LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Prod :
TIP
Kelompok :
2 (Dua)
Hari/ Jam : Kamis/ 14.00-15.40
Dosen :
Dra Devi Silsia, M.Si
Drs Syafnil, M.Si
Objek Prak : Identifikasi Alkohol
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTAIAN
UNIVERSITAS BEGKULU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol adalah
Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan
hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida,
tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol.
` Adanya gugus-OH atau hidroksil adalah
ciri khas alkohol dan fenol. Tergantung pada sifat atom karbon tempat gugus OH
melekat, alkohol digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu : alkohol primer,
alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Contoh: Lebih dari satu gugus-OH bisa terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat. 1,2,3-propanatriol (gliserol)
Contoh: Lebih dari satu gugus-OH bisa terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat. 1,2,3-propanatriol (gliserol)
Metanol dikenal sebagai alkohol kayu
karena dapat dihasilkan melalui penyulingan destruktif kayu. Senyawa ini sangat
beracun dan dapat menyebabkan buta dan kematian jika ditelan. Etanol adalah
alkohol biasa. Etanol diperoleh melalui peragian tetes (sisa pemurnian gula
tebu), atau dari bahan lain yang mengandung gula alam. Rasanya manis seperti
sirup dan bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Karena kemampuannya
menyerap air, bahan ini dapat digunakan sebagai pelembab dan pelembut, sehingga
sering dicampurkan dalam lotion dan kosmetik, selain untuk mempertahankan
kelembaban pada tembakau dan permen.
Alkohol merupakan senyawa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari karenadapat digunakan sebagai
zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol digunakan sebagai pelarut
dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan
hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat
mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi.
Selain dipengaruhi
oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya
gugus alkil, banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada
atom karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau
basa sangat lemah. Pada larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang
kira-kira sama dengan pKa air.
1.2
Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alkohol.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Alkohol merupakan salah satu senyawa
turunan alkana yang mengandung gugus hidroksil - OH. Antara alkohol dan senyawa
induknya alkana memiliki sifat kimia dan fisika yang berbeda. Salah satunya
adalah perbedaan titik didih. Mari kita lihat perbedaan titik didih untuk
jumlah atom C yang sama.
- Titik
didih metana -162oC sedangkan methanol 64,7oC
- Titik
didih etana -89oC sedangkan etanol 78,3oC
- Titik
didih propane -42oC sedangkan 1-propanol 97,2oC.
Alkohol merupakan
senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin
hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol
mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C
nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk
ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik
alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah
titik didihnya. Sedangkan dalam
air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan
(Brady, 1999)
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat
(jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya.
Berdasarkan R-nya (struktur)
a. Alkohol
Alifatis
1) Jenuh (etanol)
2) Tidak jenuh (alil alkohol)
b. Alkohol
Aromatis
1) Jenuh (benzil alkohol)
2) Tidak jenuh (sinamil alkohol)
c. Alkohol
Siklik
1) Monovalen (mentol)
2) Polivalen (inositol)
Berdasarkan jumlah gugus -OH
a. Alkohol
Monovalen
1) Cair (methanol, etanol)
2) Padat (setil alkohol)
b. Alkohol
Polivalen
1) Cair (propilen glikol, etilen glikol
2) Padat (manitol, sorbitol)
Alkohol alifatik
merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan
bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat
molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya
lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah
cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak
demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu
kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat
bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena.
(Petrucci, 1987)
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol
adalah sebagai berikut:
1. Reaksi subsitusi
Reaksi ini dapat terjadi dalam larutan asam sedangkan dalam keadaan netral
tidak.Karena gugus pergi haruslah suatu basa yang cukup lemah, jika alkohol
pada kondisi netral atau basa adalah suatu basa kuat. Ion yang terbentuk Ion yang
terbentuk jika diprotonkan adalah ion oksonium (-OH2+)
ini merupakan gugus pergi yang baik dalam asam.
2. Reaksi Eliminasi
Reaksi ini menghasilkan alkena.Karena melepaskan air maka reaksi ini
disebut reaksidehidrasi. Kondisi yang diharapkan dalam reaksi ini adalah asam
sehingga hanya menggunakan asam kuat seperti H2SO4.
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi ini digunakan
untuk membedakan alkohol primer, tersier dan sekunder.
Reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier
Pada alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda
terhadap oksidator K2CrO7, KMnO4, dan O2.
Dengan bantuan katalis, atom O dari oksidator akan menyerang atom H yang
terikat ke atom C yang mengandung gugus - OH (atom C karbinol).
Berikut reaksi oksidasi
pada masing-masing alkohol.
1. Reaksi oksidasi alkohol
primer
Menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa lama, maka proses
oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika kita ingin
memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan
destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut.
2. Reaksi oksidasi alkohol
sekunder akan menghasilkan suatu keton (alkanon)
3. Pada alkohol tersier, tidak terjadi proses oksidasi. Hal ini disebabkan pada alkohol tersier,
tidak terdapat atom H yang terikat pada atom C karbinol
Oksidasi
Alkohol
Oksidasi jenis-jenis alkohol (primer,
sekunder dan tersier)
Agen
pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah
larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat
encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion
dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion
kromium(III).
Persamaan setengah-reaksi untuk
reaksi ini adalah


