Saturday, February 28, 2015

Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes

I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk dipecahkan. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang terletak di dalam jantung manajemen untuk menghasilkan good decision. Good decision akan memberikan pilihan dengan kemungkinan terbaik untuk diikuti oleh sebuah organisasi. Good decision ini diharapkan akan membawa organisasi ke tingkat performansi yang lebih tinggi. Persoalan yang dihadapi adalah bahwa pengambilan keputusan selain harus memperhitungkan sejumlah data yang banyak dan interrelated juga harus berpacu dengan waktu. Keterbatasan waktu dalam pengambilan keputusan ini akan mengurangi pertimbangan-pertimbangan dan hal ini akan meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang tidak tepat. Dengan kata lain, pengambilan keputusan ini membutuhkan pemahaman system yang komprehensif berdasrkan data yang tersedia sehingga diperoleh gambaran karakteristik organisasi atau sistem tersebut.

1.2  Tujuan
1.2.1        Pendekatan System
Adapun tujuan dari praktikum “Pendekatan System” adalah
Ä  Mahasiswa mampu mengidentifikasi pelaku pada agroindustri
Ä  Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan setiap pelaku
Ä  Mahasiswa mampu membuat diagram loop yang menunjukkan hubungan antar pelaku
Ä  Mahasiswa mampu menyusun diagram input-output

1.2.2        Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)” adalah
Ä  Mahasiswa dapat membedakan antara kriteria dan alternative dan menyusun kriteria serta alternatif dari data menjadi informasi
Ä  Mahasiswa dapat melakukan transformasi data
Ä  Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metode perbandingan indeks kerja (CPI)
Ä  Mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode perbandingan indeks kerja (CPI)

1.2.3        Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes
      Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes”   adalah
Ä  Mahasiswa dapat membedakan antara criteria dan alternative dan menyusun criteria serta alternative dari data menjadi informasi
Ä  Mahasiswa dapat melakukan transformasi data
Ä  Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metode bayes
Ä  Mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode bayes

1.2.4        Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)” adalah
Ä  Mahasiswa mampu menentukan alternative keputusan dengan MPE
Ä  Mahasiswa mampu menyusun criteria keputusan dengan MPE
Ä  Mahasiswa mampu menentukan bobot  setiap criteria keputusan dalam MPE
Ä  Mahasiswa mampu menghitung derajat kepentingan relative setiap pilihan keputusan pada setiap criteria dalam MPE
Ä  Mahasiswa mampu dalam menghitung nilai dari setiap alternative keputusan berdasarkan criteria dan bobot setiap criteria sebagai dasar pengambilan keputusan
Ä  Mahasiswa mampu membuat peringkat nilai yang diperoleh





II TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pendekatan System
            Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem. Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien. (edutechpreneur.wordpress.com/.../landasan-teori-dan-pendekatan-sistem)
            Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya atau rentan terhadap pengaruh luar.
(http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-dan-ciri-ciri-pendekatan-sistem/)

2.2  Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
           Teknik perbandingan indeks kenerja (compaparative performance index, CPI) Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).
      Formula yang digunakan dalam teknik CPI :
Aij                  =  Xij (min) x 100 / Xij (min)
A(i + 1.j)          =  (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100
Iij                    =  Aij x Pj
                                            n
Ii                     S (Iij)
                      j =1

 







Keterangan:
Aij                                  = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke – j
Xij (min)                = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j
A(i + 1.j)                   = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke – j
X(i + 1.j)                   = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke – j
Pj                           = bobot kepentingan kriteria ke – j
Iij                           = indeks alternatif ke-i
Ii                            = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –i
i                             = 1, 2, 3,…, n
j                             = 1, 2, 3,…, m

Prosedur Penyelesaian CPI 
         Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik) 
         Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria  ditranspormasi ke seratus,  sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara proporsional lebih tinggi.
         Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria  ditranspormasi ke seratus,  sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara proporsional lebih rendah.
         Perhitungan selanjutnya mengikuti prosedur Bayes.(Marimin,2004)

