LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN
SENSORIS
“UJI BEDA (DISCRIMINATION TEST)
UJI TRIANGLE DAN UJI DUO-TRIO”
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cara pengujian yang paling populer dalam pengujina organoleptik atau
pengujian sensoris adalah pengujian pembedaan.
Pengujian pembcdaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan
sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meski pun dalam pengujian
dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan
pcmbedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan.
Uji Triangle dan Uji Duo-Trio merupakan contoh dari uji beda, di dalam pelaksanaan uji Triangle panelis diminta mcmilih satu di
antara tiga sampel yang berbeda dengan yang lain. Sedangkan Uji Duo-Trio scpcrti halnya pada
uji triangle terdapat tiga buah sampel, namun sampel pertama adalah reference
dan panelis diminta untuk menentukan sampel mana yang berbeda dengan reference.
Uji pembedaan sendiri digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam
perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri,
atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dan
komoditi yang sama. Untuk mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat menggunakan
bahan pembanding (reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Dengan uji beda ini, panelis
diharapakan bisa membedakan antara dua sampel dengan objek yang sama.
1.2 Tujuan
Peserta praktikum
dapat melaksanakan pengujian sensoris berupa UJi Triangle dan Uji Duo-Trio.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
yang Digunakan
3.1.1 alat
·
Cup plastic
·
Sendok plastic
·
Teko takar
·
Sendok pengaduk
3.1.2 bahan
·
Nutri Sari
·
Gula Pasir
·
Air mineral
·
Lembar penilaian
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 UJi Triangle
·
Menyiapkan kode sampel yang berupa angka acak tiga digit
sebanyak dua sampel dengan dua kali sebanyak 6 set (36 kode sampel),
menggunakan tabel bilangan acak
·
Menentukan penempatan sampel untuk uji Triangle
·
Menyiapkan sampel dengan cara memasukkan kedalam cangkir
plastic sebanyak tiga sampel dengan dua kali ulangan sebanyak 6 set. Member
kode sampel.
·
Menyusun sampel sesuai urutan yang telah ditentukan. Setiap set
terdiri dari dua penyajian dengan tiga sampel (dua sama dan satu berbeda) serta
satu lembar penilaian
·
Setiap panelis dihadapkan pada penyajian I dan II dan satu
gelas air minum
·
Setiap panelis diminta untuk mengikuti petunjuk sesuai
lembar penilaian untuk uji Triangle serta berkumur setiap selesai mencicip
·
Setelah selesai pengujian oleh panelis, lembar penilaian
dikumpulkan
·
Melakukan analisis data untuk pengujian Triangle
3.2.2 UJi Duo-Trio
·
Menyiapkan kode sampel yang berupa angka acak tiga digit
sebanyak dua sampel dengan dua kali sebanyak 6 set (24 kode sampel),
menggunakan tabel bilangan acak
·
Menentukan salah satu sampel yang akan dijadikan sebagai
acuan (R)
·
Menentukan urutan penempatan sampel untuk uji duo-trio
·
Menyiapkan sampel dengan cara memasukkan kedalam cangkir
plastic sebanyak tiga sampel dengan dua kali ulangan sebanyak 6 set. Member kode
sampel.
·
Menyusun sampel sesuai urutan yang telah ditentukan. Setiap penyajian
terdiri dari satu Rdan dua sampel berbeda merk serta satu lembar penilaian
·
Setiap panelis dihadapkan pada penyajian I dan II
·
Setiap panelis diminta untuk mengikuti petunjuk sesuai
lembar penilaian untuk uji Duo-Trio
·
Setelah selesai pengujian oleh panelis, lembar penilaian
dikumpulkan
·
Melakukan analisis data untuk pengujian Duo-Trio
BAB VI
HASIL PENGAMATAN DAN
ANALISIS DATA
4.1 Uji Triangle Ulangan Pertama
No
|
Nama Panelis
|
Respon
|
1
|
Amir jayani
|
Benar
|
2
|
Beci sariani
|
Benar
|
3
|
Dwi Dian Praptanto
|
Benar
|
4
|
Echy Warna Priasty
|
Benar
|
5
|
Fery Christian H.
|
Salah
|
6
|
Hafiza fadhilah
|
Benar
|
7
|
Halim Purnama
|
Salah
|
8
|
Lala intan Gemala sari
|
Benar
|
9
|
M.Rinaldi Chairil Daulay
|
Benar
|
10
|
Nanang Sumiyarto
|
Benar
|
11
|
Okta Wulandra
|
Benar
|
12
|
Pahala Sarumpaet
|
Benar
|
13
|
Rahmad adi saputra
|
Benar
|
14
|
Ronni A.Siahaan
|
Benar
|
15
|
Setyo Maryaji
|
Salah
|
16
|
Sutra Firansyah
|
Salah
|
17
|
Thomas Restu
|
Benar
|
18
|
Vaber W.Simare-mare
|
Benar
|
19
|
Wanti palina
|
Benar
|
20
|
Yantri Nuryani
|
Benar
|
4.2 Uji Triangle Ulangan Kedua
No
|
Nama Panelis
|
Respon
|
1
|
Amir jayani
|
Benar
|
2
|
Beci sariani
|
Salah
|
3
|
Dwi Dian Praptanto
|
Salah
|
4
|
Echy Warna Priasty
|
Salah
|
5
|
Fery Christian H.