1. Alkohol primer
Alkohol
primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung
pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama
dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam.
Oksidasi parsial menjadi aldehid
Oksidasi
alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan
aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa
tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua.
Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak
tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah
alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Persamaan
lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan
setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.


Dalam kimia
organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus
pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan
ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan
ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:


Penulisan ini juga dapat membantu
dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa membuat
sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer
dengan aldehid yang terbentuk.


Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk
melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang
berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk
setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Alkohol
dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah
selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Persamaan reaksi sempurna untuk
oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:


Persamaan reaksi yang lebih
sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:


Atau, kita bisa menuliskan persamaan
terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni pembentukan etanal dan selanjutnya
oksidasinya.



2. Alkohol sekunder
Alkohol
sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder,
propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang
diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.
Perubahan-perubahan pada kondisi
reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan
menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara
struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:


Jika anda
melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada
sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom
hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol
sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung
lebih cepat.
3 .Alkohol tersier
Alkohol-alkohol
tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan
tidak ada reaksi yang terjadi.
Jika anda
memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan
melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah
atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak
memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Sifat fisik dan
sifat kimia
Sifat Fisik alkohol
Ø Alkohol
monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak berwarna
dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
Ø Kelarutan
alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
Ø Makin tinggi
berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
Ø Alkohol yang
mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak berwarna.
Ø Alkohol suku
rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam mulut.
Sifat Kimia Alkohol
Ø Oksidasi
alkohol primer
Ø Oksidasi
alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan suatu aldehida dan air.
Ø Oksidasi
alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium
bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.
Contoh :
·
Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan
menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air.
Contoh :
·
Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan
ester dan produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan
Contoh :
·
Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan
menghasilkan alkena dan air.
Contoh :
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan:
v Botol semprot
v Gelas piala
100 ml dan 250 ml
v Gelas ukur
100 ml dan 25 ml
v Pipet tetes
v Erlenmeyer
250 ml dan 100 ml
v Tabung
reaksi + Rak
v Penangas Air
v Corong