2.3 Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes
            Teori Bayes ditemukan oleh Thomas Bayes (London, 1702-1761). Teori ini berkaitan terhadap probabilitas, khususnya yang bersifat kondisional. Teori Bayes dapat digunakan jika dalam kondisi dua kejadian yang berturutan dan dependent (tidak saling lepas). Teori ini pada dasarnya dapat digunakan untuk menentukan nilai probabilitas terhadap suatu kejadian dengan syarat tertentu. (http://rwynzcool.blogspot.com/2009/03/teori-bayes.html)
            Metode Bayes merupakan salah satu metode pengambil keputusan yang banyak dipakai. Dalam mengambil keputusan dengan Bayes, dibutuhkan informasi-informasi dalam bentuk nilai probabilitas untuk setiap alternatif yang ada pada persoalan yang sedang dihadapi dan nantinya akan menghasilkan nilai harapan sebagai dasar pengambilan keputusan.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27842/4/Chapter%20I.pdf)
            Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif disederhanakan menjadi :
dimana:
Total Nilai I       = total nilai akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij                  = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Krit j                = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j
i                       = 1,2,3,…n;  n  = jumlah alternatif
j                       = 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria
(Marimin,2004)
2.4 Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
Keuntungan MPE
• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata
Contoh Aplikasi MPE
• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena, Kresna)
• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran
• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.
(http://piithaselaludisinii.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-sistem-penunjang .html)
            Hal yang sangat penting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan/bobot dari setiap kriteria yang ditetapkan, karena akan mempengaruhi nilai akhir dari setiap pilihan keputusan
Beberapa metode penentuan bobot:
1. Langsung
            Artinya pemberian bobot bersifat subjektif, disini pemberian bobot oleh seseorang dilakukan secara langsung tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti, paham, dan berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi.
2. Metode Eckenrode
Konsep ini adalah dengan melakukan perubahan urutan menjadi nilai, dimana:
Urutan 1 dengan tingkat (nilai) tertinggi
Urutan 2 dengan tingkat (nilai) di bawahnya, dan seterusnya.
Prosedur MPE
·         Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan
·         eksponensial adalah:
Dengan :
TNi        = Total nilai alternatif ke -i
RK ij    = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK j  = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n          = jumlah pilihan keputusan
m         = jumlah kriteria keputusan
         Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.
         Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. (Marimin,2004)


III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Pendekatan System” adalah
·         Peralatan tulis
·         Kuisener.
3.1.2    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan    Dengan  Perbandingan Indeks Kerja (CPI)” adalah
·         Peralatan tulis
·         Kalkulator
·         Data indeks kerja (IRR, B/V, NPV, dll) dari berbagai industry yang dapat dilihat dari sumberpustaka/internet (www.bi.go.ig, SIPUK, SIAKA)
3.1.3    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Pengambilan Pengambilan             Keputusan Dengan Metode Bayes” adalah
·         Peralatan tulis
·         Kalkulator
·         Data berbagai strategis sebagai alternative dan akibat peluang sebagai akibat pemilihan alternative
3.1.4    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan    Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)” adalah
·         Peralatan tulis
·         Kalkulator
·         Data primer pohon industry komoditi yang dapat diambil dari literature
·         Data hasil wawancara dengan pakar melalui pemikiran-pemikiran dengan ide kreatif

3.2 Prosedur Kerja
3.2.1    Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam praktikum “Pendekatan System” maka di      perlukan tahapan praktikum/prosedur kerja yaitu:
a) Mengidentifikasi pelaku
ü  Membagikan kuisener atau menanyakan kepada responden
ü  Menandai tabel yang telah dibuat sesuai dengan penilaian panelis yang digunakan
ü  Menghitung nilai penilaian pada setiap kolom
ü  Menentukan pelaku sesuai dengan hasil hitungan
b) Mengidentifikasi masalah pelaku
ü  Memasukkan pelaku yang teridentifikasi pada tahap pertama
ü  Mengindentifikasi komponen info yang diperlukan dalam merancang agroindustri
ü  Menandai kolom pelaku yang memerlukan info
c) Mengidentifikasi kebutuhan masing-masing pelaku
d) Mengidentifikasi hubungan antar elemen dan membuat diagram loop
e) Mengidentifikasi peubah input yang terkendali, input tak terkendali, output yang     diinginkan dan efek samping output yang tidak diinginkan
3.2.2    Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan             Perbandingan Indeks Kerja (CPI)” maka di perlukan tahapan praktikum/prosedur             kerja yaitu:
a)      Mengumpulkan informasi ketersediaan bahan baku
b)      Mengumpulkan/mencari alternatif industri yang dapat dikembangkan di provinsi bengkulu Bengkulu berdasarkan bahan baku
c)      Mencari informasi IRR, B/V, NPV dari semua produk
d)     Melakukan pembobotan pada setiap indeks kerja
e)      Melakukan perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode perbandingan indeks kerja
f)       Menentukan pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan indeks kerja

