Sunday, December 1, 2013

Laporan Praktikum Serealia - Jagung

Laporan Praktikum Serealia -Tanaman Jagung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar untuk melakukan swasembada komoditas pangan. Komoditas yang termasuk dalam subsektor pangan antara lain padi, jagung, kedelai, kacang hijau, dan lainnya. Komoditas-komoditas yang masuk ke dalam subsektor pangan tersebut sebenarnya mampu memenuhi permintaan akan kebutuhan pangan dari seluruh rakyat Indonesia. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pemenuhan kebutuhan pangan tidak tercukupi, seperti peralihan bahan pangan lokal (jagung, sagu, dan umbi-umbian) kepada komoditas padi. Hal ini menyebabkan pemenuhan bahan pangan komoditas padi menjadi tidak terpenuhi secara menyeluruh. Tindakan atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah secara praktis yaitu dengan mengadakan impor beras. Kebijakan ini tentu saja membuat para petani dearah atau lokal menjadi merugi, karena harga beras impor lebih murah dibandingkan dengan harga beras lokal. Kebijakan lain yang lebih bijak dan harus dilanjutkan adalah dengan memberikan kesadaran kepada rakyat untuk kembali mengkonsumsi bahan pangan lokal, seperti: singkong, sagu, umbi-umbian, dan jagung.
Jagung (Zea Mays) merupakan salah satu komoditas yang banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia. Jagung dimanfaatkan oleh warga indonesia untuk kebutuhan pangan dan atau ntuk lain-lainnya sesuai dengan keinginan konsumen. Sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, jagung merupakan salah satu alternative pengganti beras. Di wilayah Jawa Timur masih banyak pedagang yang menjual nasi jagung maupun beras jagung, baik itu yang berupa jagung biasa yang sudah dirontokkan dari tongkolnya maupun jagung yang telah digiling menjadi beras jagung. Jadi banyak para petani yang menggunakan lahannya untuk dimanfaatkan sebagai lahan pembudidayaan jagung.
Budidaya jagung harus memperhatikan beberapa faktor umum, seperti halnya budidaya tanaman pangan lain. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis yang terkandung pada tanaman yang akan dibudidayakan. Faktor genetis pada tanaman yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang dimiliki oleh tanaman itu sendiri, seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman, mendukung tanaman agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang menguntungkan, atau mendukung hal-hal lain. Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan lingkungan di sekitar tempat tanaman tumbuh, baik itu lingkungan biotik yang biasanya dikaitkan dengan organisme-organisme lainnya yang berasosiasi dengan tanaman, baik itu asosiasi yang bersifat mutualisme maupun parasistisme. Lingkungan lainnya yaitu abiotik, seperti keadaan cuaca atau iklim, intensitas cahaya, curah hujan, pH tanah, keadaan keharaan tanah dan lain sebagainya.

1.2  Tujuan
1.Memenuhi tugas Laporan Praktikum Mata kuliahSerealia
2.Mengetahui hasil Penerapan teknik Budidaya Tanaman Jagung

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan                  :           Plantae
(tidak termasuk)                 Monocots
(tidak termasuk)                 Commelinids
Ordo                       :           Poales
Famili                      :           Poaceae
Genus                     :           Zea
Spesies                   :           Z. Mays l
Varietas                  :          Sweet  Boy
Pengetahuan Umum
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.(Doddy Marta Pratama,dkk,2010)

Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam (Ichal, 2010).

Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang lebih tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6 – 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa. Tanaman jagung manis memerlukan kelengasan yang tinggi berkisar 500-700 mm per musim. Cekaman kelengasan paling kritis terjadi selama pembentukan rambut dan pengisian biji. Kekurangan air dalam waktu singkat biasanya dapa ditoleransi dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkemmbangan biji. Akan tetapi kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian disokong oleh mobilisasi asimilat yang peka terhadap drainase tanah yang jelek dan tidak tahan genangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Hama dan penyakit baby corn adalah hama dan penyakit tanaman jagunng yang masih muda (saat pertumbuhan dan pembungaan), antara lain sebagai berikut (Anonim, 2004):
1. Hama lalat bibit, serangan lalat bibit (Antherigona exiqua Stein) ditandai dengan matinya tanaman yang baru tubuh. Pencegahan dan pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan Filidol, Basudin, Diazinon, Agrocide. Dosis penyemprotan umumnya 1,5 – 2,0 cc/ l air. Penyemproran dilakukan setiap 2-3 hari sekali, dimulai 5 hari setelah tanam.
2. Ulat tongkol, serangan ulat tongkol (Heliothis armigera HSN) ditandai dengan rusaknya tongkol, terutama apabila panen terhambat. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
3. Penggerek batang, serangan penggerek batang (Sesamia inferens) itandai dengan adanya lubang-lubang pada batang karena hama ini masuk dan menghisap caipran batang, terutama saat telah berbunga. Tindakan pencegahan dilakukan dengan penyemprotan obat-obatan, seperti pada lalat bibit saat tanaman baby corn akan bunga.
4. Ulat daun, serangan ulat daun (Prodenia litura F) ditandai dengan rusaknya daun karena hama ini memakan daun baby corn, terutama pada waktu tanaman mulai berumur satu bulan. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
5. Ulat tanah, serangan ulat tanah (Agrotis sp.) dimulai sejak tanaman baby corn mulai tumbuh. Ulat ini memakan tanaman sampai habis. Pencegahannya dilakukan dengan cara ulat yang biasanya terdapat didalam tanah dicari dan dibunuh.
6. Penyakit bulai (Corn downy mildew), gejala serangan ditandai dengan adanya garis kuning lebar pada daun yang merupakan benang cendawan. Pada pagi hari, akan timbul menutupi daerah berwarna kuning itu, terutama bagian bawah. Penularan penyakit terbawa dari benih, tanda serangan akan timbul sejak daun masih muda. Penularan penyakit ini melalui benih dan spora yang terbawa angin. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerospora maydis atau disebut pula Peronossclerospora maydis. Sebaiknya penyakit ini dicegah denga cara menenam varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Benih dicampuur dengan Ridomil sebelum ditanman secara serentak.
7. Helminihosporangium, gejala serangan ditandai dengan adanya bercak kuning yang dikelilingi warna coklat pada daun, pelepah, dan tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminihosporangium, turcicum atau Helminihosporangium, maydis. Pengendaliannya dilakukan dengan cara rotasi tanaman, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
8. Karat, gejala serangan ditandai dengan adanya noda kecil berwarna merah karat diatas permukaan daun bagian atas. Pada bercak itu terdapat tepung berwarna coklat dan terasa kasar seperti karat bila diraba. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia polyspora. Pengendaliannya dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida.