v Termometer
v Pipet volume
5 ml
v Penjepit
tabung reaksi
Bahan yang
digunakan:
v KMnO4
v FeCl3
v 2-Propanol
v Etanol
v Aquades
v NaOH
v K2CrO7
v H2SO4
v Tersier-Butanol
v CH3COOH
glasial
3.2 Cara kerja
3.2.1
Identifikasi Alkohol (Reaksi Oksidasi)
Cara I:
ü Siapkan tiga
buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 3 ml asam
asetat glasial.
ü Selanjutnya
pada masing-masing tabung ditambah:
ü Tabung
reaksi I : 1 tetes etanol.
ü Tabung
reaksi II : 1 tetes 2-propanol.
ü Tabung
reaksi III : 1 tetes
tersier-butanol
ü Pada
campuran diatas ditambahkan larutan KMnO4 0,1 M tetes demi tetes sampai terbantuk
warna merah muda.
ü Selanjutnya
ditambah 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes KMnO4.
v Perhatikan
apa yang terjadi:
1. Jika tidak
ada perubahan warna dari merah muda, berarti larutan tersebut alkohol primer.
2. Jika
penambahan H2SO4 dan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi tidak berwarna maka
sampel tersebut adalah alkohol sekunder.
3. Jika sampel
tidak menghasilkan warna merah muda dengan penambahan KMnO4, maka sampel
tersebut adalah alkohol tersier.
Cara II:
ü Siapkan tiga
buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml
K2Cr2O7 0,1 M.
ü Tambahkan
perlahan-lahan (lewat dinding tabung) 1 ml H2SO4 pekat.
ü Aduklah
sampai homogen dan dinginkan (jika rabung panas).
ü Perlahan-lahan
tambahkan (lewat dinding tabung)
·
Tabung reaksi I :
tambahkan 2 ml etanol
·
Tabung reaksi II :
tambahkan 2 ml 2-propanol
·
Tabung reaksi III :
tambahkan 2 ml tersier-butanol
v Perhatikan
perubahan warna yang terjadi, juga bandingkan bau yang timbul dengan bau
alkohol itu sendiri.
3.2.2 Reaksi
Alkohol dengan FeCl3
v Siapkan dua
buah tabung reaksi.
·
Tabung reaksi I :
ditambah 2 ml larutan fenol
·
Tabung reaksi II :
ditambah 2 ml 2-propanol
v Pada
masing-masing tabung reaksi ditambah 5 tetes FeCl3
v Amati
hasilnya.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN
Hasil
pengamatan Reaksi Oksidasi (cara I)
No
|
Percobaan
|
Tabung I
Etanol
|
Tabung II
2-Propanol
|
Tabung III
t-Botanol
|
Keterangan
|
1
|
.+ CHOOH glasial
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
|
2
|
+ KMnO4 0,1 M
|
ungu
|
ungu
|
Ungu
|
|
3
|
+ 1 tetes H2SO4 p
+ 1 tetes KMnO4 0,1 M
|
kuning
|
Merah muda
|
coklat
|
|
Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi
(cara 2)
No
|
Percobaan
|
Tabung I
Etanol 2 ml
|
Tabung II
2-Propanol
2 ml
|
Tabung III
t-Butanol
2 ml
|
Keterangan
|
1
|
Cium bau alkohol
|
Nyengat
|
Nyengat
|
Nyengat
|
Sama-sama berbau nyengat ketika belum dicampurkan
|
2
|
+ 2 ml K2O7 0,1 M
+ 1 ml H2SO4 p
|
Biru pekat
|
Biru pekat
|
Biru pekat
|
Berubah warnanya ketika dicampurkan dengan senyawa
lain
|
3
|
Cium bau campuran
|
Bau seperti balon
|
Bau balon lebih pekat
|
Berbau tinta
|
Membentuk aroma yang berbrda-beda setelah
dicampurkan
|
Reaksi Alkohol dengan FeCl3
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
|
+ 5 tetes larutan FeCl3
|
Fenol
|
2-Propanol
|
Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi ungu pekat
|
Terjadi
perubahan warna dari bening menjadi kuning
|
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah
berjalan seperti bisanya yang menggukan laboratorium teknologi pertanian, bahwa
praktikum yang berjudul identifikasi alkihol ini dapat dilaksanakan dengan
baik. Praktikum yang telah dilaksnakan dengan tujuan bahwa sehabis dari
praktikum ini para mahasiswa dapat mengerti mengenai cara pengidentifikasian
alkohol. Praktikum ini menggunakan beberapa alat yang terdapat dilaboratorium
serta bahan-bahan yang digunakan juga merupakan bahan-bahan kimiawi yang dapat
digukanan sebagai identifikasi alkohol. Bahan-bahan kimiawi yang digunakan
dalam identifikasi alkohol ini adalah KMnO4, FeCl3, 2-Propanol, Etanol, K2CrO7,
H2SO4, tersier-butanol dan CH3COOH glasial.
Praktikum kali ini melakukan
beberapa cara dalam pengidentifikasian alkohol itu sendiri, seperti halnya
dalam teori yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam proses identifikasi alkohol
menggunakan beberapa, namun pada praktikum ini para praktikan menggunakan
identifikasi alkohol secara reaksi oksidasi dan identifikasi alkohol dengan
cara mereaksikannya dengan FeCl3.
