Proses produksi secara garis besar
adalah sebagaimana dipaparkan dibawah ini:
1. Pengumpulan
dan penyortiran bahan baku (log)
2. Pemisahan
log (Sorting/ Unitizing)
3. Pengupasan
4. Proses
produksi sawn timber
5. Proses
produksi veneer
6. Proses
produksi chip mill
7. Proses
produksi wood pellet
8. Perawatan
Mesin dan Peralatan Mekanik Lainnya
A. Pengelolaan
Limbah
Pengolahan limbah di areal industri PT,
KORINTIGA HUTANI ini menggunakan prinsip
3R (reduce, reuse, and recycling). Sistem produksi yang akan diterapkan
sesunguhnya mengarah kepada zero waste dari penggunaan bahan baku.
Produksi wood pellet misalnya merupakan
upaya untuk mereduksi limbah serbuk gergaji,sedangkan pengoperasian power plant yang berbahan bakan kulit kayu
dan sisa-sisa kayu lainnya merupakan upaya untuk mereduksi limbah berupa
sisa-sisa kayu.
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan
operasional pabrik meliputi:
1.
Limbah padat terutama berupa ceceran sisa-sisa kayu, sisa pembakaran
dari boiler, bekas kemasan bahan
berbahaya, sampah dari perumahan dan perkantoran.
2.
Limbah cair berupa air limbah dari instalasi pengolah air (TSS, sulfat),
air pencucian peralatan, sisa air rendaman kayu (BOD, COD, TSS), sisa air
dari power plant (suhu
tinggi), dan air larian.
3.
Limbah gas berupa gas emisi dari power plant (SO2, NO2, Cl2 debu)
4.
Limbah bising yang bersumber dari mesin-mesin produksi.
5.
Limbah B3 terutama oli bekas serta ceceran oli.
Sedangkan limbah dari aktivitas
pelabuhan meliputi:
1.
Limbah padat berupa sampah dari perkantoran.
2.
Limbah cair berupa air limbah dari air pencucian peralatan.
3.
Limbah bising yang bersumber dari peralatan bongkar muat.
4.
Limbah B3 terutama oli bekas serta ceceran oli atau minyak.
A. Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai wujud tanggung jawab sosial PT.
KORINTIGA HUTANI akan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama
bagi masyarakat Kelurahan Kumai Hulu di mana industri dan TUKS yang akan
dibangun ini berlokasi. Kegiatan yang akan dilakukan mencakup bidang-bidang
administrasi pemerintahan desa, kesempatan kerja, pendidikan, perekonomian,
pemukiman, infrastruktur, dan lainnya. Namun demikian bentuk-bentuk kegiatan
dan prioritasnya akan dibicarakan bersama dengan masyarakat, khususnya
masyarakat Kelurahan Kumai Hulu.
BAB III
Rona lingkungan hidup
Kondisi iklim di daerah rencana kegiatan Pembangunan IPKHT dan TUKS PT.
Korintiga Hutani sama dengan kondisi iklim di daerah-daerah Indonesia lainnya
yaitu beriklim tropis basah penyebaran yang merata. Musim kemarau biasanya
terjadi pada bulan Juli, Agustus hingga September, sedang musim penghujan
umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan April. Keadaan ini
sepanjang tahun berlangsung yang diselingi dengan musim peralihan pada
bulan-bulan tertentu.
Kualitas udara: Metode Penelitian kualitas
udara yang dipergunakan adalah Metode Gravimetri, dan Spektrofotometri. Selain
itu pada saat pengambilan sampel suhu udara, kecepatan angin, kelembaban dan
kebisingan dilokasi sampling diukur pula.
Kebisingan: Sumber kebisingan umumnya
berasal dari kendaraan bermotor dan berbagai aktifitas setempat. Kebisingan
yang timbul dari sumber tersebut dianalogkan dengan kebisingan yang terjadi di
wilayah tapak proyek.Pendekatan ini dengan asumsi bahwa tingkat kebisingan di
wilayah tapak proyek kondisinya lebih baik daripada daerah pemukiman penduduk.
