Monday, March 31, 2014

Pengelolaan Limbah

Proses produksi secara garis besar adalah sebagaimana dipaparkan dibawah ini:
1.      Pengumpulan dan penyortiran bahan baku (log)
2.      Pemisahan log (Sorting/ Unitizing)
3.      Pengupasan
4.      Proses produksi sawn timber
5.      Proses produksi veneer
6.      Proses produksi chip mill
7.      Proses produksi wood pellet
8.      Perawatan Mesin dan Peralatan Mekanik Lainnya

A.    Pengelolaan Limbah
Pengolahan limbah di areal industri PT, KORINTIGA HUTANI  ini menggunakan prinsip 3R (reduce, reuse, and recycling). Sistem produksi yang akan diterapkan sesunguhnya mengarah kepada zero waste dari penggunaan bahan baku. Produksi  wood pellet misalnya merupakan upaya untuk mereduksi limbah serbuk gergaji,sedangkan pengoperasian  power plant yang berbahan bakan kulit kayu dan sisa-sisa kayu lainnya merupakan upaya untuk mereduksi limbah berupa sisa-sisa kayu. 
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional pabrik meliputi:
1.  Limbah padat terutama berupa ceceran sisa-sisa kayu, sisa pembakaran dari boiler,  bekas kemasan bahan berbahaya, sampah dari perumahan dan perkantoran.
2.  Limbah cair berupa air limbah dari instalasi pengolah air (TSS, sulfat), air pencucian peralatan, sisa air rendaman kayu (BOD, COD, TSS), sisa air dari  power plant (suhu
tinggi), dan air larian.
3.  Limbah gas berupa gas emisi dari power plant (SO2, NO2, Cl2 debu)
4.  Limbah bising yang bersumber dari mesin-mesin produksi.
5.  Limbah B3 terutama oli bekas serta ceceran oli.

Sedangkan limbah dari aktivitas pelabuhan meliputi:
1.  Limbah padat berupa sampah dari perkantoran.
2.  Limbah cair berupa air limbah dari air pencucian peralatan.
3.  Limbah bising yang bersumber dari peralatan bongkar muat.
4.  Limbah B3 terutama oli bekas serta ceceran oli atau minyak.

A.     Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai wujud tanggung jawab sosial PT. KORINTIGA HUTANI akan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi masyarakat Kelurahan Kumai Hulu di mana industri dan TUKS yang akan dibangun ini berlokasi. Kegiatan yang akan dilakukan mencakup bidang-bidang administrasi pemerintahan desa, kesempatan kerja, pendidikan, perekonomian, pemukiman, infrastruktur, dan lainnya. Namun demikian bentuk-bentuk kegiatan dan prioritasnya akan dibicarakan bersama dengan masyarakat, khususnya masyarakat Kelurahan Kumai Hulu.

BAB III
Rona lingkungan hidup
Kondisi iklim di daerah rencana  kegiatan Pembangunan IPKHT dan TUKS PT. Korintiga Hutani sama dengan kondisi iklim di daerah-daerah Indonesia lainnya yaitu beriklim tropis basah penyebaran yang merata. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus hingga September, sedang musim penghujan umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan April. Keadaan ini sepanjang tahun berlangsung yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu.
Kualitas udara: Metode Penelitian kualitas udara yang dipergunakan adalah Metode Gravimetri, dan Spektrofotometri. Selain itu pada saat pengambilan sampel suhu udara, kecepatan angin, kelembaban dan kebisingan dilokasi sampling diukur pula. 
Kebisingan: Sumber kebisingan umumnya berasal dari kendaraan bermotor dan berbagai aktifitas setempat. Kebisingan yang timbul dari sumber tersebut dianalogkan dengan kebisingan yang terjadi di wilayah tapak proyek.Pendekatan ini dengan asumsi bahwa tingkat kebisingan di wilayah tapak proyek kondisinya lebih baik daripada daerah pemukiman penduduk.

BAB IV
Ruang lingkup studi
4.1  Dampak Penting yang Ditelaah
Proses pelingkupan sebagaimana dipaparkan dalam dokumen KA-ANDAL digunakan untuk merumuskan  dampak penting yang ditelaah dalam ANDAL ini. Proses pelingkupan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: (a) identifikasi dampak, (2) evaluasi dampak, dan (3) klasifikasi dan prioritas.
4.1.1  Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak dilakukan dengan cara menganalisa interaksi antara komponen kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan hidup yang diprakirakan menerima akibat dampak. Dampak potensial  diidentifikasi dengan menganalisa secara sederhana dampak yang relevan dan dampak yang tidak relevan, sehingga akan diperoleh kesimpulan dampak potensial.  Dari  hasil  identifikasi dampak ditemukan sejumlah dampak potensial pada setiap  komponen kegiatan.

BAB V
Evaluasi Dampak Besar Dan Penting.
Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan dengan menelaah secara holistik terhadap segenap komponen lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar. Totalitas dampak yang terjadi baik secara positif maupun negatif, kemudian ditelaah sebagai satu kesatuan, sehingga secara relatif dapat dibandingkan kerugian dan manfaat adanya kegiatan pembangunan Industri Pengolahan Kayu  Hutan Tanaman (IPKHT) dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) terhadap lingkungan hidup.
Hasil evaluasi prakiraan dampak besar dan penting memberikan gambaran secara totalitas mengenai dampak negatif maupun positif yang ditimbulkan dari rencana pembangunan yang diperlukan bagi pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut secara keseluruhan kegiatan pembangunan IPKHT dan TUKS PT. KORINTIGA HUTANI menurunkan kualitas lingkungan sebesar 10,95%. Pertambahan wilayah dampak ini sebanding dengan jumlah
komponen lingkungan yang terkena dampak.  Bertolak dari analisa tersebut prakiraan dampak dari kriteria banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak tergolong Penting.
Kebisingan tinggi sebagai dampak dari aktifitas  mesin-mesin pabrik dan  berlangsung lebih  dari 20 tahun dapat menyebabkan beberapa hal pada penerima dampak, seperti gangguan pendengaran dan sulit tidur. Kendatipun gangguan tersebut dapat dipulihkan, tetapi dampak yang timbul terutama pada bayi perlu mendapat perhatian khusus. Berdasarkan analisa tersebut prakiraan dampak dari kriteria sifat kumulatif  dampak tergolong Penting. Gangguan yang dirasakan oleh pekerja akibat kebisingan,  dan  dapat dipulihkan secara alami ataupun dengan tindakan tertentu. Proses pemulihan itu tidak dapat berlangsung sesaat tetapi membutuhkan selang waktu tertentu yang masih dikategorikan singkat. Bertolak dari analisa tersebut prakiraan dampak dari kriteria berbalik atau tidak  berbaliknya dampak tergolong  Tidak Penting.
Prakiraan Pentingnya Dampak
Ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak dikategorikan Penting  berdasarkan jumlah orang yang terkena dampak akibat kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dampak menyebar keluar tapak proyek sehingga dikategorikan  Penting. Dampak berlangsung selama masa operasional industri pengolahan kayu hutan tanaman dan TUKS,  sehingga dikategorikan  Penting. Intensitas dampak relatif tinggi selama kegitan pemberdayaan masyarakat berlangsung, sehingga dikategorikan Penting.  Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak dikategorikan Penting,  karena dampak kualitas kesehatan akan berpengaruh pada kinerja masyarakat. Dampak tidak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan  Tidak  Penting. Dampak akan berbalik dengan campur tangan manusia sehingga dikategorikan Penting.





0 komentar:

Post a Comment