Dalam identifikasi alkohol secara reaksi oksidasi yaitu dengan menggunakan dua
cara yang berbeda. Cara yang pertama yaitu dengan cara mencampurkan asam asetat
glasial terhadap masing-masing senyawa etanol, 2-propanol dan tersier-butanol
kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan. Kemudian dari
campuran tersebut masing-masing dicampurkan dengan KMnO4 0,1 M, lalu dilihat
perubahan warnanya, apakah terjadi perubahan atau tidak. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan bahwa dari masing-masing tabung reaksi terjadi perubahan
warna yang serupa yaitu terberntuk warna ungu(agak seperti merah muda).
Kemudian dari masing-masing tabung reaksi tersebut dicampurkan kembali 1 tetes
H2SO4, yang kemudian terjadi perubahan warna dari masing-masing tabung reaksi
tersebut. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa dari
tabung pertama yaitu berwarna kuning tua, yang menunjukkan bahwa alkohol
tersebut adalah alkohol sekunder, dan pada tabung reaksi yang kedua diperoleh
warna merah muda, yang menunjukkan tidak adanya perubahan warna dari warna
merah muda sebelumnya yang berarti alkohol tersebut adalah alkohol primer.
Sedangkan pada tabung reaksi yang ketiga, sama halnya dengan tabung reaksi yang
pertama hanya saja menunjukkan warna coklat yang berarti alkohol tersebut
adalah alkohol sekunder.
Identifikasi alkohol dengan
menggunakan cara yang kedua adalah dengan mencampurkan ketiga bahan pada
masing-masing tabung reaksi terhadap K2CrO7 dan H2SO4. Dimana sebelum
pencampuran senyawa tersebut dapat dicium aroma dari masing-masing tabung
reaksi yaitu berbau nyengat. Namun setelah adanya penambahan K2CrO7 dan H2SO4
terjadi perubahan aroma yang berbeda-beda dari masing-masing tabung reaksi.
Dimana tabung reaksi yang pertama yaitu berbau seperti bau balon, yang kedua
berbau nalon lebih pekat, sedangkan yang ketiga yaitu berbau seperti tinta
spidol. Untuk perubahan warnanya yaitu terjadi perubahan warna yang sama dari
masing-masing tabung reaksi yaitu diperoleh warna biru yang lebih pekat.
Sedangkan dalan identifikasi alkohol
dengan cara mereaksikannya dengan FeCl3 yaitu dengan menyiapkan dua buah tabung
reaksi yang masing-masing diisi dengan larutan fenol dan 2-Propanol, yang
kemudian pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan FeCl3. Setelah
diaduk beberapa menit terjadi perubahan warna dari masing-masing tabung reaksi
tersebut. Dimana pada tabung pertama yaitu terjadi perubahan warna dari bening
menjadi ungu pekat, yang menunjukkan adalanya alkohol primer. Sedangkan pada
tabung yang kedua terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning.
Dari percobaan identifikasi alkohol
ini menunjukkan adanay beberapa cara dalam mengidentifikasi atau cara
mengetahui adanya senyawa alkohol serta kita dapat mengetahui jenis-jenis dari
alkohol tersebut dengan cara mereaksikannya terhadap beberapa bahan kimia yang
berpengaruh terhadap senyawa alkohol.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
v Alkohol
adalah senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil.
v Dalam
identifikasi alkohol dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu seperti reaksi
oksidasi dan dengan cara mereaksikannya dengan FeCl3.
v Pembagian
alkohol berdasarkan letak gugus fungsi hidroksi ada tiga yaitu: alkohol primer,
sekunder dan tersier.
v Dalam
identifikasi alkohol dengan menggunakan beberapa bahan kimia hal yang
menunjukkan jenis alkohol tersebut adalah ada tidaknya perubahan warna dari
campuran tersebut.
v Sebaiknya
dalam suatu praktikum para praktikan dapat mencoba semua bahan yang akan dipraktikumkan.
v Didalam
ruangan praktikum, ketika praktikum sedang berlangsung sebaiknya praktikan
dapat menjaga ketertiban agar praktikum dapat berjalan dengan baik dengan
suasana yang kondusif.
v Praktikan sebaiknya memahami materi yang akan
dipraktikumkan sebelum praktikum berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1.
Binarupa Aksara. Jakarta
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia
Organik. Bina Aksara. Jakarta
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta
Petrucci, Ralph H. 1987. alih bahasa
Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jilid 3. Erlangga.
Jakarta
0 komentar:
Post a Comment