I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah
merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan
memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau
memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk
dipecahkan. Keputusan adalah
pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan
keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini
akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Pengambilan keputusan
merupakan aktivitas yang terletak di dalam jantung manajemen untuk menghasilkan
good decision. Good decision akan memberikan pilihan
dengan kemungkinan terbaik untuk diikuti oleh sebuah organisasi. Good
decision ini diharapkan akan membawa organisasi ke tingkat performansi yang
lebih tinggi. Persoalan yang dihadapi adalah bahwa pengambilan keputusan selain
harus memperhitungkan sejumlah data yang banyak dan interrelated juga
harus berpacu dengan waktu. Keterbatasan waktu dalam pengambilan keputusan ini
akan mengurangi pertimbangan-pertimbangan dan hal ini akan meningkatkan risiko
pengambilan keputusan yang tidak tepat. Dengan kata lain, pengambilan keputusan
ini membutuhkan pemahaman system yang komprehensif berdasrkan data yang
tersedia sehingga diperoleh gambaran karakteristik organisasi atau sistem
tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1
Pendekatan System
Adapun tujuan dari praktikum “Pendekatan
System” adalah
Ä Mahasiswa
mampu mengidentifikasi pelaku pada agroindustri
Ä Mahasiswa
mampu mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan setiap pelaku
Ä Mahasiswa
mampu membuat diagram loop yang menunjukkan hubungan antar pelaku
Ä Mahasiswa
mampu menyusun diagram input-output
1.2.2
Pengambilan Keputusan
Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)” adalah
Ä
Mahasiswa dapat membedakan antara kriteria dan alternative dan menyusun
kriteria serta alternatif dari data menjadi informasi
Ä
Mahasiswa dapat melakukan transformasi data
Ä
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metode perbandingan indeks
kerja (CPI)
Ä
Mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan dengan metode
perbandingan indeks kerja (CPI)
1.2.3
Pengambilan Keputusan
Dengan Metode Bayes
Adapun tujuan
dari praktikum “Pengambilan Keputusan Dengan Metode
Bayes” adalah
Ä Mahasiswa
dapat membedakan antara criteria dan alternative dan menyusun criteria serta
alternative dari data menjadi informasi
Ä
Mahasiswa dapat melakukan transformasi data
Ä
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dengan metode bayes
Ä Mahasiswa dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan metode bayes
1.2.4
Pengambilan Keputusan
Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
Adapun tujuan dari praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)” adalah
Ä Mahasiswa
mampu menentukan alternative keputusan dengan MPE
Ä Mahasiswa
mampu menyusun criteria keputusan dengan MPE
Ä Mahasiswa
mampu menentukan bobot setiap criteria
keputusan dalam MPE
Ä Mahasiswa
mampu menghitung derajat kepentingan relative setiap pilihan keputusan pada
setiap criteria dalam MPE
Ä Mahasiswa
mampu dalam menghitung nilai dari setiap alternative keputusan berdasarkan
criteria dan bobot setiap criteria sebagai dasar pengambilan keputusan
Ä Mahasiswa
mampu membuat peringkat nilai yang diperoleh
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan
System
Pendekatan
sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau
tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien.
Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis
dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem.
Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis
dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila
dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian
demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system
view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan
suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien. (edutechpreneur.wordpress.com/.../landasan-teori-dan-pendekatan-sistem)
Pengertian
dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis
kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan
dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh
manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya:
kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem
sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis;
sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka,
yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar
sistemnya atau rentan terhadap pengaruh luar.
(http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-dan-ciri-ciri-pendekatan-sistem/)
2.2 Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
Teknik perbandingan indeks kenerja
(compaparative performance index, CPI) Merupakan indeks gabungan (Composite
Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari
berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).
Formula yang digunakan dalam teknik CPI :
Aij = Xij (min) x 100 / Xij
(min)
A(i
+ 1.j) = (X(I + 1.j) )/ Xij
(min) x 100
Iij = Aij x Pj
n
Ii = S (Iij)
j =1
|
Keterangan:
Aij = nilai alternatif ke-i pada
kriteria ke – j
Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada
kriteria awal minimum ke-j
A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1
pada kriteria ke – j
X(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1
pada kriteria awal ke – j
Pj =
bobot kepentingan kriteria ke – j
Iij =
indeks alternatif ke-i
Ii =
indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –i
i = 1, 2, 3,…, n
j = 1, 2, 3,…, m
Prosedur
Penyelesaian CPI
•
Identifikasi kriteria
tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin baik) dan tren negatif (semakin
rendah nilainya semakin baik)
•
Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara
proporsional lebih tinggi.
