I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah
merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan
memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau
memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk
dipecahkan. Keputusan adalah
pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan
keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini
akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Pengambilan keputusan
merupakan aktivitas yang terletak di dalam jantung manajemen untuk menghasilkan
good decision. Good decision akan memberikan pilihan
dengan kemungkinan terbaik untuk diikuti oleh sebuah organisasi. Good
decision ini diharapkan akan membawa organisasi ke tingkat performansi yang
lebih tinggi. Persoalan yang dihadapi adalah bahwa pengambilan keputusan selain
harus memperhitungkan sejumlah data yang banyak dan interrelated juga
harus berpacu dengan waktu. Keterbatasan waktu dalam pengambilan keputusan ini
akan mengurangi pertimbangan-pertimbangan dan hal ini akan meningkatkan risiko
pengambilan keputusan yang tidak tepat. Dengan kata lain, pengambilan keputusan
ini membutuhkan pemahaman system yang komprehensif berdasrkan data yang
tersedia sehingga diperoleh gambaran karakteristik organisasi atau sistem
tersebut. Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur
suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik
berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga
menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai
persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil
yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Analitikal
Hirarki Proses (AHP)” adalah
Ä Mahasiswa
dapat menyusun hirarki untuk menyelesaikan masalah maka persoalan yang akan
diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, dimulai dari menentukan
tujuan/sasaran, criteria dalam menyelesaikaaan serta alternatif-alternatif
penyelesaian
Ä Mahasiswa
dapat melakukan penilaian criteria dan alternative
Ä Mahasiswa
dapat menentukan prioritas pengambilan keputusan dengan metode AHP
Ä Mahasiswa
dapat mengukur konsistensi logis untuk memeriksa apakah perbandingan
berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak
II TINJAUAN PUSTAKA
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas
L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk
mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan
dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan
tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu
susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk
menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini
membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki
kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai
pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga
menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai
persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil
yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (http://nzircui.wordpress.com/2011/03/24/metode-analytical-hierarchy-process-ahp/)
Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dilakukan untuk mengambil keputusan dari persoalan dalam
suatu kerangka berpikir yang terorganisir sehingga memungkinkan dapat
diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut.
AHP memungkinkan
pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau
alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif yaitu dengan
melakukan perbandingan berpasangan ( pairwise comparisons ).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuisener yang diperoleh dari narasumber yang merupakan pelaku-pelaku
dalam sistem agroindustri hilir kopi pada identifikasi analisis sistem
sebelumnya (Dewi, 2009). Alat yang
digunakan dalam pengolahan data adalah seperangkat hardware computer dan
software Criterium Decision Plus dalam mengambil keputusan
menggunakan metode AHP.(Marimin, 2004)
Dalam menyelesaikan persoalan dengan
AHP ada prinsip-prinsip yang harus dipahami diantaranya adalah Decomposition,
Comparatif Judgement, Synthesis of Priority, Logical Consistency
a) Decomposition
Setelah persoalan didefinisikan maka
perlu dilakukan decomposition, yaitu memecah persoalan yang
utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan
juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sehingga didapatkan beberapa tingkatan
dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka proses analisis ini dinamai hirarki
(Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang
pasti berapa banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil
keputusan-lah yang menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang
diperoleh jika keadaan tersebut diperinci lebih lanjut. Ada dua jenis hirarki,
yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua
elemen pada semua tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat
berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan hirarki tidak lengkap.
b) Comparatif Judgement
Prinsip ini berarti membuat
penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu
dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti
dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen.
c) Synthesis of Priority
Dari setiap
matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya
untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise
comparison terdapat pada setiaptingkat, maka untuk mendapatkan global
priority harus dilakukan sintesis antara local priority.
Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis
dinamakan priority setting.
d) Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna,
pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan
keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara
objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.(Mulyono, 1996)
III METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Peralatan
dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Analitikal Hirarki Proses (AHP)” adalah
·
Seperangkat hardware
computer dan software criterium decision plus
·
Kuisener
3.2 Prosedur Kerja
Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Analitikal Hirarki Proses (AHP)” maka diperlukan tahapan praktikum/prosedur kerja yaitu:
a)
Menentukan
tujuan utama dengan memilih salah satu tujuan
b)
Menentukan
alternatif pilihan lokasi
c)
Menentukan
kriteria pemilihan lokasi
d)
Menentukan
sub kriteria dalam setiap kriteria pemilihan lokasi
e)
Menjalankan
program criterium decision plus
f)
Membuat
tujuan, alternatif, kriteria, dan sub kriteria pada program
g)
Melakukan
perbandingan berpasangan terhadap alternaif dan sub kriteria
h)
Memasukkan
data penilaian pakar dan para pelaku kedalam program
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar pustaka
Anonim,2011. Metode analytical hierarchy proses ahp.
http://nzircui.wordpress.com/2011/03/24/metode-analytical-hierarchy-process-ahp/.
(28 Desember)
Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Criteria Majemuk.
Penerbit PT Grasindo, Jakarta
Mulyono, S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Penerbit Fakultas Pertanian
Universitas Indonesia, Jakarta
0 komentar:
Post a Comment