3.2.3    Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan             Metode Bayes”  maka diperlukan tahapan praktikum/prosedur kerja yaitu:
a)      Mengumpulkan informasi berbagai strategis dalam agroindustri
b)      Mengumpulkan/mencari alternatif dalam setiap strategis
c)      Mengumpulkan/mencari informasi peluang setiap alternatif pemilihan strategis
d)     Melakukan pembobotan pada setiap pilihan alternatif
e)      Melakukan perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode bayes
f)       Menentukan pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan metode bayes

3.2.4    Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan             Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)”  maka diperlukan tahapan         praktikum/prosedur kerja yaitu:
a)      Menentukan alternatif keputusan
b)      Menyusun kriteria keputusan
c)      Menentukan bobot setiap kriteria keputusan
d)     Menentukan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan pada setiap kriteria
e)      Menghitung nilai dari setiap alternatif keputusan

















IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Pendekatan System
4.1.1        Hasil Pengamatan
Ü   Hasil Identifikasi Pelaku

Hasil Penilaian
Sangat tidak penting
Tidak penting
Penting
Cukup penting
Sangat Penting
Petani


1
1
18
Pedagang Antara

5
12
3

KUD

2
10
8

Industri Pengo. Kopi


8
3
9
Investor

2
5
10
3
Pemerintahan Daerah


13
4
3
Pemerintahan Pusat

3
13
3
1
Perbankan


7
6
7
Konsumen


1
1
18

Ü   Identifikasi Permasalahan
Komponen Info
Hasil Penilaian
Petani
Konsumen
Perusahaan
Perbankan
Investor
KUD
Kebutuhan Bahan Baku
ü   

ü   



Jumlah Produksi


ü   


ü   
Mutu Produk

ü   
ü   


ü   
Bunga Bank


ü   
ü   


Jumlah Pesaing


ü   



Harga
ü   
ü   
ü   
ü   

ü   
Tenaga Kerja


ü   

ü   
ü   
Keuntungan


ü   
ü   
ü   

Pendidikan T.Kerja


ü   




Ü  identifikasi kebutuhan pelaku

No
Aktor
Kebutuhan
1
Petani Kopi
·         Kebutuhan bahan baku
·         Harga
2
Konsumen
·         Mutu produk
·         Harga
3
Perusahan
·         Jumlah produksi
·         Kebutuhan bahan baku
·         Mutu Produk
·         Bunga bank
·         Jumlah pesaing
·         Harga
·         Tenaga kerja
·         Keuntungan
·         Pendidikan tenaga kerja
4
Perbankan
·         Bunga bank
·         Harga
·         Keuntungan
5
Investor
·         Tenaga Kerja
·         Keuntungan
6
KUD
·         Jumlah Produksi
·         Mutu Produksi
·         Harga
·         Tenaga kerja




Ü 
INPUT LINGKUNGAN
1.       Kehidupan social budaya petani kopi
2.       Tuntutan Pelestarian Lingkungan

Diagram input output



OUTPUT YANG DIKEHENDAKI
·   Peningkatan pendapatan petani, pemerintah daerah/pusat
·   Peningkatan industri Pengolahan kopi
·   Produk unggulan berbasis kopi yang tepat
·   Lokasi yang tepat untuk industri produk unggulan berbasis kopi.

 


INPUT TIDAK TERKONTROL
§  Jumlah produksi kopi (petani kopi, luas lahan)
§  Permintaan pasar
§  Harga pasar. 