•
Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara
proporsional lebih rendah.
•
Perhitungan selanjutnya
mengikuti prosedur Bayes.(Marimin,2004)
2.3
Pengambilan Keputusan Dengan Metode Bayes
Teori
Bayes ditemukan oleh Thomas Bayes (London, 1702-1761). Teori ini berkaitan
terhadap probabilitas, khususnya yang bersifat kondisional. Teori Bayes dapat
digunakan jika dalam kondisi dua kejadian yang berturutan dan dependent (tidak
saling lepas). Teori ini pada dasarnya dapat digunakan untuk menentukan nilai
probabilitas terhadap suatu kejadian dengan syarat tertentu. (http://rwynzcool.blogspot.com/2009/03/teori-bayes.html)
Metode Bayes merupakan salah satu
metode pengambil keputusan yang banyak dipakai. Dalam mengambil keputusan
dengan Bayes, dibutuhkan informasi-informasi dalam bentuk nilai probabilitas untuk
setiap alternatif yang ada pada persoalan yang sedang dihadapi dan nantinya
akan menghasilkan nilai harapan sebagai dasar pengambilan keputusan.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27842/4/Chapter%20I.pdf)
Persamaan Bayes yang digunakan untuk
menghitung nilai setiap alternatif disederhanakan menjadi :
dimana:
Total
Nilai I = total nilai
akhir dari alternatif ke-i
Nilai
ij =
nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Krit
j = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j
i =
1,2,3,…n; n = jumlah alternatif
j =
1,2,3,…m; m = jumlah kriteria
(Marimin,2004)
2.4 Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
Keuntungan
MPE
• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata
Contoh Aplikasi MPE
• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena, Kresna)
• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran
• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.
• Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa
• Nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata
Contoh Aplikasi MPE
• Penilaian terhadap tiga alternatif calon pemimpin divisi ICT (Pergiwa, Bratasena, Kresna)
• Kriteria yang dipertimbangkan: Kecakapan, Kepemimpinan dan Kejujuran
• Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-9.
(http://piithaselaludisinii.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-sistem-penunjang
.html)
Hal
yang
sangat penting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan/bobot
dari setiap kriteria yang ditetapkan, karena akan mempengaruhi nilai akhir dari
setiap pilihan keputusan
Beberapa metode penentuan bobot:
1. Langsung
Artinya
pemberian bobot bersifat subjektif, disini pemberian bobot oleh seseorang
dilakukan secara langsung tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap
kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti, paham, dan
berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi.
2. Metode Eckenrode
Konsep ini adalah dengan melakukan perubahan urutan menjadi
nilai, dimana:
Urutan 1 dengan tingkat (nilai) tertinggi
Urutan 2 dengan tingkat (nilai) di bawahnya, dan seterusnya.
Prosedur MPE
·
Formulasi perhitungan
skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan
·
eksponensial adalah:
Dengan :
TNi = Total nilai alternatif ke -i
RK ij
= derajat kepentingan relatif kriteria
ke-j pada pilihan keputusan i
TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j;
TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
•
Penentuan tingkat
kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui
kesepakatan curah pendapat.
•
Penentuan skor
alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap
alternatif berdasarkan nilai kriterianya. (Marimin,2004)
III METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1
Peralatan dan bahan yang digunakan
dalam praktikum “Pendekatan System” adalah
·
Peralatan tulis
·
Kuisener.
