LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN GULMA
“Kalibrasi dan Aplikasi Herbisida”
OLEH
Nama : Inggi Pamungkas
Npm : E1J010092
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aplikasi gulma sangat berhubungan dengan masalah gulma. Masalah gulma sekarang
ini telah berkembang di mana-mana, terutama pada daerah pertanian dan juga da di
pertanaman, tempat rekreasi, tempat permukiman dan daerah yang lain yang bukan
merupakan daerah pertanian. Masalah gulma di pertanian dapat dihubungkan dengan tiga
kondis pertanian yaitu 1) Luasnya daerah pertanian, 2) Ketersediaan dana, dan 3)
Keterampilan terbatas (Sukman dan Yakup, 2002).
Ada dua cara kalibrasi yaitu kalibrasi brdasarkan jumlah larutan dan kalibrasi
berdasarkan luas area. Pada cara yang pertama jumlah larutan sudah ditentukan terlebih
dahulu, misalnya 600 L/ha. Cara yang kedua dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung
waktu yang diperlukan sesuai dengan kecepatan berjalan operator sambil menyemprot
kemudian dihitung volume semprot berdasarkan lama waktu tersebut. Cara yang kedua sesuai
untuk kalibrasi pada areal yang kondisinya sulit untuk orang berjalan. (nanik, dkk, 2013).
Bila kita menggunakan herbisida, maka diharapkan herbisida yang diberikan harus
tepat dosis, waktu dan cara aplikasi. Maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan a)
Keterampilan yang dimiliki, b) Pengetahuan yang baik tentang herbisida dan cara
penyemprotannya, c) Pengetahuan tentang lingkungan dan kesehatan (Sukman dan Yakup,
2002).
Ada dua cara kalibrasi yaitu kalibrasi berdasarkan jumlah larutan dan kalibrasi
berdasarkan luas areal. Pada cara yang pertama jumlah larutan sudah ditentukan yaitu
berkisar 200–1.000 liter/ ha, sedangkan cara yang kedua si pelaksana disuruh berjalan untuk
menyemprot dengan kecepatan yang konstan pada areal tertentu dan cara ini cocok untuk
areal pertanian yang luas.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mampu melaksanakan kalibrasi dengan produser yang
benar dan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalibrasi adalah peneraan alat semprot untuk memperoleh ukuran larutan yang keluar
dari mulut nozel secara tepat persatuan waktu. Lerch (1984) menyatakan bahwa keberhasilan
penyemprotan sangat ditentukan oleh tingkat peliputan (tingkat penutupan) yakni banyaknya
droplet yang menutupi bidang sasaran. Makin banyak jumlah droplet pada tiap cm2 bidang
sasaran, makin besar kemungkinan dapat terkena pestisida sehingga semakin besar
kemungkinan penyemprotan berhasil (Moenandir, J., 1988). Selain itu ketepatan hasil
kalibrasi menentukan efektivitas dan efisiensi biaya pengendalian gulma. Jumlah kebutuhan
larutan sangat bergantung pada jenis alat semprot, nozzle, kecepatan berjalan penyemprot,
kondisi gulma, dan kondisi areal (Barus, 2007).
Waktu aplikasi mempunyai pengaruh juga dalam aktivitas herbisida. Gugus non
selektif dengan pengaruh residu rendah biasanya diaplikasikan sebagai herbisida pra-tanam.
Gulma yang mempunyai perakaran yang banyak dalam permukaan tanah akan menjadi pada
gugusan herbisida pra tumbuh (Moenandir, J., 1988)
Herbisida yang memakai pelarut terlebih dahulu dicampur dengan air, dimasukan
dalam tangki dan diaduk sedemikian rupa untuk mendapatkan larurtan yang homogen.
Aplikasi dilaksanakan setelah dilakukan kalibrasi terhadap alat yang digunakan sebab
ketepatan jumlah larutan yang disemprot akan selalu berubah tergantung pada kecepataan,
tekanan, dan ukuran nozel. Selain itu, lubang nozel akan bertambah besar bila makin sering
digunakan tyerutama bila sering digunakan dengan formulasi herbisida WP.
Bila kita menggunakan herbisida, maka diharapkan herbisida yang diberikan harus
tepat dosis, waktu dan cara aplikasi. Maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan:
Keterampilan yang dimiliki.
Pengetahuan yang baik tentang herbisida dan cara penyemprotannya.
Pengetahuan tentang lingkungan dan kesehatan.