BAB IV
Ruang lingkup studi
4.1
Dampak Penting yang Ditelaah
Proses pelingkupan sebagaimana
dipaparkan dalam dokumen KA-ANDAL digunakan untuk merumuskan dampak penting yang ditelaah dalam ANDAL ini.
Proses pelingkupan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: (a) identifikasi
dampak, (2) evaluasi dampak, dan (3) klasifikasi dan prioritas.
4.1.1
Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak dilakukan dengan
cara menganalisa interaksi antara komponen kegiatan yang diprakirakan
menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan hidup yang diprakirakan menerima akibat
dampak. Dampak potensial diidentifikasi
dengan menganalisa secara sederhana dampak yang relevan dan dampak yang tidak
relevan, sehingga akan diperoleh kesimpulan dampak potensial. Dari
hasil identifikasi dampak
ditemukan sejumlah dampak potensial pada setiap komponen kegiatan.
BAB V
Evaluasi Dampak Besar Dan Penting.
Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan
dengan menelaah secara holistik terhadap segenap komponen lingkungan yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar. Totalitas dampak yang terjadi baik secara
positif maupun negatif, kemudian ditelaah sebagai satu kesatuan, sehingga
secara relatif dapat dibandingkan kerugian dan manfaat adanya kegiatan pembangunan
Industri Pengolahan Kayu Hutan Tanaman
(IPKHT) dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) terhadap lingkungan
hidup.
Hasil evaluasi prakiraan dampak besar
dan penting memberikan gambaran secara totalitas mengenai dampak negatif maupun
positif yang ditimbulkan dari rencana pembangunan yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut secara keseluruhan kegiatan pembangunan
IPKHT dan TUKS PT. KORINTIGA HUTANI menurunkan kualitas lingkungan sebesar
10,95%. Pertambahan wilayah dampak ini sebanding dengan jumlah
komponen lingkungan yang terkena dampak. Bertolak dari analisa tersebut prakiraan
dampak dari kriteria banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
tergolong Penting.
Kebisingan tinggi sebagai dampak dari
aktifitas mesin-mesin pabrik dan berlangsung lebih dari 20 tahun dapat menyebabkan beberapa hal
pada penerima dampak, seperti gangguan pendengaran dan sulit tidur. Kendatipun
gangguan tersebut dapat dipulihkan, tetapi dampak yang timbul terutama pada
bayi perlu mendapat perhatian khusus. Berdasarkan analisa tersebut prakiraan
dampak dari kriteria sifat kumulatif
dampak tergolong Penting. Gangguan yang dirasakan oleh pekerja akibat
kebisingan, dan dapat dipulihkan secara alami ataupun dengan tindakan
tertentu. Proses pemulihan itu tidak dapat berlangsung sesaat tetapi membutuhkan
selang waktu tertentu yang masih dikategorikan singkat. Bertolak dari analisa tersebut
prakiraan dampak dari kriteria berbalik atau tidak berbaliknya dampak tergolong Tidak Penting.
Prakiraan Pentingnya Dampak
Ditinjau dari jumlah manusia yang
terkena dampak dikategorikan Penting
berdasarkan jumlah orang yang terkena dampak akibat kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Dampak menyebar keluar tapak proyek sehingga dikategorikan Penting. Dampak berlangsung selama masa
operasional industri pengolahan kayu hutan tanaman dan TUKS, sehingga dikategorikan Penting. Intensitas dampak relatif tinggi
selama kegitan pemberdayaan masyarakat berlangsung, sehingga dikategorikan Penting. Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena
dampak dikategorikan Penting, karena
dampak kualitas kesehatan akan berpengaruh pada kinerja masyarakat. Dampak tidak
bersifat kumulatif sehingga dikategorikan
Tidak Penting. Dampak akan
berbalik dengan campur tangan manusia sehingga dikategorikan Penting.
0 komentar:
Post a Comment