Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN Identifikasi Kekahatan Unsur Hara Tanaman

LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
Identifikasi Kekahatan Unsur Hara Tanaman
DISUSUN OLEH:
INGGI PAMUNGKAS
E1J010092
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur hara adalah nutrisi atau zat makanan yang bersama-sama dengan air diserap
oleh akar tanaman, kemudian dibawa ke daun. Di dalam daun unsur hara akan bereaksi
dengan karbondioksida (CO2) yang diambil oleh tanaman melalui stomata (mulut daun)
langsung dari udara.
Kebutuhan unsur hara selain disediakan oleh tanah juga dapat disediakan dengan
penggunaan pupuk, penggunaan pupuk mampu meningkatkan kandungan unsur hara
dalam tanah sehingga dapat memaksimalkan penyerapan oleh akar tanaman, selain itu
hasil produksi yang didapat lebih melimpah dibandingkan dengan tanaman yang hanya
mengandalkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
Ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah akan menyebabkan tanaman
mengalami stres. Adanya gejala-gejala abnormal yang tampak pada tanaman bisa saja
terjadi karena kekurangan unsur hara (defisiensi) atau karena berkelimpahanya unsur hara
yang menyebabkan keracunan (toksisitas) (Anonim, 2013).
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan membedakan gejala-gejala
defisiensi/toksisitas unsur hara makro dan unsur hara mikro melalui gambar-gambar simulasi
tanaman yang kekahatan unsur hara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa
makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan
adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan
tanaman akan terhambat dan produksinya menurun (Riwandi, 2012).
Tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut :
Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
 Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi
kering dan berwarna merah kecoklatan.
 Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
 Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya.
 Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
 Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas.
Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
 Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
 Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap,
sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati.
Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun
berubah menjadi kuning.
 Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdilkerdil,
nampak jelek dan lekas matang
Kekurangan unsur hara Kalium (K)
 Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi
tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna
seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
 Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
 Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak
tahan disimpan
 Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
 Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya
demikian rendah
Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
 Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan
tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara
tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
 Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
 Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering
salah bentuk
 Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
 Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi
kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
 Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
 Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia
tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
Kekurangan unsur hara Belerang (S)
 Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputihputihan
dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada
bagian daun selengkapnya
 Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga
tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal
dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
 Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
 Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
 Jumlah anakan terbatas.
Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
 Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempatsetempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang
daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
 Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau
berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
 Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun
muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
 Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya
mati mulai dari pucuk.
Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
 Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat
terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya
menjadi putih
 Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi
dari tulang
 Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagianbagian
tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada
pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
 Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat,
seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan
kedelai
 Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian
patah
 Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
 Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan
kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula
menjadi coklat dan mati pula
 Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang
klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
 Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun
berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati,
buah kecil dan berwarna coklat
 Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna
coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
 Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
 Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
 Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
 Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daundaun
yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
 Pada padi sawah gejala terlihat 2 – 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya
pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun
tidak mau terbuka
 Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 – 2 minggu setelah bibit muncul di
permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus
menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau.
 Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula
jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada
urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
 Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami
pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die
back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
 Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun
keriput dan mengering.
Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
 Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada
permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya.
Jaringan daun mati
 Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna
kehitaman atau coklat.
 Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran,
tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji
sama sekali.
 Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang
berwarna hitam pada umbi.
 Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan
berwarna hitam.
 Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur
berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
 Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
 Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan
gejala seperti di atas.
BAB III


DOWNLOAD

0 komentar:

Post a Comment