LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN GULMA
“Analisis Vegetasi Gulma”
OLEH
Nama : Inggi Pamungkas
Npm : E1J010092
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsepi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada
keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari
suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Pada area yang luas dengan vegetasi
semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk pengamatan sebuah
peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping) digunakan metode titik (point
intetcept), dan untuk daerah yang luas serta tidak tersedia waktu yang cukup digunakan
metode estimasi visual (visual estimation). Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah,
topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau
keadaan seperti peta, lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Kesemuanya
untuk memperoleh efisiensi pendataan vegetasi.
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau
daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan
yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan
suatu contoh vegetasi. Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang
tumbuh bersama di suatu daerah. Beberapa komunitas tersebut juga disebut assosiasi yaitu
sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan yang sama. Komunitas
tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis tumbuhan tertentu sebagai gulma. Komunitas
tumbuhan sering kali digunakan oleh ahli ekologi untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu
wilayah.
Batasan gulma sampai saat ini masih bersifat kontroversi, tergantung kepada konsepsi
dan ruang kajiannya. Gulma sebagai tumbuhan yang telah berhasil menyesuaikan diri dalam
ekosistem yang telah dikembangkan oleh manusia dalam membudidayakan tanaman pada
suatu lahan. Dalam ekosistem termasuk dalam ekosistem pertanian (gulma agrestal), setiap
spesies mampu berkembang biak dengan cepat dan bersaing dengan tanaman budidaya dalam
hal pemanfaatan unsure hara, air, ruang, CO2, dan cahaya baik di lahan sawah maupun lahan
kering. Akibat hal tersebut berpengaruh merugikan terhadap tanaman budidaya, berupa
penurunan hasil panen, inang bagi hama dan penyakit, menyulitkan pekerjaan pemeliharaan
tanaman dan pemanenan, serta meningkatkan biaya produksi. Pengenalan spesies gulma dan
sifat-sifatnya sangat diperlukan untuk menentukan pengendalian yang tepat.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini ialah untuk mengetahui dan mengenal bagaimana cara
mengidentifikasi jenis gulma dominan pada suatu areal dalam usaha efisiensi pengendalian
gulma, baik dengan data kualitatif maupun kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan.
Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma
adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu
singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang
bisa tersebar hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya
walaupun pohonnya telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya
akan membuat setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak
dihancurkan. Gulma lain seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang
berakar setiap kali menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada
Gulma yang seperti konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang
tercecer akan tumbuh sebagai tanaman baru. (Sukman, 1991)
Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi
persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
2. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma.
3. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman
yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
4. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus
spinosus, Mimosa spinosa di antara tanaman yang diusahakan.
5. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia hexandra dan
Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur pada padi.
6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya
menyebabkan alergi.
DOWNLOAD
Thursday, November 28, 2013
Home »
Laporan Praktikum
» LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA “Analisis Vegetasi Gulma”
0 komentar:
Post a Comment