Laporan Praktikum Genetika
Acara 2
“HUKUM MENDEL 1”
Inggi Pamungkas
NPM: E1J010092
Shift: 2. Kamis (12.00-1400)
Kelompok: 5
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua
gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya.
Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar
di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif
(s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.
Teori Mendel 1 secara lengkap adalah sebagai berikut :
a. Setiap sel tubuh mempunyai pasangan gen
b. Pada meosis pasangen gen memisah
c. Hasilinya berupa gamet yang berbeda dalam kandungan gen.
Mendel melakukan persilangan yang melibatkan sepasang sifat yang berbeda, dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya ketika
menyilangkan tanaman berbiji bulat dan berbiji kisut, didapatkan turunan -1 (F1 nya) berbiji
bulat semua. Dari biji F1 disilangkan sesamanya menghasilkan perbandingan biji bulat kisut
= 3 :1. percobaan dilakukan pada pasangan dengan sifat beda yang lainnya hasilnya tetap 3 :
1.
Setiap individu yang berkembang biak secara seksual terbentuk dar 2 peleburan gamet
yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel setiap karakter ditentukan oleh
gen (sepasang alel). Hukum Mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 itu memiliki
genotipe heterozigot. Dalam peristiwa meiosis, gen sealel akan terpisah, masing-masing akan
membentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet.
Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang
mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau
perkawinan.
Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan
lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen
secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan
monohibrid.
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotif heterozigot. Baik
pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam gamet. Maka kalau terjadi
penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan. (Wildan Yatim, 1996:76).
Pada galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alel AA) maupun sifat resesif (aa)
dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam alel (Aa)
tetapi menampakkan sifat dominan (apabila dominant lengkap). Sedangkan individu
heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alel dominan A dan
setengahnya mempunyai alel resesif a. Dengan rekomendasi antara gamet-gamet secara
rambang populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominant dan resesif dengan nisbah yang
diramalkan. Nisbah fenotif yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah geneotif
yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).
Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominan (menang), sedangkan yang tidak
muncul disebut sifat yang resesif (kalah). Oleh Mendel, huruf yang dominan homozigot
diberi symbol dengan huruf pertama dari sifat dominan, dengan menggunakan huruf kapital
yang ditulis dua kali. Sifat resesif diberi symbol dengan huruf kecil dari sifat dominant itu
tadi. Symbol ditulis dua kali atau sepasang karena kromosom selalu berpasang. Setiap gen
pada kromosom yang satu memiliki pasangan pada kromosom homolognya.
1.2 Tujuan Pratikum
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotif, fenotif.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
2.1 Alat dan Bahan yang digunakan dalam pratikum:
- Model gen (kancing genetik) warna merah sebanyak 30 pasang.
- Model gen (kancing genetik) warna putih sebanyak 30 pasang.
- Dua buah stoples
B. Cara kerja:
1. Saya menyiapkan model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji
beserta dua toples plastik
2. Kemudian saya mengambil 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan
berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. Lalu saya membuka pasangan gen tersebut, ini memisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik oleh individu merah dan individu putih.
4. Lalu menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan
sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan
individu putih.
5. Setelah itu saya memisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini
menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. Selanjutnya memasukkan semua model gen jantan baik merah maupun putih ke dalam
stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples
betina.
7. Dengan tidak melihat dan sambil mengaduk / mencampur gen-gen tersebut saya
mengambil secara acak dari masing-masing stoples, kemudian memasangkannya,
apakah merah-merah, merah-putih atau putih-putih.
8. Melakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan mencatat
setiap pasang gen yang terambil ke dalam label pencatatan.
9. Melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.
0 komentar:
Post a Comment