3.1.2
Peralatan dan bahan yang digunakan
dalam praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)” adalah
·
Peralatan tulis
·
Kalkulator
·
Data indeks kerja (IRR,
B/V, NPV, dll) dari berbagai industry yang dapat dilihat dari sumberpustaka/internet
(www.bi.go.ig,
SIPUK, SIAKA)
3.1.3
Peralatan dan bahan yang digunakan
dalam praktikum “Pengambilan
Pengambilan Keputusan Dengan
Metode Bayes” adalah
·
Peralatan tulis
·
Kalkulator
·
Data berbagai strategis
sebagai alternative dan akibat peluang sebagai akibat pemilihan alternative
3.1.4 Peralatan dan bahan yang digunakan dalam
praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE)” adalah
·
Peralatan tulis
·
Kalkulator
·
Data primer pohon
industry komoditi yang dapat diambil dari literature
·
Data hasil wawancara
dengan pakar melalui pemikiran-pemikiran dengan ide kreatif
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
praktikum “Pendekatan System” maka
di perlukan tahapan
praktikum/prosedur kerja yaitu:
a)
Mengidentifikasi pelaku
ü Membagikan kuisener atau menanyakan kepada responden
ü Menandai tabel yang telah dibuat sesuai dengan penilaian
panelis yang digunakan
ü Menghitung nilai penilaian pada setiap kolom
ü Menentukan pelaku sesuai dengan hasil hitungan
b)
Mengidentifikasi masalah pelaku
ü Memasukkan pelaku yang teridentifikasi pada tahap pertama
ü Mengindentifikasi komponen info yang diperlukan dalam
merancang agroindustri
ü Menandai kolom pelaku yang memerlukan info
c) Mengidentifikasi kebutuhan masing-masing pelaku
d) Mengidentifikasi hubungan antar elemen dan membuat
diagram loop
e) Mengidentifikasi peubah input yang terkendali, input tak
terkendali, output yang diinginkan dan
efek samping output yang tidak diinginkan
3.2.2 Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan
Indeks Kerja (CPI)” maka di perlukan
tahapan praktikum/prosedur kerja
yaitu:
a)
Mengumpulkan
informasi ketersediaan bahan baku
b)
Mengumpulkan/mencari
alternatif industri yang dapat dikembangkan di provinsi bengkulu Bengkulu
berdasarkan bahan baku
c)
Mencari
informasi IRR, B/V, NPV dari semua produk
d)
Melakukan
pembobotan pada setiap indeks kerja
e)
Melakukan
perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode perbandingan indeks kerja
f)
Menentukan
pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan indeks kerja
3.2.3 Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
praktikum “Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Bayes” maka
diperlukan tahapan praktikum/prosedur kerja yaitu:
a)
Mengumpulkan
informasi berbagai strategis dalam agroindustri
b)
Mengumpulkan/mencari
alternatif dalam setiap strategis
c)
Mengumpulkan/mencari
informasi peluang setiap alternatif pemilihan strategis
d)
Melakukan
pembobotan pada setiap pilihan alternatif
e)
Melakukan
perhitungan untuk pemilihan produk dengan metode bayes
f)
Menentukan
pilihan keputusan berdasarkan hasil perhitungan dengan metode bayes
3.2.4 Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam
praktikum “Pengambilan Keputusan
Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE)” maka
diperlukan tahapan praktikum/prosedur
kerja yaitu:
a)
Menentukan
alternatif keputusan
b)
Menyusun
kriteria keputusan
c)
Menentukan
bobot setiap kriteria keputusan
d)
Menentukan
derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan pada setiap kriteria
e)
Menghitung
nilai dari setiap alternatif keputusan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendekatan
System
4.1.1
Hasil Pengamatan
Ü Hasil Identifikasi Pelaku
|
Hasil Penilaian
|
||||
Sangat tidak penting
|
Tidak penting
|
Penting
|
Cukup penting
|
Sangat Penting
|
|
Petani
|
|
|
1
|
1
|
18
|
Pedagang Antara
|
|
5
|
12
|
3
|
|
KUD
|
|
2
|
10
|
8
|
|
Industri Pengo. Kopi
|
|
|
8
|
3
|
9
|
Investor
|
|
2
|
5
|
10
|
3
|
Pemerintahan Daerah
|
|
|
13
|
4
|
3
|
Pemerintahan Pusat
|
|
3
|
13
|
3
|
1
|
Perbankan
|
|
|
7
|
6
|
7
|
Konsumen
|
|
|
1
|
1
|