Sehingga dengan berkembangnya pengetahuan ilmu gulma, maka kita dituntut
pengetahuan para pengelola pertanian/perkebunan untuk lebih terampil dalam pengelolaan
produksi. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dirintis adanya pihak ketiga yang
mengkhususkan diri dengan dengan keterampilan dan pengetahuan yang baik dan bekerja
kearah professionalisme sebagai kontraktor dalam pengendalian gulma. Bila system yang
disebut tadi telah berjalan dengan baik dan bertanggung jawab terhadap berhasilnya
pengetahuan gulma secara umumnya, sehingga akan mampu menyumbangkan jasanya untuk
kenaikan produksi pertanian di Negara kita. (Sukman dan Yakup, 2002)
Setelah kalibrasi selesai dapat ditentukan waktu yang digunakan untuk menyemprot
areal atau kecepatan berjalan dengan waktu penyemprotan. Perlu diketahui, bahwa selama
kalibrasi dan penyemprotan, kecepatan berjalan harus konstan, tekanan sprayer konstan (15 –
20 psi atau 1 – 1,5 kg/cm2), tinggi nozel harus tetap.
Aplikasi herbisida terhadap gulma atau tanah dapat dilakukan dengan bermacan cara.
Metode yang paling umum dilakukan yaitu dengan cara penyemprotan. Tujuan pokok dari
metode ini adalah agar herbisida darat tersebar merata. Alat yang biasa digunakan oleh petani
untuk mengaplikasikan herbisida adalah Knapsack Spayer. Alat ini sangat mudah
mengoperasikannya, mudah dirawat dan disimpan, serta harganya relative murah.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Bahan
Bahan dan alat yang digunakan adalah:
Air
Tali rafia dan patok-patok kecil untuk membuat petak.
Knapsack sprayer lengkap dengan nozel biru dan saringan.
Ember plastik dua buah, satu untuk menampung larutan yang dikeluarkan dari alat
semprot dan satu lagi untuk cadangan.
Stopwatch, untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam penyemprotan.
Gelas ukur 1000 ml, untuk mengukur larutan yang keluar dari nozel.
3.2 Metode pelaksanaan
Kegiatan yang saya lakukan dalam acara ini adalah:
1. Setiap grup mahasiswa membuat petakan berukuran 3m x 5m pada areal yang telah
ditentukan. Membatasi areal yang telah diukur dengan patok-patok kecil dan tali rafia.
Dengan nozel biru, petak dengan ukuran tersebut dapat disemprot dengan dua kali
jalan karena nozel biru mempunyai jangkauan 1.5m.
2. Memeriksa kondisi sprayer, jangan sampai ada yang bocor, tersumbat, atau ada
bagian- bagian yang tidak dapat bekerja.
3. Mengisi tangki sprayer dengan air secukupnya (kurang lebih 5 liter). Volume larutan
yang sudah ditentukan adalah 500 liter/ hektar sehingga untuk petak 3m x 5m
diperlukan sebanyak:
Volume larutan/petak
Hektar
volume yang dianjurkan
luas petak (m )x 2
ml
m
Liter
m x
750
10000
500
15 2
2
4. Menyemprotkan air dari sprayer ke dalam ember/ gelas ukur selama 30 detik dengan
tekanan yang konstan (1.0 v ; 1.5 kg/cm2), dan diulang sebanyak tiga kali. Meghitung
rata-rata volume yang keluar selam 30 detik (V ml).
5. Menghitung waktu yang diperlukan untuk menyemprot petak yang berukuran 3 x 5 m
dengan cara sebagai berikut:
i.
T dt
V ml
dt
ml x
30
750
6. Mengatur kecepatan berjalan dilapangan dengan menggunakan stopwatch aelama T
detik untuk dua kali jalan (no.1). Jadi untuk sekali jalan perlu waktu T/2 detik. Setiap
anggota grup harus mencoba dan mengulangi sehingga benar-benar terlatih dan tepat
waktunya.
7. Setelah selesai, membersihkan semua alat yang telah digunakan dan mengembalikan
ketempat semula.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Kalibrasi
No Waktu
(detik)
Volume
(ml)
Kecepatan berjalan
(m/dt)
1 30 650 ml 26 dtk
2 30 600 ml 24 dtk
3 30 580 ml 23.2 dtk
Rata-Rata 610 ml 24,4 dtk
Tabel 2. Aplikasi Herbisida Di Lapangan
No
Nama Waktu (dtk)
1
Inggi 23 dtk
2
Vera 22 dtk
3
Ronal 21 dtk
4
Baim 24 dtk
5
Suretno 19 dtk
6
Jefri 25 dtk
U
Denah lokasi Aplikasi herbisida di lapangan (3m x 5m).
Perhitungan
Volume larutan/petak
Hektar
volume yang dianjurkan
luas petak (m )x 2
L ml
m
Liter
m x
7,5 750
10000
500
15 2
2
Waktu yang diperlukan untuk menyemprot petak yang berukuran 3 x 5 m adalah:
T (detik)
ml
dt
ml x
610
30
750
24,4 dt =24 dt
4.2 Pembahasan
Saat dilakukan uji kalibrasi terhadap alat sempot punggung didapati data yaitu ratarata-
rata volume yang keluar dari nozel adalah 610 ml dengan waktu 30 detik. Waktu yang
digunakan untuk menyemprot petak yang berukuran 3 x 5 m adalah 24 detik. Waktu
perhitungan berdasarkan rumus yang ada volume larutan/petak adalah 750 ml. Dengan data
ini kita dapat mengaplikasikan herbisida tersebut.
