
apabila jumlah pelarut NaOH dikurangi maka
H pelarutan NaOH akan menjadi semakin besar. Hal ini
disebabakan bahwa
H pelarutan berbanding terbalik dengan massa pelarutnya.



IX. Daftar Pustaka
Keenan,
Charles. W, dkk. 1984. Kimia untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga 473 - 505
Laboratorium Teknologi Pertanian.
2006. Penuntun praktikum Kimia Anorganik .
Bengkulu : Universitas Bengkulu, 42 - 46
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Yogyakarta : Rineka Cipta, 165 - 178
0 komentar:
Post a Comment