BAB III
METODOLOGI
3.1         Tempat dan Waktu
Praktikum Teknik Produksi Tanaman Jagung (Zea mays) ini dilaksakan di Lahan Pertanian Departemen Hortikultura selama September hingga Desember 2012

3.2         Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1.    Cangkul
2.    Tugal
3.    Roll meter
4.    Tali rafia
5.Traktor

3.2.2 Bahan
1.    Benih jagung
2.    Tanah
3.    Pupuk urea
4.    Pupuk SP-36
5.    Pupuk KCl













BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan
Sel, 04-09- 2012 Sanitasi lahan Gulma jadi berkurang
Kam, 06- 09- 2012 Sanitasi lahan Gulma jadi berkurang
Sen, 10- 09-2012 Sanitasi lahan Gulma jadi berkurang
Rab, 12- 09- 2012 Pembajakan (Farm Traktor) Tanah terbalik dan lahan bersih dari gulma
Rab, 03- 10- 2012 Penggemburan tanah (Farm traktor dan hand traktor) Tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanamai
Jum, 05- 10- 2012 Penanaman jagung Setelah beberapa hari tanaman jagung tumbuh
Sen, 15- 10- 2012 Pemberian pupuk kandang Pertumbuhan jagung lebih bagus dibandingkan dengan yang tidak diberi pupuk
Rab, 17- 10- 2012 Pemupukan (SP-36+KCl+Urea+Biokompleks) Pertumbuhan jagung lebih cepat
Rab, 24- 10- 2012 Penyemprotan OPT berkurang
Sen, 29- 10- 2012 Pencabutan tanaman yang terkena bulai  
Sen, 3- 12- 2012 Panen baby corn Hasil panen 45 kg

3.2. Hasil Praktikum
  1. Luas lahan keseluruhan 2.200 m2
  2. Pengolahan lahan
  • Menggunakan Farm Traktor untuk pembajakan
  • Menggunakan Hand Traktor untuk penggemburan
  • Pengolahan lahan secara menyeluruh
  1. Luas lahan perkelompok 440 m2
  2. Kebutuhan pupuk perkelompok
  • Pupuk kandang 15 karung
  • Urea 15 kg =>  Dosis 1,5 gr / tanaman
  • Kcl 15 kg =>  Dosis 1,5 gr / tanaman
  • Sp36 50 kg =>  Dosis 1,5 gr / tanaman
  • Biokompleks 0,5 kg
  1. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Insektisida dengan konsentrasi 1 – 2 ml/ liter air
  • Pengendalian penyakit bulai secara mekanis yaitu dengan mencabut tanaman jagung yang terkena penyakit bulai dan dibuang jauh-jauh.
Serangan hama bulai disebabkan oleh virus.Serangan oleh virus hanya terjadi jika kekebalan tubuh tanaman berkurang atau sedang lemah,hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya nutrisi  ketanaman Jagung.Sehingga,secara tidak langsung pencegahan serangan virus dapat dilakukan dengan pemenuhan nutrisi bagi tanaman yang cukup sehingga system kekebalan tanaman jagung bisa bertahan menghadapi serangan virus.

3.3.Kendala di Lapangan

Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah sebelum melakukan penanaman tidak dibuatkan parit sehingga ketika air hujan turun terjadi genangan di sekitar tanaman yang lahannnya lebih rendah dan mengakibatkan banyak tanaman jagung yang tidak tumbuh.






BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan

Hasil budidaya tanaman jagung yang baik harus memperhatikan berbagai aspek terkait budidaya jagung.aspek fisik,meliputi pengolahan lahan,perawatan tanaman,serta pengaturan air(drainase), aspek biologis meliputi penggunaan bibit unggul ,aspek kimia meliputi penggunaan pupuk dan pestisida guna mendukung kehidupan tanaman jagung.

Manusia memegang kendali dalam kesuksesan budidaya jagung,yaitu dengan memperhatikan kebutuhan tanaman,pengendalian hama penyakit,pengaturan system drainase,dsb.

“Berikanlah upaya terbaik untuk memperoleh hasil terbaik”.











DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html
http://laporan-pertanian.blogspot.com/2009/03/budidaya-tanaman-jagung-lokal-zea-mays.html
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html

0 komentar:

Post a Comment