Wednesday, April 22, 2015

Identifikasi Alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM



Prod               : TIP
Kelompok      :  2 (Dua)
Hari/ Jam       : Kamis/ 14.00-15.40

Dosen             : Dra Devi Silsia, M.Si
                         Drs Syafnil, M.Si
Objek Prak     :  Identifikasi Alkohol


TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTAIAN
UNIVERSITAS BEGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol.
`           Adanya gugus-OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol. Tergantung pada sifat atom karbon tempat gugus OH melekat, alkohol digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu : alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Contoh: Lebih dari satu gugus-OH bisa terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat. 1,2,3-propanatriol (gliserol)
Metanol dikenal sebagai alkohol kayu karena dapat dihasilkan melalui penyulingan destruktif kayu. Senyawa ini sangat beracun dan dapat menyebabkan buta dan kematian jika ditelan. Etanol adalah alkohol biasa. Etanol diperoleh melalui peragian tetes (sisa pemurnian gula tebu), atau dari bahan lain yang mengandung gula alam. Rasanya manis seperti sirup dan bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Karena kemampuannya menyerap air, bahan ini dapat digunakan sebagai pelembab dan pelembut, sehingga sering dicampurkan dalam lotion dan kosmetik, selain untuk mempertahankan kelembaban pada tembakau dan permen.
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karenadapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi.
Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil, banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat lemah. Pada larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan pKa air.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alkohol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alkohol merupakan salah satu senyawa turunan alkana yang mengandung gugus hidroksil - OH. Antara alkohol dan senyawa induknya alkana memiliki sifat kimia dan fisika yang berbeda. Salah satunya adalah perbedaan titik didih. Mari kita lihat perbedaan titik didih untuk jumlah atom C yang sama.
  1. Titik didih metana -162oC sedangkan methanol 64,7oC
  2. Titik didih etana -89oC sedangkan etanol 78,3oC
  3. Titik didih propane -42oC sedangkan 1-propanol 97,2oC.
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan
(Brady, 1999)
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya.
Berdasarkan R-nya (struktur)
a. Alkohol Alifatis
1) Jenuh (etanol)
2) Tidak jenuh (alil alkohol)
b. Alkohol Aromatis
1) Jenuh (benzil alkohol)
2) Tidak jenuh (sinamil alkohol)
c. Alkohol Siklik
1) Monovalen (mentol)
2) Polivalen (inositol)
Berdasarkan jumlah gugus -OH
a. Alkohol Monovalen
1) Cair (methanol, etanol)
2) Padat (setil alkohol)
b. Alkohol Polivalen
1) Cair (propilen glikol, etilen glikol
2) Padat (manitol, sorbitol)

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena.
(Petrucci, 1987)
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol adalah sebagai berikut:
1. Reaksi subsitusi
Reaksi ini dapat terjadi dalam larutan asam sedangkan dalam keadaan netral tidak.Karena gugus pergi haruslah suatu basa yang cukup lemah, jika alkohol pada kondisi netral atau basa adalah suatu basa kuat. Ion yang terbentuk Ion yang terbentuk jika diprotonkan adalah ion oksonium (-OH2+) ini merupakan gugus pergi yang baik dalam asam.
2. Reaksi Eliminasi
Reaksi ini menghasilkan alkena.Karena melepaskan air maka reaksi ini disebut reaksidehidrasi. Kondisi yang diharapkan dalam reaksi ini adalah asam sehingga hanya menggunakan asam kuat seperti H2SO4.
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol primer, tersier dan sekunder.

Reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier

Pada alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator K2CrO7, KMnO4, dan O2. Dengan bantuan katalis, atom O dari oksidator akan menyerang atom H yang terikat ke atom C yang mengandung gugus - OH (atom C karbinol).
Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing alkohol.
1. Reaksi oksidasi alkohol primer 
Menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic-E_fMLPLG8Xsc0BdIInzwmBUwbrPF9lXwgkjuLjrTkFH7EfDYJCHmdU0Y1-Hp4rU_IYvAO0SOsUwCqiN7SbbhOvZJ2ZHJ2EyAuZjvKRosudYvG0e8cltFaRfdED6QZq9bUIN9XWWXQ0K/s320/oksidasi+alkohol+primer.JPG


2. Reaksi oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan suatu keton (alkanon)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUqzrfnNtfwjuib0umyU78EnhRh8AsJXbb_6Yf0YEpEReqw4oKS28beL7Rw4W9wgbofqygmGbk6AAM6epr8stjlefucW-jrnGwuQRDaU0FC5_uFIkEaieJtI10ymluShGPjwJUO7GEOM3l/s320/oksidasi+alkohol+sekunder.JPG
3. Pada alkohol tersier, tidak terjadi proses oksidasi. Hal ini disebabkan pada alkohol tersier, tidak terdapat atom H yang terikat pada atom C karbinol
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsfcE1ri-Qh6_rGfSp-Mr7_AMHcHk5CvZm5P0ZxvuEqi-OEp2dQ6d2Aa0LThBotuKVoldB1igNEbLOZLokCzkJR_RQSiv8aRZyJARyZ1bzWbN37ZcPBi1IIGKoxkTgowyfDWHzZ79cnRxE/s320/oksidasi+alkohol+tersier.JPG

Oksidasi Alkohol

Oksidasi jenis-jenis alkohol (primer, sekunder dan tersier)

Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III).
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/cr2o7half.gif
1. Alkohol primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Oksidasi parsial menjadi aldehid
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makealdionic.gif
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makealdsimple.gif
Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan aldehid yang terbentuk.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makealddiag.gif
Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makeacidionic.gif
Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makeacidsimple1.gif
Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.
*      http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makeacidsimple2.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gif

2. Alkohol sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.
Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/padding.gifhttp://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/makeketdiag.gif
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

3 .Alkohol tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.
Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.

Sifat fisik dan sifat kimia
Sifat Fisik alkohol
Ø  Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
Ø  Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
Ø  Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
Ø  Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak berwarna.
Ø  Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam mulut.

Sifat Kimia Alkohol
Ø  Oksidasi alkohol primer
Ø  Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air.
Ø  Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.
Contoh :
http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-8.png?w=300&h=59
·         Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air.
Contoh :
http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-10.png?w=300&h=37

·         Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi  kesetimbangan
Contoh :
http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-13.png?w=300&h=37

·         Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.
Contoh :
http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-14.png?w=300&h=37


BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
v  Botol semprot
v  Gelas piala 100 ml dan 250 ml
v  Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
v  Pipet tetes
v  Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml
v  Tabung reaksi + Rak
v  Penangas Air
v  Corong
v  Termometer
v  Pipet volume 5 ml
v  Penjepit tabung reaksi
Bahan yang digunakan:
v  KMnO4
v  FeCl3
v  2-Propanol
v  Etanol
v  Aquades
v  NaOH
v  K2CrO7
v  H2SO4
v  Tersier-Butanol
v  CH3COOH glasial

3.2 Cara kerja


3.2.1 Identifikasi Alkohol (Reaksi Oksidasi)
Cara I:
ü  Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 3 ml asam asetat glasial.
ü  Selanjutnya pada masing-masing tabung ditambah:

ü  Tabung reaksi I           : 1 tetes etanol.
ü  Tabung reaksi II          : 1 tetes 2-propanol.
ü  Tabung reaksi III        : 1 tetes tersier-butanol
ü  Pada campuran diatas ditambahkan larutan KMnO4 0,1 M tetes demi tetes sampai terbantuk warna merah muda.
ü  Selanjutnya ditambah 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes KMnO4.


v  Perhatikan apa yang terjadi:
1.      Jika tidak ada perubahan warna dari merah muda, berarti larutan tersebut alkohol primer.
2.      Jika penambahan H2SO4 dan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi tidak berwarna maka sampel tersebut adalah alkohol sekunder.
3.      Jika sampel tidak menghasilkan warna merah muda dengan penambahan KMnO4, maka sampel tersebut adalah alkohol tersier.

