Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN “Pertumbuhan Tanaman”

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN
“Pertumbuhan Tanaman”
Oleh :
Nama : Inggi Pamungkas
NPM : E1J010092
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/tanggal : kamis/08 des 2011
Jam : 10.00 – 12.00 WIB
Dosen pembimbing : Ir. Usman Kris Joko Suharjo, M.Sc., Ph.D.
Co-ass : 1. Ade Herdianto
2. Maria Paulina
LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
PENDAHULUAN
a. Latar Belakng
Laju pertumbuhan tanaman adalah laju pertumbuhan berat kering tanaman seluruhnya
yang dapat dinyatakan dengan dasar sebuah luas pertanaman. Tetapi yang lebih umum dalam
kajian pertanaman dilapangan dinyatakan dengan dasar satauan luas / tanaman. Kalau indeks
luas daun meningkat tetepi factor luar dan factor dalam tnaman dapat dianggap tak berubah.
Laju satuan daun makin menurun, untuk untuk alasan sederhana, daun yang lebih luas atau
besar ternaungi dan oleh karena itu tidak mampu melakaukan fotosintesisnya.
Tanaman yang diletakkan atau berada pada tempat yang gelap, pertumbuahan nya akan
terganggu atau kurang baik dan akan mengalami etiolasi. Biasanya tanaman tersebut tumbuh
secara tidak normal dengan batang yang kurus dan panjang, serta daunnya berwara pucat atau
kuning hijau-hijauan. Hal ini dikarenakan pembentukan klorofil tidak terjadi. Sedangkan
pertumbuahn tanaman yang terkena matahari relatif normal bila dibandingkan dengan
tanaman yang tidak terkena cahaya matahari.
Laju pertumbuhan tanaman dapat digambarkan dalam kurva sigmoid, yang merupakan
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang mengikuti bentuk dan waku ( model
sigmoid ).Biomassa tanaman mula-mula meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya
perolehan konstan dengan pertambahan umur tanaman.
b. Tujuan Praktikum
 Mengamati dan mengukur pertumbuhan sigmoid pada tanaman kangkung
 Mengukur laju pertumbuhan tanman dari waktu ke waktu
TINJAUAN PUSTAKA
Bila dormansi berakhir dengan adanya imbibisi air dan pada keadaan tertentu dengan
hilangnya inhibitor biji kembali dengan pusat aktifitas metabolisme yang tinggi. Sel-sel
dalam embrio membesar dan organel-organel subseluler membesar. Pada beberapa tumbuhan
aktifitas sitokinin dan giberilin meningkat dengan cepat segera setelah embrio menjadi turgit
kembali. Selama proses pemunculan kecambah sel-sel dalam akar dan batang membesar dan
memanjang terutama dengan pengambilan air, sintesa protein juga sedikit. Faktor
perkembangan ini didorong oleh IAA, sedangkan giberilin yang memberi andil dalam fase
ini. Rangsangan interval yang normal menyebabkan terjadinya kerja auksin yang
mempengaruhi perkembangan pucuk (Lita sutopo, 1995).
Daun pada tanaman tingkat tinggi merupakan alat fotosintesis yang pokok, lembaran
daun biasanya merupakan ambeien pipih dari batang yang tersusun sedemikian rupa sehingga
memberikan suatu permukaan yang luas untuk absorpsi cahaya secara efisien dan biasanya
melekat pada batang dengan tangkai/ petiole, yang kadang-kadang berupa stipule. Dedaunan
dapat mengandung struktur sekresi seperti kelenjar sekresi. Banyak dalam tanaman terutama
yang berasal dari daereah trofik lembab air dapat dibuang melalui lubang-lubang kecil pada
epidermis yang sering terdapat di ujung daun. (Dwidjoseputro, 1979).
Daun pada tanaman tinggi merupakan alat fotosintesis yang pokok. Mengingat
ketergantungan tumbuhan hijau terhadap cahaya tidaklah mengherankan jika cahaya
merupajkan perangsang luar yang paling utama dalam hidup tumbuhan, beberapa respons
tumbuhan terhadap intensitas cahaya berbeda-beda adalah dilakukan auksin pada keadaan
cahaya yang terik sebagai contoh tumbuhan yang tumbuh terhadap intensitas cahaya yang
tumbuh dalam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang yang panjang dengan ruas
yang panjang dan lebih besar dari tumbuhan ayng mendapat cahaya terang. Demikian juga
pada suatu tanaman, daun yang terluar yang mendapat cahaya matahari penuh tinggal lebih
kecil dari pada daun sebuah sebelah dalam yang terlindungi.
Bila tumbuhan berada dalam cahaya yang lemah, ia akan mengalami etiolasi, yaitu
batangnya menjadi sangat panjang tanpa jaringan serabut penyokong yang sama/ cukup,
dengan daun keputih-putihan sedikit khlorofil. Jika intensitas cahaya tidak naik kematian
akan terjadi sebaiknya penyinaran yang berlebihan akan menimbulkan tanaman yang kerdil
dan perkembangan normal yang akhirnya akan mati juga (Kertasapoetra, 1986)

DOWNLOAD

0 komentar:

Post a Comment