18
|
Ü Identifikasi Permasalahan
Komponen Info
|
Hasil Penilaian
|
|||||
Petani
|
Konsumen
|
Perusahaan
|
Perbankan
|
Investor
|
KUD
|
|
Kebutuhan Bahan Baku
|
ü
|
|
ü
|
|
|
|
Jumlah Produksi
|
|
|
ü
|
|
|
ü
|
Mutu Produk
|
|
ü
|
ü
|
|
|
ü
|
Bunga Bank
|
|
|
ü
|
ü
|
|
|
Jumlah Pesaing
|
|
|
ü
|
|
|
|
Harga
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
ü
|
Tenaga Kerja
|
|
|
ü
|
|
ü
|
ü
|
Keuntungan
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Pendidikan T.Kerja
|
|
|
ü
|
|
|
|
Ü identifikasi
kebutuhan pelaku
No
|
Aktor
|
Kebutuhan
|
1
|
Petani Kopi
|
·
Kebutuhan bahan baku
·
Harga
|
2
|
Konsumen
|
·
Mutu produk
·
Harga
|
3
|
Perusahan
|
·
Jumlah produksi
·
Kebutuhan bahan baku
·
Mutu Produk
·
Bunga bank
·
Jumlah pesaing
·
Harga
·
Tenaga kerja
·
Keuntungan
·
Pendidikan tenaga
kerja
|
4
|
Perbankan
|
·
Bunga bank
·
Harga
·
Keuntungan
|
5
|
Investor
|
·
Tenaga Kerja
·
Keuntungan
|
6
|
KUD
|
·
Jumlah Produksi
·
Mutu Produksi
·
Harga
·
Tenaga kerja
|
Ü
INPUT LINGKUNGAN
1. Kehidupan
social budaya petani kopi
2. Tuntutan
Pelestarian Lingkungan
|
OUTPUT YANG
DIKEHENDAKI
· Peningkatan pendapatan petani, pemerintah daerah/pusat
· Peningkatan industri Pengolahan kopi
· Produk unggulan berbasis kopi yang tepat
· Lokasi yang tepat untuk industri produk unggulan berbasis
kopi.
|
INPUT
TIDAK TERKONTROL
|
|
OUTPUT YANG TIDAK
DIKEHENDAKI
§ Permintaan produk olahan yang rendah
dan harga produk olahan rendah
§ Kelangkaan bahan baku
§ Teknologi produksi tidak efisien.
|
INPUT
TERKONTROL
§
Kebutuhan bahan baku
§
Jenis Agroindustri berbasis Kopi
Kebijakan tingkat teknologi dan kapasitas produksi
§
|
Manajemen Perencanaan Agroindustri Berbasis Kopi
|
4.1.2
Pembahasan
Ada beberapa pelaku yang berperan
terhadap kemajuan suatu produk yaitu petani, pedagang antara, KUD, industry
pengolahan, investor, pemerintah daerah, pemerintah pusat, perbankan, konsumen.
Masing-masing pelaku memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda, Setelah
diidentifikasi petani dan konsumen memiliki bobot kepentingan yang paling
tinggi karena bahan baku merupakan komponen awal dalam membuat suatu produk. dengan
adanya bahan baku maka pelaku-pelaku yang lain seperti pedagang antara, KUD,
industry pengolahan, investor, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan
perbankan akan menempati posisinya masing-masing. Setelah produk berhasil
dibuat maka pelaku akhir yang berpengaruh sangat penting adalah konsumen karena
apabila daya beli konsumen berkurang akan berpengaruh kepada pelaku-pelaku yang
lain. Namun ada pelaku yang tidah terlalu penting yaitu pedagang antara dan KUD
karena petani kopi dapat langsung menjual kopinya kepada perusahaan apabila
kebun kopi dekat dengan perusahaan. Distribusi kopi melalui pedagang antara
atau KUD selain memberikan keuntungan kepada petani kopi agar tidak susah
menjual ke perusahaan juga memiliki kekurangan yaitu harga kopi yang dijual
kepada pedagang antara atau KUD harganya lebih rendah daripada petani kopi
menjual langsung kepada perusahan. Olehkarena itu banyak petani kopi yang
menjual hasil kopi langsung kepada perusahaan sehingga pedagang antara dan KUD
memiliki kepentingan yang tidak tinggi seperti petani kopi atau konsumen. Dimana
pelaku-pelaku tersebut menghadapi masalah masing-masing seperti Kebutuhan Bahan
Baku, Jumlah Produksi, Mutu Produk, Bunga
Bank, Jumlah Pesaing, Harga, Tenaga
Kerja, Keuntungan, Pendidikan,
bahkan Tenaga
Kerja. Dalam diagram loop Pelaku-pelaku tersebut memiliki hubungan yang mana
pelaku yang satu dapat mempengaruhi pelaku yang lain, seperti petani kopi dan
perusahaan memiliki hubungan yang erat karena apabila petani memiliki hasil
produksi yang sedikit dan berkualitas rendah tentu ini akan merugikan
perusahaan, selain membutuhkan bahan baku yang sesuai kebutuhan perusahaan juga
membutuhkan kopi yang berkualitas agar daya beli konsumen terhadap produk tidak
menurun.