Cara II:
ü  Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M.
ü  Tambahkan perlahan-lahan (lewat dinding tabung) 1 ml H2SO4 pekat.
ü  Aduklah sampai homogen dan dinginkan (jika rabung panas).
ü  Perlahan-lahan tambahkan (lewat dinding tabung)
·         Tabung reaksi I     : tambahkan 2 ml etanol
·         Tabung reaksi II    : tambahkan 2 ml 2-propanol
·         Tabung reaksi III  : tambahkan 2 ml tersier-butanol
v  Perhatikan perubahan warna yang terjadi, juga bandingkan bau yang timbul dengan bau alkohol itu sendiri.

3.2.2 Reaksi Alkohol dengan FeCl3
v  Siapkan dua buah tabung reaksi.
·         Tabung reaksi I           : ditambah 2 ml larutan fenol
·         Tabung reaksi II          : ditambah 2 ml 2-propanol
v  Pada masing-masing tabung reaksi ditambah 5 tetes FeCl3
v  Amati hasilnya.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi (cara I)
No
Percobaan
Tabung I
Etanol
Tabung II
2-Propanol
Tabung III
t-Botanol
Keterangan
1
.+ CHOOH glasial
Bening
Bening
Bening

2
+ KMnO4 0,1 M
ungu
ungu
Ungu

3

+ 1 tetes H2SO4 p
+ 1 tetes KMnO4 0,1 M
kuning
Merah muda
coklat


Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi (cara 2)
No
Percobaan
Tabung I
Etanol 2 ml
Tabung II
2-Propanol
2 ml
Tabung III
t-Butanol
2 ml
Keterangan
1
Cium bau alkohol
Nyengat
Nyengat
Nyengat
Sama-sama berbau nyengat ketika belum dicampurkan
2
+ 2 ml K2O7 0,1 M
+ 1 ml H2SO4 p
Biru pekat
Biru pekat
Biru pekat
Berubah warnanya ketika dicampurkan dengan senyawa lain
3
Cium bau campuran
Bau seperti balon
Bau balon lebih pekat
Berbau tinta
Membentuk aroma yang berbrda-beda setelah dicampurkan




Reaksi Alkohol dengan FeCl3
Percobaan
Hasil Pengamatan
+ 5 tetes larutan FeCl3
Fenol
2-Propanol
Terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu pekat
Terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning






























BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah berjalan seperti bisanya yang menggukan laboratorium teknologi pertanian, bahwa praktikum yang berjudul identifikasi alkihol ini dapat dilaksanakan dengan baik. Praktikum yang telah dilaksnakan dengan tujuan bahwa sehabis dari praktikum ini para mahasiswa dapat mengerti mengenai cara pengidentifikasian alkohol. Praktikum ini menggunakan beberapa alat yang terdapat dilaboratorium serta bahan-bahan yang digunakan juga merupakan bahan-bahan kimiawi yang dapat digukanan sebagai identifikasi alkohol. Bahan-bahan kimiawi yang digunakan dalam identifikasi alkohol ini adalah KMnO4, FeCl3, 2-Propanol, Etanol, K2CrO7, H2SO4, tersier-butanol dan CH3COOH glasial.
Praktikum kali ini melakukan beberapa cara dalam pengidentifikasian alkohol itu sendiri, seperti halnya dalam teori yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam proses identifikasi alkohol menggunakan beberapa, namun pada praktikum ini para praktikan menggunakan identifikasi alkohol secara reaksi oksidasi dan identifikasi alkohol dengan cara mereaksikannya dengan FeCl3.
Dalam identifikasi  alkohol secara  reaksi oksidasi yaitu dengan menggunakan dua cara yang berbeda. Cara yang pertama yaitu dengan cara mencampurkan asam asetat glasial terhadap masing-masing senyawa etanol, 2-propanol dan tersier-butanol kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan. Kemudian dari campuran tersebut masing-masing dicampurkan dengan KMnO4 0,1 M, lalu dilihat perubahan warnanya, apakah terjadi perubahan atau tidak. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa dari masing-masing tabung reaksi terjadi perubahan warna yang serupa yaitu terberntuk warna ungu(agak seperti merah muda). Kemudian dari masing-masing tabung reaksi tersebut dicampurkan kembali 1 tetes H2SO4, yang kemudian terjadi perubahan warna dari masing-masing tabung reaksi tersebut. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa dari tabung pertama yaitu berwarna kuning tua, yang menunjukkan bahwa alkohol tersebut adalah alkohol sekunder, dan pada tabung reaksi yang kedua diperoleh warna merah muda, yang menunjukkan tidak adanya perubahan warna dari warna merah muda sebelumnya yang berarti alkohol tersebut adalah alkohol primer. Sedangkan pada tabung reaksi yang ketiga, sama halnya dengan tabung reaksi yang pertama hanya saja menunjukkan warna coklat yang berarti alkohol tersebut adalah alkohol sekunder.
Identifikasi alkohol dengan menggunakan cara yang kedua adalah dengan mencampurkan ketiga bahan pada masing-masing tabung reaksi terhadap K2CrO7 dan H2SO4. Dimana sebelum pencampuran senyawa tersebut dapat dicium aroma dari masing-masing tabung reaksi yaitu berbau nyengat. Namun setelah adanya penambahan K2CrO7 dan H2SO4 terjadi perubahan aroma yang berbeda-beda dari masing-masing tabung reaksi. Dimana tabung reaksi yang pertama yaitu berbau seperti bau balon, yang kedua berbau nalon lebih pekat, sedangkan yang ketiga yaitu berbau seperti tinta spidol. Untuk perubahan warnanya yaitu terjadi perubahan warna yang sama dari masing-masing tabung reaksi yaitu diperoleh warna biru yang lebih pekat.
Sedangkan dalan identifikasi alkohol dengan cara mereaksikannya dengan FeCl3 yaitu dengan menyiapkan dua buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan larutan fenol dan 2-Propanol, yang kemudian pada masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan FeCl3. Setelah diaduk beberapa menit terjadi perubahan warna dari masing-masing tabung reaksi tersebut. Dimana pada tabung pertama yaitu terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu pekat, yang menunjukkan adalanya alkohol primer. Sedangkan pada tabung yang kedua terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning.
Dari percobaan identifikasi alkohol ini menunjukkan adanay beberapa cara dalam mengidentifikasi atau cara mengetahui adanya senyawa alkohol serta kita dapat mengetahui jenis-jenis dari alkohol tersebut dengan cara mereaksikannya terhadap beberapa bahan kimia yang berpengaruh terhadap senyawa alkohol.















BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
v  Alkohol adalah senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil.
v  Dalam identifikasi alkohol dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu seperti reaksi oksidasi dan dengan cara mereaksikannya dengan FeCl3.
v  Pembagian alkohol berdasarkan letak gugus fungsi hidroksi ada tiga yaitu: alkohol primer, sekunder dan tersier.
v  Dalam identifikasi alkohol dengan menggunakan beberapa bahan kimia hal yang menunjukkan jenis alkohol tersebut adalah ada tidaknya perubahan warna dari campuran tersebut.


v  Sebaiknya dalam suatu praktikum para praktikan dapat mencoba semua bahan yang akan dipraktikumkan.
v  Didalam ruangan praktikum, ketika praktikum sedang berlangsung sebaiknya praktikan dapat menjaga ketertiban agar praktikum dapat berjalan dengan baik dengan suasana yang kondusif.
v  Praktikan  sebaiknya memahami materi yang akan dipraktikumkan sebelum praktikum berlangsung.











DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta
Petrucci, Ralph H. 1987. alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jilid 3. Erlangga. Jakarta



0 komentar:

Post a Comment