Setelah dilakukan kalibrasi herbisida yang tepat maka barulah saya
mengaplikasikannya atau menguji langsung di lahan. Hal ini lakukan agar benar-benar
mendapatkan data yang sesungguhnya mengenai kecepatan aplikasikan herbisida tersebut.
Pada saat mengaplikasikan herbisida tersebut (Tabel 2), Pada waktu 24 detik volume yang
diperlukan pada lahan seluas 15m2 adalah 610 ml habis, namun dari 6 mahasiswa di dapat
rata-rata waktunya 22 dtk karna hanya 1 mahasiswa yang tepat 24 detik. Namun menurut
saya hal ini terjadi karna kami masih pemula sehingga wajar tejadi waktu yang ditentukan
tidak sesuai dengan pengaplikasian.
Hal yang juga harus diperhatikan dalam aplikasi herbisida adalah tipe nozzle.
Dalam praktikum ini kami menggunakn tipe nozel berwarna biru yang menghasilkan
semprotan yang berbentuk huruf V. Lubang nozzle dan tekanan pompa sangat menentukan
sudut semprotan yang berbeda-beda (650-1550). Tipe nozzle ini sesuai untuk penyemprotan
piringan dan jalur tanaman dengan kondisi gulma tidak terlalu tebal. Dengan mengetahui tipe
nozzle maka kita dapat meilih tipe mana yang sesuai untuk mengapikasikan herbisida supaya
memperoleh hasil pengendalian yang efektif.
Waktu aplikasi dan juga volume yang digunakan untuk menyemprot sebidang lahan
harus tepat dengan waktu dan juga volume kalibrasinya. Apabila waktu yang digunakan tidak
tepat dalam berjalan pada saat penyemprotan dapat mengakibatkan tidak efisien penggunaan
herbisida. Apabila waktu yang digunakan terlalu cepat larutan herbisida akan tersisa dan
keefektifan dari herbisida itu sendiri dalam mengendalikan gulma menjadi berkurang,
sebaliknya jika waktu yang digunakan terlalu lambat maka herbisida yang dibutuhkan
menjadi kurang dan hal ini berarti diperlukan biaya tambahan untuk mencukupi kekurangan
herbisida tersebut.
Dengan kalibrasi yang tepat, maka dengan demikian kita telah mendapatkan angka
kalibrasi yang kita akan pakai bila kita akan mengaplikasikan harbisida yang kita gunakan
untuk suatu luasan lahan tertentu dalam waktu tertentu pula. Pengujian ini sangat bermanfaat
untuk mengetahui aplikasi herbisida yang kita pakai. Selain itu kalibrasi ini sangat diperlukan
dalam penggunaan herbisida, kalibrasi ini juga dapat dilakukan dengan cara yang berbedabeda
yaitu bisa berdasarkan areal lahan atau berdasarkan jumlah larutan yang telah
ditentukan. Untuk areal yang kisaran luasan kecil biasanya digunakan kalibarasi berdasarkan
jumlah larutan tetapi untuk yang luasan lahan nya besar biasanya yang digunakan adalah
kalibrasi berdasarkan areal lahan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum kali inidapat saya simpulkan:
Ada dua cara dalam kalibrasi yaitu kalibrasi dengan berdasarkan jumlah larutan
yang ditentukan dan kalibrasi berdasarkan luas areal.
Ada beberapa hal yang sangat berperan dalam menentukan suatu kalibrasi alat
semprot yaitu: waktu penyemprotan, volume larutan yang dikeluarkan dan
kecepatan berjalan si pengaplikasi.
Waktu aplikasi dan juga volume yang digunakan, langkanh yang diperlukan
untuk menyemprot sebidang lahan harus tepat dengan waktu dan juga volume
kalibrasinya, karena waktu, dan volume yang tidak tepat akan menyebabkan
pemakaian herbisida tersebut menjadi tidak efisien.
Dalam kalibrasi ini, waktunya tidak ada yang tepat pada waktu kalibrasinya,
karna keadaan dilapangan terkadang berbeda-beda
Dalam penyemprotan harus memperhatikan alat semprot yang akan digunakan
misalnya penentuan nozel yang akan kita gunakan, sehingga dengan jenis nozel
tertentu kita dapat menentukan seberapa jauh jangkauan dari herbisida yang
disemprotkan.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Emanuel. 2007. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Cetakan Ke-5. Kanisius,
Yogyakarta.
Lerch. 1984. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Moenandir , J. 1988. Pengantar Ilmu Gulma dan Pengendalian Gulma. Universitas Brawijaya
Rajawali Pers. Jakarta
Setyowati, N.dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Sukman, Yernelis dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT RajaGarafindo
Persada, Jakarta.
Thursday, November 28, 2013
Home »
Laporan Praktikum
» LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA “Kalibrasi dan Aplikasi Herbisida”
0 komentar:
Post a Comment