Pendekatan system berguna sebagai
cara berfikir dalam suatu kerangka analisis yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai
perilaku dari suatu system dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian kaitan antara faktor-faktor
teknologi, ekonomi, social, dan politik makin lama makin erat, gerakan disalah
satu bidang akan mempunyai pengaruh pada bidang lain. Hal tersebut mencerminkan
kompleksitas dari lingkungan. Disinilah
diperlukan keterpaduan antara pengolahan-pengolahan data yang makin rumit
menjadi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.
4.2 Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
4.2.1
Hasil Pengamatan
F Informasi
Alternative Industry Yang Dapat Dikembangkan Berdasarkan Bahan Baku
No
|
Komoditi
|
Produksi
|
Luas Lahan
|
1.
|
Kakao
|
2.352 ton
|
13.670 hektar
|
2.
|
Nilam
|
|
|
3.
|
Karet
|
84.582 ton
|
85.904 hektar
|
4.
|
Nata decoco
|
|
|
5.
|
Kelapa
|
6.351ton
|
49.658 hektar
|
6.
|
Kopi arabika ekstensifikasi
|
62.942 ton
|
106.907 hektar
|
7.
|
Jambu mete ekstensifikasi
|
127.993 ton
|
541.074 hektar
|
F Hasil
Pencarian Informasi Alternatife Industry Yang Dapat Dikembangkan (Produk)
No
|
Komoditas
|
Alternatife Produk
|
Pasar
|
1.
|
kakao
|
Coklat bubuk,coklat batangan,coklat
cair
|
potensial
|
2.
|
nilam
|
Minyak nilam,parfum, cat,kosmetik.
|
Cukup potensial
|
3.
|
karet
|
Ban,tabung, pipa,slang, tali
|
Sangat potensial
|
4.
|
Nata decoco
|
Minuman, makanan
|
potensial
|
5.
|
kelapa
|
Minyak goreng,kecap,santan
|
potensial
|
6.
|
kopi
|
Kopi bubuk, kopi instan
|
Sangat potensial
|
7.
|
Jambu mete
|
Minyak rem,biji mete kupas, sari
buah,selai
|
potensial
|
F Hasil
Pencarian Informasi IRR, B/C Ratio, NPV, BEP dll Sebagai Indeks Kerja
No
|
Industri
|
Kriteria
|
||
IRR
|
B/C
Ratio
|
BEP
|
||
1
|
Kakao
|
50,44
|
6,26
|
4,468
|
2
|
Karet
|
33,31
|
3,44
|
311
|
3
|
Kopi Arabika
Ekstensifikasi
|
27,23
|
1,71
|
1,498
|
4
|
Kopi Arabika
Intensifikasi
|
65,95
|
3,83
|
814
|
5
|
Minyak Kelapa
|
62,91
|
2,30
|
96,697
|
6
|
Nata De Coco
|
21,50
|
1,15
|
28,786
|
7
|
Minyak Nilam
|
121,07
|
4,62
|
21
|
8
|
Jambu Mete
Ekstensifikasi
|
27,96
|
2,50
|
172
|
9
|
Jambu Mete
Intensifikasi
|
54,84
|
5,01
|
133
|
F Hasil
Pembobotan Setiap Kriteria Berdasarkan Pustaka Atau Pakar (Narasumber)
INDUSTRI
|
BOBOT
|
KRITERIA
|
||||||
IRR
|
B/C
rasio
|
BEP
|
NPV
|
Pasar
|
Bahan
Baku
|
|||
1.KARET
|
1.
Perbankkan
|
3
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
|
2.
Industri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
||
3.
Petani
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
|
||
4.
Konsumen
|
3
|
3
|
5
|
3
|
1
|
1
|
||
5.
Pemda
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
|
||
KAKAO
|
1.
Perbankkan
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
|
2.
Industri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
||
3.
Petani
|
3
|
4
|
3
|
2
|
2
|
|
||
4.
Konsumen
|
3
|
4
|
5
|
3
|
1
|
2
|
||
5.
Pemda
|
2
|
1
|
2
|
3
|
2
|
|
||
NILAM
|
1.
