Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA “Identifikasi gulma”

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN GULMA
“Identifikasi gulma”
OLEH
Nama : Inggi Pamungkas
Npm : E1J010092
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau
tumbuhan yang menggangu yang tumbuh di areal pertanian. Dalam perkembangannya,
herbisida di buat dari unsure-unsur logam (anorganik) yang suluit terrurai dalam jaringan
tanaman dan dalam tanah. Ada juga herbisida yang berasal dari senyawa organic yaitu unsure
non logam yang dalam pekerjaannya mudah terurai atau dikomposisikan dan tidak
membahayakan lingkungan. Dalam penggunaan herbisisda yang ramah lingkungan perlu
diperhatikan jenis herbisidanya terutama bahan aktif senyawa anorganik yang tidak mudah
terurai maupun bahan aktif senyawa organic yang mudah terurai dan lama resistennya
pendek, serta penggunaan dosis yang tepat dan taraf aplikasinya yang sesuai takaran dengan
benar.
Herbisida memberikan pengaruh yang sangat nyata dalam pengendalian gulma jika
dibandingkan dengan cara-cara pengendalian lainnya serperti pengolahan tanah,
pencangkulan, atau pencabutan. Bersama-sama dengan pupuk penggunaan beberapa jenis
pestisida lainnya, serta penggunaan varietas unggul memberikan peningkatan produksi panen
yang nyata. Penggunaan varietas unggul memberikan peningkatan produksi panen yang
nyata. Penggunaan herbisida juga merupakan alternative untuk menekan ongkos produksi
pertanian. (Emanuel barus, 2003).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis herbisida,
nama umum, rumus molekul, kandungan bahan aktif, formulasi, cara kerja herbisida, cara
aplikasi, dosis dan jenis-jenis gulma yang dikendalikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida adalah bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan
mematikan tumbuhan itu. Sedangkan substansi pengatur tumbuh adalah gugusan organik
yang bukan nutrisi, dalam jumlah sedikit dapat menghambat atau memodifikasi proses
fisiologis tumbuhan, yang mungkin dapat pula berarti pemodifikasian pertumbuhan, herbisida
translokasi, dan herbisida sistemik. Herbisida selektif adalah herbisida yang lebih dapat
efektif pada salah satu tumbuhan dan bukan pada tumbuhan lain. Peristiwa ini tergantung
pada morfologi, absorpsi, translokasi dan fisiologi(Moenandir, 1990).
Efisiensi penggunaan herbisida terjadi bila ada manipulasi keadaan setelah diketahui
cara kerja herbisida. Cara kerja berhubungan dengan peristiwa pemberian herbisida pada
tumbuhan sampai terjadi kematian. Untuk ini dikenal herbisida kontak dan sistemik.
Herbisida kontak ini dikenal karena mengakibatkan efek bakar yang langsung dapat dilihat
terutama penggunaan dengan kadar tinggi seperti asam sulfat 70%, besi sulfat 30%, tembaga
sulfat 40%,.
Paraquat, sebagai herbisida kontak, molekulnya dapat menghasilkan hidrogen
peroksida radikal yang dapat memecahkan membran sel, akhirnya seluruh sel juga rusak.
Herbisida kontak tersebut merusak bagian tumbuhan yang terkena langsung dan tidak
ditranslokasikan ke bagian lain. Herbisida sistemik, herbisida sistemik dapat
ditrasnslokasikan keseluruh tubuh tumbuhan sehingga pengaruhnya luas(Moenandir, 1990).
Pengendalain gulma dengan menggunakan senyawa kimia banyak degunakan
terutama untuk lahan pertanian yang luas. Senyawa kimia yang digunakan untuk
mengendalikan gulma disebut dengan herbisida. Jadi herbisida merupakan senyawa kimia
yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tanaman penggangu tanpa menggagu
tanaman pokok.

DOWNLOAD

0 komentar:

Post a Comment