SISTEM PERKEMBANGAN INDUSTRI  AGROINDUSTRI BERBASIS KOPI DI BENGKULU


OUTPUT YANG TIDAK DIKEHENDAKI
§ Permintaan produk olahan yang rendah dan harga produk olahan rendah
§ Kelangkaan bahan baku
§ Teknologi produksi tidak efisien.


 


INPUT TERKONTROL
§  Kebutuhan bahan baku
§  Jenis Agroindustri berbasis Kopi   Kebijakan tingkat teknologi dan kapasitas produksi
§  Kebijakan jenis dan besaran pungutan(pajak dan retribusi).

Manajemen Perencanaan Agroindustri Berbasis Kopi







4.1.2        Pembahasan
            Ada beberapa pelaku yang berperan terhadap kemajuan suatu produk yaitu petani, pedagang antara, KUD, industry pengolahan, investor, pemerintah daerah, pemerintah pusat, perbankan, konsumen. Masing-masing pelaku memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda, Setelah diidentifikasi petani dan konsumen memiliki bobot kepentingan yang paling tinggi karena bahan baku merupakan komponen awal dalam membuat suatu produk. dengan adanya bahan baku maka pelaku-pelaku yang lain seperti pedagang antara, KUD, industry pengolahan, investor, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan perbankan akan menempati posisinya masing-masing. Setelah produk berhasil dibuat maka pelaku akhir yang berpengaruh sangat penting adalah konsumen karena apabila daya beli konsumen berkurang akan berpengaruh kepada pelaku-pelaku yang lain. Namun ada pelaku yang tidah terlalu penting yaitu pedagang antara dan KUD karena petani kopi dapat langsung menjual kopinya kepada perusahaan apabila kebun kopi dekat dengan perusahaan. Distribusi kopi melalui pedagang antara atau KUD selain memberikan keuntungan kepada petani kopi agar tidak susah menjual ke perusahaan juga memiliki kekurangan yaitu harga kopi yang dijual kepada pedagang antara atau KUD harganya lebih rendah daripada petani kopi menjual langsung kepada perusahan. Olehkarena itu banyak petani kopi yang menjual hasil kopi langsung kepada perusahaan sehingga pedagang antara dan KUD memiliki kepentingan yang tidak tinggi seperti petani kopi atau konsumen. Dimana pelaku-pelaku tersebut menghadapi masalah masing-masing seperti Kebutuhan Bahan Baku, Jumlah Produksi, Mutu Produk, Bunga Bank, Jumlah Pesaing, Harga, Tenaga Kerja, Keuntungan, Pendidikan, bahkan  Tenaga Kerja. Dalam diagram loop Pelaku-pelaku tersebut memiliki hubungan yang mana pelaku yang satu dapat mempengaruhi pelaku yang lain, seperti petani kopi dan perusahaan memiliki hubungan yang erat karena apabila petani memiliki hasil produksi yang sedikit dan berkualitas rendah tentu ini akan merugikan perusahaan, selain membutuhkan bahan baku yang sesuai kebutuhan perusahaan juga membutuhkan kopi yang berkualitas agar daya beli konsumen terhadap produk tidak menurun.
            Pendekatan system berguna sebagai cara berfikir dalam suatu kerangka analisis yang dapat memberi  pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu system dalam mencapai tujuannya.  Dengan demikian kaitan antara faktor-faktor teknologi, ekonomi, social, dan politik makin lama makin erat, gerakan disalah satu bidang akan mempunyai pengaruh pada bidang lain. Hal tersebut mencerminkan kompleksitas dari lingkungan.  Disinilah diperlukan keterpaduan antara pengolahan-pengolahan data yang makin rumit menjadi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.






4.2 Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
4.2.1 Hasil Pengamatan
F Informasi Alternative Industry Yang Dapat Dikembangkan Berdasarkan Bahan Baku

No
Komoditi
Produksi
Luas Lahan
1.
Kakao
2.352 ton
13.670 hektar
2.
Nilam


3.
Karet
84.582 ton
85.904 hektar
4.
Nata decoco


5.
Kelapa
6.351ton
49.658 hektar
6.
Kopi arabika ekstensifikasi
62.942 ton
106.907 hektar
7.
Jambu mete ekstensifikasi
127.993 ton
541.074 hektar