Perbankkan
|
4
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
|
2.
Industri
|
2
|
2
|
2
|
3
|
4
|
|
||
3.
Petani
|
4
|
4
|
4
|
3
|
2
|
|
||
4.
Konsumen
|
4
|
4
|
5
|
4
|
3
|
4
|
||
5.
Pemda
|
3
|
3
|
2
|
3
|
5
|
|
||
KELAPA
|
1.
Perbankkan
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
|
2.
Industri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
||
3.
Petani
|
3
|
3
|
4
|
3
|
1
|
|
||
4.
Konsumen
|
3
|
5
|
5
|
3
|
2
|
2
|
||
5.
Pemda
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
|
||
NATA DECOCO
|
1.
Perbankkan
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
|
2.
Industri
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
|
||
3.
Petani
|
4
|
4
|
5
|
4
|
3
|
|
||
4.
Konsumen
|
4
|
5
|
5
|
4
|
3
|
3
|
||
5.
Pemda
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
|
||
KOPI ARABIKA
|
1.
Perbankkan
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
|
2.
Industri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
||
3.
Petani
|
4
|
3
|
5
|
2
|
2
|
|
||
4.
Konsumen
|
3
|
3
|
5
|
3
|
1
|
1
|
||
5.
Pemda
|
4
|
2
|
2
|
1
|
1
|
|
||
JAMBU METE
|
1.
Perbankkan
|
4
|
3
|
4
|
2
|
3
|
3
|
|
2.
Industri
|
2
|
2
|
3
|
3
|
4
|
|
||
3.
Petani
|
5
|
4
|
5
|
3
|
3
|
|
||
4.
Konsumen
|
5
|
4
|
5
|
4
|
4
|
3
|
||
5.
Pemda
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
F Hasil
Perbandingan Dengan Perbandingan Metode Indeks Kerja (CPI)
Industri
|
Kriteria
|
Jumlah
|
Peringkat
|
||
IRR
|
B/C
Ratio
|
BEP
|
|||
Kakao
|
234,6
|
544,34
|
33,52
|
298,16
|
2
|
Karet
|
154,93
|
299,13
|
0,48
|
166,27
|
6
|
Kopi Arabika
Ekstensifikasi
|
126,65
|
148,69
|
1,498
|
97,9
|
8
|
Kopi Arabika
Intensifikasi
|
306,74
|
333,04
|
0,18
|
225,28
|
4
|
Minyak Kelapa
|
292,6
|
200
|
1,54
|
168,24
|
5
|
Nata De Coco
|
100
|
100
|
5,2
|
71,56
|
9
|
Minyak Nilam
|
563,11
|
401,73
|
7,13
|
331,75
|
1
|
Jambu Mete
Ekstensifikasi
|
130,04
|
217,39
|
0,87
|
126,22
|
7
|
Jambu Mete
Intensifikasi
|
255,06
|
435,65
|
1,12
|
251,12
|
3
|
Bobot Kriteria
|
0,3
|
0,4
|
0,3
|
|
4.2.2
Pembahasan
Teknik perbandingan indeks kenerja (compaparative
performance index, CPI) Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat
digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif
(i) berdasarkan beberapa kriteria (j). dari beberapa data industry kakao,
karet, kopi arabika ekstensifikasi, kopi arabika intensifikasi, minyak kelapa,
nata de coco, minyak nilam, jambu mete ekstensifikasi, jambu mete intensifikasi
didapat nilai alternative: 298,16; 166,27; 97,9; 225,28; 168,24; 71,56; 331,75;
126,22; 251,12. Maka dapat disimpulkan .minyak nilam merupakan industry yang
potensial untuk dikembangkan dengan nilai alternative 331,75.
4.3 Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Bayes
4.3.1 Hasil Pengamatan
Hasil
perhitungan rata-rata alternative produk sebelum dikalikan dengan bobot
No
|
Kriteria Penilaian
|
Bobot
|
Alternative produk
|
|||
Kakao Beras
|
Kakao Bubuk
|
Kakao Blok
|
Permen Kakao
|
|||
1.
|
Bentuk
|
0.1
|
3,67
|
3,83
|
3,83
|
4,08
|
2.
|
Warna
|
0.1
|
3,82
|
4
|
3,91
|
3,91
|
3.
|
Aroma
|
0.1
|
2,58
|
4
|
4,08
|
4,17
|
4.
