Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN
“Kerusakan Tanaman Oleh Pengganggu”
Oleh :
Nama : Inggi Pamungkas
NPM : E1J010092
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/tanggal : Rabu/16 Nov 2011
Jam : 14.00 – 16.00 WIB
Dosen pembimbing : Ir. Djamiliah, M.p
Co-ass : yudhi adi putra
LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pada nantinya.
Pertumbuhan yang normal akan menjurus pada tingkat produksi yang optimal sedangkan
pertumbuhan yang tidak normal cenderung mengarah kepada produktivitas rendah.
Ketidaknormalan pada tanaman merupakan suatu bentuk kerusakan atau abnormalitas yang
disebabkan oleh berbagai macam pengganggu misalnya jamur, bakteri, virus dll.
Karakteristik suatu gangguan dan pengganggunya dapat ditentukan secara diagonistik
sehingga sangat membantu dalam upaya penentuan jenis pengganggu serta cara
pengendaliannya.
Mengenal abnormalitas atau kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai
pengganggu akan sangat membantu dalam diagnosis. Hasil diagnosis klinis tanaman
merupakan salah satu dasar perlindungan tanaman. Gangguan merupakan suatu proses
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat
dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, karena tanaman yang terganggu oleh
pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan tertentu pula. (Bambang Purnomo, 2009)
1.2 Tujuan
Untuk dapat mengenal ciri-ciri perubahan morfologi bagian tanaman dan membedakan
penyebab perubahan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adanya patogen merupakan salah satu kelompok pengganggu yang menyebabkan
sakitnya tanaman, di dalam tubuh tanaman menyebabkan suatu reaksi. Sebagai akibat dari
reaksi tersebut maka suatu abnormalitas tertentu akan tampak pada tanaman. Perkembangan
selanjutnya, bagian patogen atau patogen itu sendiri dapat menampakkan diri pada
permukaan tanaman inang yang abnormal tersebut. Abnormalitas atau perubahan-perubahan
yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan agensia penyebab
penyakit (patogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain
tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda
penyakit misalnya: miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew,
sklerosium, koloni bakteri yang berupa lendir dan sejenisnya. Beberapa patogen seringkali
dalam menyebabkan penyakit tanaman menunjukkan gejala yang sama, sehingga hanya
dengan memperhatikan gejala saja belum dapat ditentukan diagnose penyakit dengan pasti.
Oleh sebab itu perlu adanya tanda dari patogen itu sendiri.
Penyakit tumbuhan dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Dari segi biologi penyakit tumbuhan adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam
badan tumbuhan, pertumbuhan, gangguan reproduksi, kekurangan air. Misalnya
tanaman kerdil, belang-belang dan menguning ini merupakan gambaran penyakit atau
kompleks gejala atau syndrome. Komplek gejala tersebut adalah hasil interaksi
patogen dan inang.
2. Ditinjaun dari segi ekonomi penyakit tumbuhan adalah ketidakmampuan tumbuhan
yang diusahakan (tanaman) untuk memberikan hasil yang cukup kualitas maupun
kuantitasnya
Luka karena penyebab mekanik bukanlah penyakit tetapi merupakan kerusakan (injury),
karena sifatnya yang tidak berkesinambungan, misalnya daun berlobang karena dimakan
serangga atau atau saebagian hilang karena dimakan ternak. Sebaliknya kalau serangga
pembawa virus membuat luka kecil dan dan menularkan virus ke tanaman sehat, akan terjadi
proses fisiologi yang tidak normal dalam badan tanaman tersebut yang berlangsung
berkesinambungan sehingga menghasilkan gejala atau kompleks gejala yang dikatakan
bahwa tanaman tersebut sakit atau menderita penyakit. (Triharso, 129-130)
Penyebab penyakit dapat ditangkap, tetapi penyakitnya tidak. Penyakit timbul setelah
penyebabnya diterima oleh inang yang rentan, karena itu penyakit bukan sekedar
