LAPORAN PRATIKUM
KIMIA ANORGANIK
Nama : Andri Nopriandis
NPM : E1G010039
Prodi
: Teknologi
Industri Pertanian
Kelompok :
2 (Dua)
Hari /jam :
Rabu/14.00-15.40
Tanggal :
06 November 2013
Ko-Ass : 1. Anpi Setyawan
2. Sri Maryati Lubis
Dosen :
Drs.Syafnil,M.Si
Objek Praktikum :
pH Asam - Basa
dan Garam
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam
dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Menurut teori Arrhenius, zat dalam
air yang menghasilkan ion H+ disebut asam, sedangkan zat yang
didalam air terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.
pH
adalah derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH
bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep
pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna
singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa
p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang
merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah
pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti
"logaritma negatif".
1.2 Tujuan
1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator
universal.
2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pH
didefinisikan sebagai minus logaritma
dari aktivitas ion
hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan
kuantitas tak berdimensi.pH
umumnya diukur menggunakan elektroda
gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara
elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda
referensi. .
Pengukuran
nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam,
memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada kasus ini dapat digunakan
menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung
menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas
Menurut definisi asli Sørensen, p[H] didefinisikan
sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama
ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur
konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektroda yang digunakan
dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. ( Charles Keenan.1984)
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat
dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah
melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan
sebagai basa.
Pada dasarnya skala/tingkat keasaman
suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar
konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+
sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang kimiawan dari
Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi
ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara
matematika diungkapkan dengan persamaan :
1. Derajat keasaman (pH)
·
Untuk air murni pada temperatur 25 °C :
·
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
·
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
·
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
·
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
·
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
·
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14
2. Asam Kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini
mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
3. Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan
ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya
(seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan
menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
di mana, Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
= tetapan ionisasi asam lemah
4. Basa Kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan
ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan
basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi basanya.
5. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan
ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan
menggunakan rumus :
di mana, Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum pH asam - basa dan garam
adalah :
Ø pH indikator universal
Ø HCL
Ø
Ø HC
Ø NaOH
Ø N
OH
Ø NaC
Ø Asam Borak
Ø N
Cl
Ø N
S
Ø NaCl
Ø Tabung reaksi
Ø Erlenmeyer volume 50/100 mL
Ø Pipet ukur 10 ml
Ø Pipet ukur 5 ml
Ø Kaca arloji
Ø Corong kaca
Ø Rak tabung reaksi
Ø Pipet biasa
3.2 Cara
kerja
Adapun cara kerja praktikum
tentang pH asam - basa dan garam adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan 10 buah tabung
reaksi dengan deterjen dan keringkan.
2. Meletakkan di rak tabung reaksi
dengan mulut tabung keatas.
3. Memipet lebih kurang 2 mL larutan
yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4. Menentukan pH dengan menggunakan
kertas pH indikator universal.
5. Menghitung konsentrasi
masing-masing larutan diatas (dalam laporan lengkap).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No
|
Nama larutan
|
Ph
|
Golongan
|
Konsentrasi
(molaritas)
|
1
|
|
1
|
Asam kuat
|
10-1
|
2
|
HCl
|
4
|
Asam kuat
|
10-4
|
3
|
NaCl
|
7
|
Netral
|
10-7
|
4
|
|
5
|
Asam lemah
|
0,00005
|
5
|
N
|
7
|
Netral
|
10-7
|
6
|
N
|
8
|
Basa lemah
|
0,001
|
7
|
NaOH
|
12
|
Basa kuat
|
10-5
|
Hasil
Perhitungan Konsentasi
1. Diketahui Ph H2SO4
adalah 1.
Hitunglah konsentrasi larutan H2SO4
tersebut!
Penyelesaian
:
PH
= 1
[H+]
= 1 – log 1 = - log 10-1
= 10-1 M = 0,1 M
2. Diketahui
PH larutan HCL adalah 4.
Tentukan konsentrasi dari larutan HCL
tersebut!
Penyelesaian :
PH = 4
[H+] = 4 – log 1 = - log 10-4
[H+] = 10-4 M = 0,0001 M
3. Diketahui
PH larutan NaCl adalah 7.
Tentukan konsentrasi larutan NaCl tersebut!
Penyelesaian :
PH = 7
Larutan
ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7
M.. Natrium klorida merupakan garam dari basa kuat dan asam kuat.
