Wednesday, April 22, 2015

Identifikasi hidrokarbon tidak jenuh

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA



Disusun Oleh :


Nama                        : Andri nopriandis
NPM                        : E1G010038
Hari/ tanggal            : Selasa, 26 Maret 2013
Dosen                       : Drs.Syafnil.M,Si
                                   Drs. Devi silsia.M,si
Objek Praktikum      : Identifikasi hidrokarbon tidak jenuh







TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
I.  Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa-senyawa hidrokarbon tidak jenuh

II.  Pendahuluan
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meski secara biologis persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, tetapi persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persewaan induk).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Alkena dan alkuna adalah senyawa hidrokarbin alifatik tidak jenuh, karena masing-masing senyawa tersebut mempunyai ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga
Alkena : adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki kekurangan 2 atom H dan mempunyai ikatan rangkap 2 pada atom C=C. alkena memiliki rumus umum CnH2n dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon tak jenuh ini berisomer dengan sikloalkana. Sifat-sifatnya antara lain tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, lebih reaktif dari alkana. Ada dua macam reaksi yang terjadi pada alkena yaitu reaksi adisi dan polimerisasi. (Pettruci, 1987).
Kalium panganat dapat mengoksidasi alkena menjadi visinal-diol pada suhu kamar. Pada reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 berubah menjadi coklat MnO2. Reaksinya sebagai berikut:
           H2C=CH2 + KMnO4 + 2H2O              H2C-CH2+MnO2+ K+ + 2OH-OHOH
            Alkuna : adalah senyawa hidrokarbon rangkap tiga dengan rumus umum CnH2n-2. Alkuna berisomer dengan alkena yang memiliki 2 ikatan rangkap 2 atau suatu senyawa yang memiliki 1 ikatan rangkap dua dan 1 siklik. Sifat-sifatnya antara lain mudah mengalami reaksi adisi seperti alkena, dapat mengalami reaksi oksidasi.
Contohnya, etuna gas ini apabila bercampur dengan udara bisa meledak.Gas ini dibentuk dari reaksi kalsium karbida(CaC2) dengan air.reaksinya: CaC2 +2H2O       Ca(OH)2 + CH=  CH (Wilbraham, 1992).
III.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
·         Botol semprot
·         Gelas piala 100 ml
·         Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
·         Pipet tetes
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Tabung reaksi dan rak
·         Penjepit tabung reaksi
·         Pipet volume 5 ml
 Bahan yang digunakan
·         KmnO4
·         Gabus
·         CaC2 (karbit)
·         Pipa kaca /slang plastic
·         Aquades

IV.  Cara Kerja
 i.  Reaksi oksidasi alkena (uji bayer)
Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.
v  Tambahkan larutan KMnO4 1 % tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi samapai terjadi perubahan warna.
v  Jika perubahan warna sampel menjadi jernih menandakan sampel mengandung senyawa karbon yang tidak jenuh
-                      Reaksi Pembentukan Asetilen
v  Masukkan karbid ( CaC2 ) sebesar jagung ke dalam erlenmeyer bervolume 250 ml yang sebelumnya telah diisi dengan 100 ml aguades.
v  Selanjutnya tutup dengan karet /gabus yang telah dilobangi.
v  Masukkan pipa kaca panjang /slang ke dalam erlenmeyer yang telah ditutupi tadi.
v  Alirkan ujung pipa kaca /slang ke dalam erlenmeyer lain yang telah berisi larutan KmnO4 1%.
v  Jika warna KMnO4  hilang berarti mengandung gas asetilen

V. Hasil Pengamatan
NO
Percobaan
Hasil
Pengamatan
Keterangan
1
Percobaan 3.2.1
Reakasi oksidasi alkena    ( uji bayer )
-
-
2
Percobaan 3.2.2
Reaksi pembentukan asetilen
Warna KMnO4 hilang
Mengandung gas asetilen

VI.  Pembahasan
Pada percobaan ini adalah mengidentifikasi senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan reaksi oksidasi alkena (uji bayer) dan reaksi pembentukan asetilen, tetapi dikarenakan katerbatasan alat dan bahan yang tersedia, indentifikasi senyawa hidrokarbon yang dilakukan  adalah dengan reaksi pembentukan etilen.
Pada percobaan identifikasi senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan reaksi pembentukan asetilen yang dilakukan adalah dengan menggunakan bahan karbit (CaC2) dan KMnO4. Senyawa karbit (CaC2) dimasukan kedalam erlenmeyer bervolume 250 ml yang sebelumnya telah berisi air aquades sebanyak 100ml kemudaian alirkan hasil reaksi dari carbit (CaC2) dan aquades kedalam erlemeyer yang berisi dengan senyawa KMnO4 dengan pipa yang telah dilengakapi gabus penutup. Fungsi dari gabus penutup adalah agar hasil reaksi dari aquades tidak terbang keluar dan dapat sampai ke dalam erlemeyer yang telah ada KMnO4.
Pada saat percobaan yang telah dilakukan kerapatan dalam menutup erlemeyer sangat berpengaruh pada percobaan yang dilakukan, karena jika tidak rapat gas hasil reaksi akan terbang keudara dan tidak sampai ke erlemeyer yang telah berisi KMnO4. Selain ketidakrapatan penutup, hal yang berpengaruh lain adalah jumlah karbit yang direaksikan.
Pada saat pratikum yang telah dilaksanakan ketika karbit direaksikan dengan air akan muncul aroma karbit yang sangat menyengat lalu akan menghasilkan gas yang seperti asap mengalir malalui pipa yang telah dihubungkan ke erlemeyer yang berisi KMnO4. Saat gas yang dihasilkan sampai pada erlemeyer yang berisi KMnO4 warna KMnO4 berubah menjadi coklat yang semula berwarna ungu. Perubahan warna ini membuktikan bahwa jika air direaksikan dengan karbit( CaC2) akan menghasilkan gas etilen.

VII.  Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat diambil suatu kesimpulan:
v  Jika air direaksikan dengan karbit (CaC2) akan menghasilkan gas etilen.
v  Ketika gas etilen bereaksi dengan KMnO4 maka akan merubah warna KMnO4 menjadi coklat yang semula berwarna ungu.












DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralp H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan modern Edisi                         Keempat Jilid 3. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga.
Wilbraham,A.C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Haayati. ITB:Bandung.
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden .1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 . Jakarta :Erlangga.
Prihasa, Novan. 2008. Makalah Kimia Organik Mengenal Keton dan Aplikasinya.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Abraham. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Laboratorium Pengembangan Unit Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Haluoleo. Kendari

                       

                       












0 komentar:

Post a Comment