penangkapan. Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dan gejalanya atau simptomnya.
Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia adalah hasil interaksi antara
patogen, inang dan lingkungan, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setlah campur
tangan manusia adalah hasil interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia.
Tanaman individual dapat menunjukkan gejala: perubahan warna, perubahan bentuk,
kelayuan dan pertanaman dapat menunjukkan kelompok gejala yang membentuk gambaran
penyakit atau sindrom. Dari gambaran penyakit ini orang menentukan penyebabnya atau
mengadakan diagnosis. Untuk mengenal gejala dan menggambarkannya dilakukan di
lapangan dan di laboratorium. Penyakit disebabkan oleh penyebab abiotik dan biotik.
Penyebab penyakit abiotik disebut fisiopath, sedangkan penyebab penyakit biotik disebut
patogen. Infeksi yang dimulai di tempat masuknya patogen disebut infeksi setempat,
kemudian melalui plasmodesmata atau langsung secara perlahan-lahan menyebar ke sel
sekelilingnya. Gejala lokal tampak pada tempat masuknya patogen sedangkan gejala sistemik
tampak setelah patogen menyebar melalui seluruh sistem inang dan infeksi menjadi sistemik.
Di samping gejala dikenal tanda penyakit yang menyertai gejala. Tanda penyakit
tumbuhan yang disebabkan oleh jamur ialah terdapatnya miselium, spora, konodium,
sklerotium atau badan buah, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri terdapatnya lendir
bakteri dan yang disebabkan oleh virus atau mikoplasma berupa partikel virus dan badan
mikoplasma yang pleomorfik di dalam jaringan atau sel yang sakit. Perlu juga dibedakan
antara gejala utama (primer) dan gejala tambahan (sekunder). Misalnya jamur akar
menyebabkan akar busuk (primer), karena kar rusak pengangkutan air dan hara terganggu
akibatnya daun layu (sekunder). (Triharso, 131-132)
Gejala morfologi penyakit tumbuhan diedak.atas tiga pokok yaitu: nekrosis,
hipoplasia, hiperplasia, dan injury.
1. Tipe Nekrosis
Merupakan tipe kerusakan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian
sel atau matinya sel. Meliputi : plesionekrosis (penyakit bulai pada jagung),
holonekrosis (organ penyimpan bahan makanan, jaringan hijau, dan jaringan
berkayu), menguning, hidrosis, kelayuan, scorch, hawar (blight), die-back, bercak,
busuk, kanker, rebah semai (dumping off), berdarah (bleeding), scald
2. Tipe Hipoplasia
Merupakan tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya
pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Meliputi; kerdil atau atrophy
(kerdil rumput, banchy top), klorosis (klorofilnya tidak terbentuk secara sempurnamosaik,
vein banding, vein clearing, oak leaf pattern), supresi (kegagalan organ untuk
berkembang, penyakit layu tembakau, daunnya tidak simetri, pokahbung pada tebu),
albinasi (supresi warna hijau), etiolasi, roset
3. Tipe Hiperplasia
Merupakan tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau
bagian sel yang melebihi (overdevelopment) daripada pertumbuhan yang biasa.
Meliputi: gigantisme atau hipertrofi (menggulung atau mengeriting), kudis (scab),
intumesensia atau busung (oederma), klorosis karena pigmen maupun klorofil yang
berlebihan. Gigantisme pada batang dan akar, tumifikasi (puru) Cinnamomum
zeylanicum yang disebabkan oleh tungau Eryophyes doctorsi , zoocecidium (akar
tembakau atau tomat disebabkan oleh nematoda Heterodera marioni) , fitocecidium
(bintil pada daun Agathis spp yang disebabkan oleh Aecidium spp ), prolepsis
(perkembangan tunas dari kuncup yang tetap dorman), absisi atau defoliasi gugur
daun prematur), mengkarat (suberisasi pada epidermis), diskolorisasi (kolorisasi yang
abnormal), puru (tumor-pembengkakan lokal), kalus (jaringan yang tumbuh pada
luka), fasikulasi (perkembangan abnoral ranting atau akar pada titik yang sama, sapu
(wtche’s broom)
4. Tipe Injury
Merupakan tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu.
(Triharso, 132)

DOWNLOAD

0 komentar:

Post a Comment