Garam seperti ini merupakan elektrolit kuat terurai menjadi kation dan anion
pembentuknya.
4. Diketahui pH larutan
adalah 5
Tentukan konsentrasi larutan
tersebut !
Penyelesaian :
pH = 5
[H+]
= 5 – log 1 = - log 10-5
= 10-5 M
= 0,00005 M
5. Diketahui
PH larutan NH4CL adalah 7.
Tentukan
konsetrasi larutan NH4CL tersebut!
Penyelesaian
:
PH = 7
larutan
ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7
M.. Amonium klorida merupakan garam dari basa kuat dan asam kuat.
Garam seperti ini merupakan elektrolit kuat terurai menjadi kation dan anion
pembentuknya.
6.
Diketahui PH larutan N
S
adalah 8.
Tentukan konsentrasi larutan N
S
tersebut !
Penyelesaian :
PH = 8
POH = 14 – 8 = 6 = 6 - log 1
= - log 10-6
[OH-] = 10-6
[OH-] =
(10-6)2 = 10-14 /10-5 X Mg
10-12
=
10-9 x Mg
Mg
= 10-3 M = 0,001 M
7. Diketahui PH larutan NAOH adalah 12.
Tentukan
konsetrasi larutan NAOH tersebut!
Penyelesaian
:
PH = 12
POH = 14 – 12 = 2 = 2 - log 1
= - log 10-2
[OH-] = 10-2
[OH-] =
(10-2)2 = 10-14 /10-5 X Mg
10-4
=
10-9 x Mg
Mg
= 105 M = 100000 M
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam
hasil percobaan, pada tabung reaksi I dimasukkan asam sulfat. PH asam sulfat
didapat 1. Hal ini didapat dengan menggunakan indicator universal dengan cara
memasukkan asam sulfat ke dalam tabung reaksi kira – kira 2 ml kemudian
masukkan indicator universal ke dalam tabung reaksi sehingga indicator mengalami
perubahan warna kemudian dicocokkan ke dalam table ph asam-basa.Maka didapatkan
ph 1 dan dihitung konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-1. Dari
percobaan yang diperolah terbukti bahwa asam sulfat bersifat asam kuat dimana
pH yang diperoleh yaitu 1.
Pada tabung reaksi II dimasukkan
Asam klorida. PH Asam klorida didapat 4. Hal ini didapat dengan menggunakan
indicator universal dengan cara memasukkan Asam klorida ke dalam tabung reaksi
kira – kira 2 ml kemudian masukkan indicator universal ke dalam tabung reaksi
sehingga indicator mengalami perubahan warna kemudian dicocokkan ke dalam tabel
ph asam-basa. Maka didapatkan pH 4 dan dihitung konsentrasi yang diperoleh
yaitu 10-4.. Asam klorida merupakan larutan asam kuat dimana Ph yang
di peroleh yaitu < 7. Dalam percobaan diperoleh Ph 4.
Pada tabung reaksi III dimasukkan Natrium
Klorida. PH larutan Natrium klorida didapat 7.Hal ini didapat dengan
menggunakan indicator universal dengan cara memasukkan Natrium klorida ke dalam
tabung reaksi kira – kira 2 ml kemudian masukkan indicator universal ke dalam
tabung reaksi sehingga indicator mengalami perubahan warna kemudian dicocokkan
ke dalam tabel ph asam basa. Maka didapatkan pH 7 dan larutan ini bersifat
netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7..Natrium
klorida merupakan larutan garam yang merupakan garam dari asam kuat dan basa
kuat. Garam seperti merupakan elektrolit kuat terurai menjadi kation dan anion
pembentuknya.
pada tabung reaksi IV dimasukkan
. PH asam sulfat didapat 5. Hal ini didapat dengan
menggunakan indicator universal dengan cara memasukkan
ke
dalam tabung reaksi kira – kira 2 ml kemudian masukkan indicator universal ke
dalam tabung reaksi sehingga indicator mengalami perubahan warna kemudian
dicocokkan ke dalam table ph asam-basa.Maka didapatkan ph 5 dan dihitung konsentrasi
yang diperoleh yaitu 5 X 10-5. Dari
percobaan yang diperolah terbukti bahwa
bersifat asam kuat dimana
pH yang diperoleh yaitu 5.
Pada
tabung reaksi V
dimasukkan N
Cl.