F Hasil Pencarian Informasi Alternatife Industry Yang Dapat Dikembangkan (Produk)

No
Komoditas
Alternatife Produk
Pasar
1.
kakao
Coklat bubuk,coklat batangan,coklat cair
potensial
2.
nilam
Minyak nilam,parfum, cat,kosmetik.
Cukup potensial
3.
karet
Ban,tabung, pipa,slang, tali
Sangat potensial
4.
Nata decoco
Minuman, makanan
potensial
5.
kelapa
Minyak goreng,kecap,santan
potensial
6.
kopi
Kopi bubuk, kopi instan
Sangat potensial
7.
Jambu mete
Minyak rem,biji mete kupas, sari buah,selai
potensial

F Hasil Pencarian Informasi IRR, B/C Ratio, NPV, BEP dll Sebagai Indeks Kerja
No
Industri
Kriteria
IRR
B/C Ratio
BEP
1
Kakao
50,44
6,26
4,468
2
Karet
33,31
3,44
311
3
Kopi Arabika Ekstensifikasi
27,23
1,71
1,498
4
Kopi Arabika Intensifikasi
65,95
3,83
814
5
Minyak Kelapa
62,91
2,30
96,697
6
Nata De Coco
21,50
1,15
28,786
7
Minyak Nilam
121,07
4,62
21
8
Jambu Mete Ekstensifikasi
27,96
2,50
172
9
Jambu Mete Intensifikasi
54,84
5,01
133




F Hasil Pembobotan Setiap Kriteria Berdasarkan Pustaka Atau Pakar (Narasumber)


INDUSTRI
BOBOT
KRITERIA

IRR
B/C rasio
BEP
NPV
Pasar
Bahan Baku

1.KARET

1.      Perbankkan
3
3
2
1
2
2

2.      Industri
1
1
1
1
1


3.      Petani
2
2
2
1
1


4.      Konsumen
3
3
5
3
1
1

5.      Pemda
2
2
1
2
2


KAKAO
1.      Perbankkan
2
1
1
2
2
2

2.      Industri
1
1
1
1
1


3.      Petani
3
4
3
2
2


4.      Konsumen
3
4
5
3
1
2

5.      Pemda
2
1
2
3
2


NILAM
1.      Perbankkan
4
2
3
2
3
3

2.      Industri
2
2
2
3
4


3.      Petani
4
4
4
3
2


4.      Konsumen
4
4
5
4
3
4

5.      Pemda
3
3
2
3
5


KELAPA
1.      Perbankkan
2
1
2
1
2
2

2.      Industri
1
1
1
1
1


3.      Petani
3
3
4
3
1


4.      Konsumen
3
5
5
3
2
2

5.      Pemda
2
2
3
2
2


NATA DECOCO
1.      Perbankkan
4
3
3
2
3
3

2.      Industri
3
3
3
4
4


3.      Petani
4
4
5
4
3


4.      Konsumen
4
5
5
4
3
3

5.      Pemda
4
3
3
4
3


KOPI ARABIKA
1.      Perbankkan
3
1
2
2
1
2

2.      Industri
1
1
1
1
1


3.      Petani
4
3
5
2
2


4.      Konsumen
3
3
5
3
1
1

5.      Pemda
4
2
2
1
1


JAMBU METE
1.      Perbankkan
4
3
4
2
3
3

2.      Industri
2
2
3
3
4


3.      Petani
5
4
5
3
3


4.      Konsumen
5
4
5
4
4
3

5.      Pemda
3
3
3
3
3







F Hasil Perbandingan Dengan Perbandingan Metode Indeks Kerja (CPI)
Industri
Kriteria
Jumlah
Peringkat
IRR
B/C Ratio
BEP
Kakao
234,6
544,34
33,52
298,16
2
Karet
154,93
299,13
0,48
166,27
6
Kopi Arabika Ekstensifikasi
126,65
148,69
1,498
97,9
8
Kopi Arabika Intensifikasi
306,74
333,04
0,18
225,28
4
Minyak Kelapa
292,6
200
1,54
168,24
5
Nata De Coco
100
100
5,2
71,56
9
Minyak Nilam
563,11
401,73
7,13
331,75
1
Jambu Mete Ekstensifikasi
130,04
217,39
0,87
126,22
7
Jambu Mete Intensifikasi
255,06
435,65
1,12
251,12
3
Bobot Kriteria
0,3
0,4
0,3