|
Rasa
|
0.1
|
3,5
|
3,41
|
4,17
|
4,08
|
5.
|
Daya tahan
|
0.1
|
3,5
|
3,75
|
3,83
|
3,58
|
6.
|
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
|
0.2
|
14,75
|
16,92
|
15,33
|
17,66
|
7.
|
Inovasi produk
|
0.2
|
15,33
|
15,17
|
14,47
|
16,33
|
8.
|
kemasan
|
0.1
|
3,25
|
3,33
|
3,58
|
3,92
|
Data
diatas merupakan rata-rata hasil dari penilaian panelis terhadap alternatife
produk kakao berdasarkan criteria –kriteria yang tertera diatas.
Hasil
perhitungan rata-rata alternative produk
setelah dikalikan dengan bobot
No
|
Kriteria penilaian
|
Alternative produk
|
|||
Kakao Beras
|
Kakao Bubuk
|
Kakao Blok
|
PermenKakao
|
||
1.
|
Bentuk
|
0,367
|
0,383
|
0,383
|
0,408
|
2.
|
Warna
|
0,382
|
0,4
|
0,391
|
0,391
|
3.
|
Aroma
|
0,258
|
0,4
|
0,408
|
0,417
|
4.
|
Rasa
|
0,35
|
0,341
|
0,417
|
0,408
|
5.
|
Daya tahan
|
0,35
|
0,375
|
0,383
|
0,358
|
6.
|
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
|
2,95
|
3,384
|
3,07
|
3,532
|
7.
|
Inovasi produk
|
3,07
|
3,034
|
2,89
|
3,266
|
8.
|
kemasan
|
0,325
|
0,333
|
0,358
|
0,392
|
|
Rata –rata alternative
|
1,01
|
1,081
|
1,04
|
1,15
|
|
Rangking
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4.3.2 Pembahasan
Pembuatan keputusan dengan metode
bayes dilakukan melalui upaya pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu
kejadian dan dinyatakan dengan suatu bilangan antara 0 dan 1. Namun seringkali
hal ini dianggap sebagai probabilitas pribadi
atau subjektif di mana bobot bayes didasarkan pada tingkat kepercayaan,
keyakinan, pengalaman, serta latar belakang pengambil keputusan. Dari
alternative produk yang tersedia menunjukkan penilaian hasil alternative keputusan
pemilihan produk kakao yang sesuai dengan teknik bayes. Terdapat 4 alternatif
yang dipertimbangkan, yaitu , kakao beras, kakao bubuk, kakao blok dan permen
kakao. Dari pendekatan produk kakao permen memiliki nilai tertinggi atau yang
paling disukai. Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan produk yang membuat
permen kakao disukai banyak orang. Berbeda dengan permen kakao kakao beras
sedikit diminati karena produk tersebut belum memiliki nilai tambah seperti
permen kakao, kakao beras tidak dapat dikonsumsi langsung hal inilah yang
membuat kakao beras kurang diminati.
4.4 Pengambilan
Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
4.4.1
Hasil Pengamatan
Hasil
perhitungan rata-rata alternative produk sebelum dipangkatkan dengan bobot
N
o
|
Kriteria Penilaian
|
Bobot
|
Alternative produk
|
|||
Kakao Beras
|
Kakao Bubuk
|
Kakao Blok
|
Permen Kakao
|
|||
1.
|
Bentuk
|
0.1
|
3,67
|
3,83
|
3,83
|
4,08
|
2.
|
Warna
|
0.1
|
3,83
|
4
|
3,92
|
3,92
|
3.
|
Aroma
|
0.1
|
3,58
|
4
|
4,08
|
4,17
|
4.
|
Rasa
|
0.1
|
3,5
|
3,42
|
4,17
|
4,08
|
5.
|
Daya tahan
|
0.1
|
3,5
|
3,75
|
3,83
|
3,58
|
6.
|
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
|
0.2
|
14,75
|
16,92
|
15,33
|
17,67
|
7.
|
Inovasi produk
|
0.2
|
15,33
|
15,17
|
14,42
|
16,33
|
8.
|
kemasan
|
0.1
|
3,25
|
3,33
|
3,58
|
3,92
|
Data
diatas merupakan rata-rata hasil dari penilaian panelis terhadap alternatife
produk kakao berdasarkan criteria –kriteria yang tertera diatas.