PH larutan didapat 7.Hal ini didapat dengan menggunakan indicator universal
dengan cara memasukkan Natrium klorida ke dalam tabung reaksi kira – kira 2 ml
kemudian masukkan indicator universal ke dalam tabung reaksi sehingga indicator
mengalami perubahan warna kemudian dicocokkan ke dalam tabel ph asam basa. Maka
didapatkan pH 7 dan larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang
diperoleh yaitu 10-7.. N
Cl
merupakan larutan garam yang merupakan garam dari asam kuat dan basa kuat.
Garam seperti merupakan elektrolit kuat terurai menjadi kation dan anion
pembentuknya.
Pada
tabung reaksi VI
dimasukkan Natrium Asetat. PH Natrium Asetat didapat 8. Hal ini didapat dengan
menggunakan indicator universal dengan cara memasukkan Natrium Asetat ke dalam tabung reaksi kira – kira 2
ml kemudian masukkan indicator universal ke dalam tabung reaksi, sehingga
indicator mengalami perubahan warna kemudian dicocokkan ke dalam tabel pH asam-
basa. Maka didapatkan pH 8,
dan dihitung konsentrasinya yaitu
10-3 M.
Natrium Asetat merupakan garam dari basa kuat dan asam lemah.
Pada tabung reaksi VII dimasukkan Natrium
Hidroksida. PH Natrium Hidroksida didapat 12.
Hal ini didapat dengan menggunakan indicator universal dengan cara memasukkan
Natrium Hidroksida ke dalam tabung reaksi kira – kira 2 ml kemudian masukkan
indicator universal ke dalam tabung reaksi, sehingga indicator mengalami
perubahan warna kemudian dicocokkan ke dalam tabel ph asam- basa. Maka
didapatkan pH 12
dan dihitung konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-1 M..
Natrium Hidroksida merupakan merupakan larutan basa kuat dimana Ph yang di
peroleh yaitu > 7.Dalam percobaan diperoleh pH 12.
BAB
VI
PENUTUP
Kesimpulan
·
pH larutan bisa
diketahui dengan menggunakan pH indikator universal.
·
Dengan mengetahui
pH larutan, maka dapat ditentukan konsentrasi larutan tersebut.
·
Larutan dengan
pH<7 bersifat asam.
·
Larutan dengan pH=7
bersifat netral.
·
Larutan dengan
pH>7 bersifat basa.
·
Garam merupakan
percampuran zat asam dan basa yaitu : garam dari basa kuat dan asam kuat,asam
kuat dan basa lemah,asam lemah dan basa kuat dan asam lemah dan basa lemah.
BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian istilah
berikut :
Asam kuat dan asam lemah,beri
contoh !
Basa kuat dan basa lemah, beri
contoh !
Garam, beri contoh !
Jawab :
Asam kuat : Asam yang terionisasi sempurna,sehingga bersifat elektrolit
kuat
Contoh : HCL dan
Asam lemah : asam yang terionisasi sebagian,sehingga bersifat elektrolit
lemah
Contoh : HCN dan HF
Basa kuat : basa yang terionisasi sempurna,sehingga bersifat elektrolit
kuat
Contoh : NAOH dan KOH
Basa lemah : basa yang terionisasi sebagian,sehingga bersifat elektrolit
lemah
Contoh : N
dan NaC
2. Bagaimana cara menentukan suatu
zat termasuk asam kuat / lemah,basa kuat/basa lemah ?
Jawab :
Untuk mengetahui zat itu bersifat
asam atau basa, dapat ditentukan dengan pH-nya. Jika pH<7 maka zat tersebut
bersifat asam. Asam kuat memiliki pH berkisar 1-3,sedangkan asam lemah memiliki
pH berkisar 4-6. Pada zat basa,pH>7. Basa kuat memiliki pH berkisar 11-14
sedangkan basa lemah memiliki pH berkisar 8-10.
Daftar pustaka
Ahmad, Hiskia.1998.Kimia Larutan.
Bandung : Citra Aditia
Bakti
Keenan,Charles W.1984.Kimia Untuk
Universitas edisi keenam Jilid.1. Jakarta : Erlangga
Nesbah.2010.Penuntun Praktikum
Kimia Dasar II. Bengkulu: UNIB
Petrucci,Ralph H – Suminar.1987.Kimia
Dasar edisi empat jilid II. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Post a Comment