TUGAS MATAKULIAH PENGENDALIAN GULMA
PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG
( Zea mays L. )
Oleh
ABDULLAH IBRAHIM RITONGA
E1J008013
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gulma bersaing dengan tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan cahaya.
Tanaman jagung sangat peka terhadap tiga faktor ini selama periode kritis antara stadia
minggu ke 3 dan minggu ke 8, yaitu stadia pertumbuhan jagung di mana daun ke-3 dan ke-8
telah terbentuk. Sebelum stadia minggu ke 3, gulma hanya mengganggu tanaman jagung jika
gulma tersebut lebih besar dari tanaman jagung, atau pada saat tanaman mengalami cekaman
kekeringan. Antara stadia minggu ke 3 dan minggu ke 8, tanaman jagung membutuhkan
periode yang tidak tertekan oleh gulma. Setelah minggu ke 8 hingga matang, tanaman telah
cukup besar sehingga menaungi dan menekan pertumbuhan gulma. Pada stadia lanjut
pertumbuhan jagung, gulma dapat mengakibatkan kerugian jika terjadi cekaman air dan hara,
atau gulma tumbuh pesat dan menaungi tanaman ( Lafitte 1994 ).
Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia pertumbuhan
awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahaya untuk fotosintesis. Gulma yang
melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi dan menghalangi cahaya pada
permukaan daun, sehingga proses fotosintesis terhambat yang pada akhirnya menurunkan
hasil. Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas. Kekeringan yang
terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis,
dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap
persaingan dengan gulma ( Violic 2000 ).
Gulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara. Gulma dapat
menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali daya serap
tanaman jagung. Pemupukan merangsang vigor gulma sehingga meningkatkan daya
saingnya. Nitrogen merupakan hara utama yang menjadi kurang tersedia bagi tanaman jagung
karena persaingan dengan gulma. Tanaman yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui
melalui warna daun yang pucat. Interaksi positif penyiangan dan pemberian nitrogen
umumnya teramati pada pertanaman jagung, di mana waktu pengendalian gulma yang tepat
dapat mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara lainnya serta menghemat penggunaan
pupuk ( Violic 2000 ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi tanaman
Jagung merupakan tanaman semusim yang tumbuh tegak dengan tinggi tanaman 60
hingga 300 cm atau lebih tergantung tipe dan jenis jagung, batang berwarna hijau hingga
kekuningan tidak bercabang, beruas-ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 10 hingga 40
ruas, panjang ruas batang tidak sama, ruas yang paling bawah pendek dan tebal, semakin ke
atas ukuran semakin panjang ( Dongoran, 2009 dan Subekti dkk., 2010 ).
Jagung tumbuh baik pada tanah dengan pH antara 6,5 hingga 7,0 dan dapat
beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim. Jagung sebagai tanaman tropis cocok ditanam di
daerah yang sejuk dan cukup dingin, dengan ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.
Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan jagung adalah iklim dengan curah hujan
200 hingga 300 mm/bulan dan suhu antara 21 oC hingga 30 oC ( Rubatzky dan Yamaguchi,
1998 ).
Tanaman jagung memiliki daun berwarna hijau, berbentuk pita, tanpa tangkai daun,
memiliki pelepah yang berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi buah, serta
memiliki lidah daun yang terletak di pangkal helai daun. Helaian daun memanjang dengan
ujung meruncing dengan pelepah-pelepah daun yang berselang seling yang berasal dari setiap
buku. Di antara pelepah daun dibatasi oleh specula yang berfungsi untuk menghalangi
masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah. Daun berkisar antara 10 hingga 20 helai
tiap tanaman ( Suprapto, 1999 ).
Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada setiap tanaman
jagung ada satu atau kadang-kadang dua. Pada setiap tongkol terdapat 10 hingga 14 deret biji
jagung yang terdiri atas 200 hingga 400 butir biji jagung. Biji jagung mempunyai bentuk,
warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Biji jagung
terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan inti ( Rukmana, 1997).
2.2 Budidaya tanaman
Sebelum ditanami jagung, lahan tanam dibersihkan dari gulma seperti alang-alang,
rumput teki, semak, dan pohon perdu, beserta dengan akar-akarnya. Gulma ini kemudian
dibakar dan abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk menambah kesuburan tanah (
Redaksi Agromedia, 2007 ).
DOWNLOAD
Thursday, November 28, 2013
Home »
Laporan Praktikum
» PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG
0 komentar:
Post a Comment