4.2.2        Pembahasan
            Teknik perbandingan indeks kenerja (compaparative performance index, CPI) Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). dari beberapa data industry kakao, karet, kopi arabika ekstensifikasi, kopi arabika intensifikasi, minyak kelapa, nata de coco, minyak nilam, jambu mete ekstensifikasi, jambu mete intensifikasi didapat nilai alternative: 298,16; 166,27; 97,9; 225,28; 168,24; 71,56; 331,75; 126,22; 251,12. Maka dapat disimpulkan .minyak nilam merupakan industry yang potensial untuk dikembangkan dengan nilai alternative 331,75.

4.3      Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes
4.3.1 Hasil Pengamatan
Hasil perhitungan rata-rata alternative produk sebelum dikalikan dengan bobot
No
Kriteria Penilaian
Bobot
Alternative produk
Kakao Beras
Kakao Bubuk
Kakao Blok
Permen Kakao
1.
Bentuk
0.1
3,67
3,83
3,83
4,08
2.
Warna
0.1
3,82
4
3,91
3,91
3.
Aroma
0.1
2,58
4
4,08
4,17
4.
Rasa
0.1
3,5
3,41
4,17
4,08
5.
Daya tahan
0.1
3,5
3,75
3,83
3,58
6.
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
0.2
14,75
16,92
15,33
17,66
7.
Inovasi produk
0.2
15,33
15,17
14,47
16,33
8.
kemasan
0.1
3,25
3,33
3,58
3,92

Data diatas merupakan rata-rata hasil dari penilaian panelis terhadap alternatife produk kakao berdasarkan criteria –kriteria yang tertera diatas.
Hasil perhitungan rata-rata alternative produk  setelah dikalikan dengan bobot

No
Kriteria penilaian
Alternative produk
Kakao Beras
Kakao Bubuk
Kakao Blok
PermenKakao
1.
Bentuk
0,367
0,383
0,383
0,408
2.
Warna
0,382
0,4
0,391
0,391
3.
Aroma
0,258
0,4
0,408
0,417
4.
Rasa
0,35
0,341
0,417
0,408
5.
Daya tahan
0,35
0,375
0,383
0,358
6.
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
2,95
3,384
3,07
3,532
7.
Inovasi produk
3,07
3,034
2,89
3,266
8.
kemasan
0,325
0,333
0,358
0,392

Rata –rata alternative
1,01
1,081
1,04
1,15

Rangking
4
3
2
1

4.3.2 Pembahasan
            Pembuatan keputusan dengan metode bayes dilakukan melalui upaya pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan suatu bilangan antara 0 dan 1. Namun seringkali hal ini dianggap sebagai probabilitas pribadi  atau subjektif di mana bobot bayes didasarkan pada tingkat kepercayaan, keyakinan, pengalaman, serta latar belakang pengambil keputusan. Dari alternative produk yang tersedia menunjukkan penilaian hasil alternative keputusan pemilihan produk kakao yang sesuai dengan teknik bayes. Terdapat 4 alternatif yang dipertimbangkan, yaitu , kakao beras, kakao bubuk, kakao blok dan permen kakao. Dari pendekatan produk kakao permen memiliki nilai tertinggi atau yang paling disukai. Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan produk yang membuat permen kakao disukai banyak orang. Berbeda dengan permen kakao kakao beras sedikit diminati karena produk tersebut belum memiliki nilai tambah seperti permen kakao, kakao beras tidak dapat dikonsumsi langsung hal inilah yang membuat kakao beras kurang diminati.
4.4 Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
4.4.1 Hasil Pengamatan
Hasil perhitungan rata-rata alternative produk sebelum dipangkatkan dengan bobot
N
o
Kriteria Penilaian
Bobot
Alternative produk
Kakao Beras
Kakao Bubuk
Kakao Blok
Permen Kakao
1.
Bentuk
0.1
3,67
3,83
3,83
4,08
2.
Warna
0.1
3,83
4
3,92
3,92
3.
Aroma
0.1
3,58
4
4,08
4,17
4.
Rasa
0.1
3,5
3,42
4,17
4,08
5.
Daya tahan
0.1
3,5
3,75
3,83
3,58
6.
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
0.2
14,75
16,92
15,33
17,67
7.
Inovasi produk
0.2
15,33
15,17
14,42
16,33
8.
kemasan
0.1
3,25
3,33
3,58
3,92

Data diatas merupakan rata-rata hasil dari penilaian panelis terhadap alternatife produk kakao berdasarkan criteria –kriteria yang tertera diatas.