Hasil
perhitungan rata-rata alternative produk
setelah dipangkatkan dengan bobot
N
o
|
Kriteria penilaian
|
Alternative produk
|
|||
Kakao Beras
|
Kakao Bubuk
|
Kakao Blok
|
PermenKakao
|
||
1.
|
Bentuk
|
3,67
|
3,83
|
3,83
|
4,08
|
2.
|
Warna
|
3,83
|
4
|
3,92
|
3,92
|
3.
|
Aroma
|
3,58
|
4
|
4,08
|
4,17
|
4.
|
Rasa
|
3,5
|
3,42
|
4,17
|
4,08
|
5.
|
Daya tahan
|
3,5
|
3,75
|
3,83
|
3,58
|
6.
|
Kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan
|
217,56
|
286,29
|
235,01
|
312,23
|
7.
|
Inovasi produk
|
235,01
|
230,13
|
207,94
|
266,67
|
8.
|
kemasan
|
3,25
|
3,33
|
3,58
|
3,92
|
|
Rata –rata alternative
|
59,24
|
67,34
|
58,29
|
75,33
|
|
Rangking
|
3
|
2
|
4
|
1
|
4.4.2 Pembahasan
Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial(MPE) Merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas
alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai
pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun
model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
Dalam menggunakan metode MPE ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan yaitu: menyusun alternative-alternatif keputusan yang akan
dipilih, meneentukan criteria atau perbandingan criteria keputusan yang penting
untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap criteria keputusan
dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total
masing-masing alternative.
Penilaian terhadap empat alternative
produk agroindustri berbasis kakao(kakao beras, kakao bubuk, kakao blok dan
permen kakao) setelah dihitung menggunakan metode MPE maka diperoleh nilai
alternative tertinggi yang potensial untuk diinvestasikan yaitu permen kakao
dengan nilai 75,33.
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1
Pendekatan System
·
Dari data yang didapat
terdapat beberapa pelaku industry yang saling berhubungan ssatu sama lainnya,
dimana petani merupakan pelaku utama dala dimulainya suatu proses indutri.
·
Hubungan antar pelaku
industry digambarkan dalam diagram loop
5.1.2 Pengambilan
Keputusan Dengan Perbandingan Indeks Kerja (CPI)
·
Dari semua alternative
industry yang ingin dikembangkan Minyak nilam merupakan industry yang potensial
untuk dikembangkan dengan nilai alternative 331,75.
5.1.2
Pengambilan Keputusan
Dengan Metode Bayes
·
Dari alternative produk
yang tersedia menunjukkan penilaian hasil alternative keputusan pemilihan
produk kakao yang sesuai dengan teknik bayes yaitu permen kakao dengan nilai
alternative 1,15
5.1.4
Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE)
·
Setelah dihitung
menggunakan metode MPE maka diperoleh nilai alternative tertinggi yang
potensial untuk diinvestasikan yaitu permen kakao dengan nilai 75,33.
5.2 Saran
·
Sebaiknya para praktikan
lebih dahulu membaca panduan praktikum sebelum kegiatan dilaksanakan.
·
Sebaiknya para
praktikan dapat mengaplikasikan materi praktikum yang telah diberikan dengan
baik sehingga saat dilapangan mencari data tidak mengalami kesusahan
·
Sebaiknya para praktikan
memahami kuisioner yang akan diberikan kepada responden sehingga dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh responden saat mengisi kuisioner
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Landasan Teori Dan Pendekatan Sistem. http://edutechpreneur.wordpress.com/.../landasan-teori-dan-pendekatan-sistem (12 Desember 2011)
Anonim, 2007. Pengertian
dan ciri-ciri pendekatan sistem.
(12 Desember 2011)
Anonim,2009.Teori
Bayes.http://rwynzcool.blogspot.com/2009/03/teori-bayes.html. (14
Desember 2011)
Anonim, Chapter-1.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27842/4/Chapter%20I.pdf. (12
Desember 2011)
Anonim,2011. macam-macam
metode system penunjang. http://piithaselaludisinii.blogspot.com/2011/04/macam-macam-metode-sistem-penunjang.html
(13 Desember 2011)
Anonim,2009. konsep metode perbandingan eksponensial. http://ariyoso.wordpress.com/2009/10/27/konsep-metode-perbandingan-eksponensial-mpe/
(13 Desember 2011)
Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Criteria Majemuk. Penerbit
PT Grasindo, Jakarta
0 komentar:
Post a Comment