LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR
PERLINDUNGAN TANAMAN
“Mengukur Berat Serangan”
Oleh :
Nama : Inggi Pamungkas
NPM : E1J010092
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/tanggal : Rabu/23 nov 2011
Jam : 14.00 – 16.00 WIB
Dosen pembimbing : Ir. Djamiliah, M.p
Co-ass : yudhi adi putra
LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan pengendalian dimaksudkan sebagai usaha untuk mencegah atau membatasi
kerugian ekonomis akibat terganggu. Tindakan harus dilandasi dengan pertimbanganpertimbagan
ekonomis, sehingga tindak tersebut benar-benar menguntungkan bagi kita. Oleh
karena itu, sebelum melakukan tindakan pengandalian , terlebih dahulu perlu dilakukan
pengamatan untuk menentukan tingkat kerusakannya.
Prinsip tingkat kerusakan ditentukan dengan berapa besar tanaman atau bagian
tanaman yang rusak oleh suatu pengganggu dibandingkan dengan besaran seluruh
pertanaman atau bagian tanaman yang ada. Tingkat kerusakan dapat dinyatakan dalam
persen (5), proporsi (bagian), atau sekarang. Penggunaan skoring hanya sesuai dengan
kenyataan jika pertimbangan antara tingkat kerusakan dengan tingkat kerugian tanaman.
Metode penentuan berat seranggan sulit dibuat secara umum semua jenis gangguan,
karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya, misalnya ; jenis tanaman dan bagian
tanaman yang sakit, penganggu yang menyerang, cara serangannya, ligkungan yang
membantu dan yang menghambat. Metode penentu menjadi tepat jika nilai berat serangan
setara dengan yang kerugian. Pada prinsipnya menggunakan rumus umum bahwa berat
serangan sama dengan ratio antara kuantitas bagian yang rusak dengan kuantitas seluruh
bagan X = bk/bt x 100% dengan hati lambang X= berat serangan, bk = besaran kerusakan,
dan bt = besaran tanaman atau bagiannya yang diamati.. Kerusakan yang sulit diukur secara
langsung besarnya dapat dilakukan uji pendekatan dengan cara skoring kemudian dihitung
berdasarkan indeks serangan McKinney (1923) yang dipopulerkan oleh Townsed dan
Humberger (1943) sehingga dikenal sebagai rumus Townsend dan Huberger, yaitu sebagai
berikut :
X = Σ nv
Zn
dengan arti simbol : X = berat serangan; n = jumlah anggota sample tiap kategori skoring, ; V
= nilai numerik tiap kategori yang diamati ; N = jumlah keseluruhan anggota sample Z; Z =
nilai numerik tinggi pada kategori skoring yang dibuat.
Contoh skoring akibat serangan berupa bercak daun dengan toleransi 1-2 bercak per tanaman
SKOR KRITERIA
0
1
2
3
4
5***
Tidak ada gejala */keruskaan smaa sekali atau ada hanya 1-2 bercak pada seluruh
daun pada tanaman
Kurang dari separuh daun *bergejala**/rusak
kurang lebih dari separuh daun bergejala/rusak
kurang dari separuh daun tidak bergejala/tidak rusak
Hanya 1-2 daun saja yang tidak bergejala/tidak rusak
Seluruh daun bergejala / rusak atau tanaman mulai menunjukkan kematian
Ket. • Dalam praktek, kata daun sebagai anggota sample dapat diganti dengan kata
cabang, buah, tanaman dan lan-lain tergantung unit samplingnya.
** Dalam praktek kata gejala dapat diganti dengan nama gejala penyakit atau
kerusakan hama yang diamati, misalnya : bercak, berlubang, menggulung, busuk,
layu, keriting dan lainnya.
*** Nilai numerik tertinggi tida harus 5 tetapi dipertimbangkan dengan perbedaan
nyata antara perubahan fisik tanaman dengan nilai kerugian tanaman.
2.1 Tujuan
Untuk dapat menaksir berat serangan atau tingkat kerusakan pada suatu petanian yang
mengalami gangguan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Empat langkah yang dipergunakan mengatasi permasalahan hama (terutama serangga)
adalah (1) identifikasi jasad pengganggu, (2) mengukur kuantitas pengaruh jasad pengganggu
terhadap tanaman, (3) mempertimbangkan apakah pengelolaan diperlukan, dan (4)
menerapkan taktik pengelolaan hama yang tepat. Jika yang diamati adalah hama sebagai
individu, maka tekanannya adalah pada identifikasinya, namun dalam menghadapi
permasalahan hama maka wawasan harus diperluas sampai menjangkau kemungkinan
pengelolaan dan kendala yang muncul untuk jasad dan komoditas yang berbeda.
Pengelompokan komoditas biasanya didasarkan pada luas areal atau nilai produksi,
tetapi seperti yang terlihat di atas pengelompokan juga dapat didasarkan pada strategi praktis
Selanjutnya Lihat >>> DISINI
0 komentar:
Post a Comment