Hasil perhitungan rata-rata alternative produk  setelah dipangkatkan dengan bobot
N
o
Kriteria penilaian
Alternative produk
Kakao Beras
Kakao Bubuk
Kakao Blok
PermenKakao
1.
Bentuk
3,67
3,83
3,83
4,08
2.
Warna
3,83
4
3,92
3,92
3.
Aroma
3,58
4
4,08
4,17
4.
Rasa
3,5
3,42
4,17
4,08
5.
Daya tahan
3,5
3,75
3,83
3,58
6.
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
217,56
286,29
235,01
312,23
7.
Inovasi produk
235,01
230,13
207,94
266,67
8.
kemasan
3,25
3,33
3,58
3,92

Rata –rata alternative
59,24
67,34
58,29
75,33

Rangking
3
2
4
1


4.4.2 Pembahasan
            Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE) Merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
            Dalam menggunakan metode MPE ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: menyusun alternative-alternatif keputusan yang akan dipilih, meneentukan criteria atau perbandingan criteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap criteria keputusan dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternative.
      Penilaian terhadap empat alternative produk agroindustri berbasis kakao(kakao beras, kakao bubuk, kakao blok dan permen kakao) setelah dihitung menggunakan metode MPE maka diperoleh nilai alternative tertinggi yang potensial untuk diinvestasikan yaitu permen kakao dengan nilai 75,33.

V PENUTUP

5.1  Kesimpulan
5.1.1        Pendekatan System
·         Dari data yang didapat terdapat beberapa pelaku industry yang saling berhubungan ssatu sama lainnya, dimana petani merupakan pelaku utama dala dimulainya suatu proses indutri.
·         Hubungan antar pelaku industry digambarkan dalam diagram loop

5.1.2 Pengambilan Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
·         Dari semua alternative industry yang ingin dikembangkan Minyak nilam merupakan industry yang potensial untuk dikembangkan dengan nilai alternative 331,75.



5.1.2        Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes
·         Dari alternative produk yang tersedia menunjukkan penilaian hasil alternative keputusan pemilihan produk kakao yang sesuai dengan teknik bayes yaitu permen kakao dengan nilai alternative 1,15
5.1.4 Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
·         Setelah dihitung menggunakan metode MPE maka diperoleh nilai alternative tertinggi yang potensial untuk diinvestasikan yaitu permen kakao dengan nilai 75,33.


5.2  Saran
·         Sebaiknya para praktikan lebih dahulu membaca panduan praktikum sebelum kegiatan dilaksanakan.
·         Sebaiknya para praktikan dapat mengaplikasikan materi praktikum yang telah diberikan dengan baik sehingga saat dilapangan mencari data tidak mengalami kesusahan
·         Sebaiknya para praktikan memahami kuisioner yang akan diberikan kepada responden sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh responden saat mengisi kuisioner












DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Landasan Teori Dan Pendekatan Sistem. http://edutechpreneur.wordpress.com/.../landasan-teori-dan-pendekatan-sistem (12 Desember 2011)
Anonim, 2007. Pengertian dan ciri-ciri pendekatan sistem.
(12 Desember 2011)
Anonim,2009.Teori Bayes.http://rwynzcool.blogspot.com/2009/03/teori-bayes.html. (14 Desember 2011)
Anonim,2011. macam-macam metode system penunjang. http://piithaselaludisinii.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-sistem-penunjang.html (13 Desember 2011)
Anonim,2009. konsep metode perbandingan eksponensial. http://ariyoso.wordpress.com/2009/10/27/konsep-metode-perbandingan-eksponensial-mpe/ (13 Desember 2011)
Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Criteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta



0 komentar:

Post a Comment