|
Benar
|
6
|
Hafiza fadhilah
|
Salah
|
7
|
Halim Purnama
|
Benar
|
8
|
Lala intan Gemala sari
|
Benar
|
9
|
M.Rinaldi Chairil Daulay
|
Benar
|
10
|
Nanang Sumiyarto
|
Benar
|
11
|
Okta Wulandra
|
Benar
|
12
|
Pahala Sarumpaet
|
Salah
|
13
|
Rahmad Adi saputra
|
Salah
|
14
|
Ronni A.Siahaan
|
Benar
|
15
|
Setyo Maryaji
|
Benar
|
16
|
Sutra Firansyah
|
Benar
|
17
|
Thomas Restu
|
Benar
|
18
|
Vaber W.Simare-mare
|
Salah
|
19
|
Wanti palina
|
Benar
|
20
|
Yantri Nuryani
|
Salah
|
4.3 Uji Duo-Trio ulangan pertama dan
kedua
No
|
Nama Panelis
|
Respon
|
1
|
Amir jayani
|
Benar
|
2
|
Beci sariani
|
Benar
|
3
|
Dwi Dian Praptanto
|
Benar
|
4
|
Echy Warna Priasty
|
Benar
|
5
|
Fery Christian H.
|
Benar
|
6
|
Hafiza fadhilah
|
Benar
|
7
|
Halim Purnama
|
Benar
|
8
|
Lala intan Gemala sari
|
Benar
|
9
|
M.Rinaldi Chairil Daulay
|
Benar
|
10
|
Nanang Sumiyarto
|
Benar
|
11
|
Okta Wulandra
|
Benar
|
12
|
Pahala Sarumpaet
|
Benar
|
13
|
Rahmad adi saputra
|
Benar
|
14
|
Ronni A.Siahaan
|
Benar
|
15
|
Setyo Maryaji
|
Benar
|
16
|
Sutra Firansyah
|
Benar
|
17
|
Thomas Restu
|
Benar
|
18
|
Vaber W.Simare-mare
|
Benar
|
19
|
Wanti palina
|
Benar
|
20
|
Yantri Nuryani
|
Benar
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Uji
Pembedaan. http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-sensoris.html.
(8 Mei 2011).
Anonim. 2010. Uji BNT. http://www.scribd.com/doc/52055955/bab-i-persiapan-uji-organoleptik21. (8 Mei 2011)
Anonim. 2010. Uji
Pembedaan. http://www.lintasberita.us/topic/uji+pembedaan.
(8 Mei 2011)
Muda, Mujahid. 2011.
Uji duo trio. http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-triangle.html (8 Mei 20011).
Muda,
Mujahid. 2011. Uji segitiga.http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-duo-trio.html (8 Mei 20011).
Oktavia,
Armida. 2010. Uji Beda Nyata. http://armidaoktavia.blog.uns.ac.id/2010/04/11/seleksi-panelis/. (8 Mei 2011).
Soekarto,
Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik
Untuk Industri Pangan Dan Hasil pertanian Bhratara Karya Aksara : Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian pembcdaan digunakan untuk menetapkan apakah
ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meski pun
dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk
melaksanakan pcmbedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. Uji-uji
ini digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya
perbedaan atau persa maan antara dua produk dan komoditi yang sama.
Untuk
mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat menggunakan bahan pembanding
(reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Jika kita berminat hanya
pada ada atau tidak ada perbedaan antara dua contoh produk maka bahan
pembanding tidak perlu. Sebaliknya jika kita berminat pada pengaruh suatu
perlakuan maka diperlukan bahan pembanding. Pembedaannya dapat mempunyai arah
atau tanpa arah. Pembedaan berarah jika dalam pembedaan contoh-contoh itu
disertai arah perbedaan yaitu, lebih kecil atau lebih besar dan bahan baku. Jika
pembedaan itu tidak berarah tidak perlu disertai pernyataan lebih yang satu
terhadap yang lain; cukup kalau dapat menyatakan bahwa pcrbedaan itu ada. Jika
dalam pembedaan itu diguriakan bahan pembanding (reference) maka sifat-sifat
organoleptik yang ingin dibedakan harus betul-betul jelas dan dipahami para
panelis. Keandalan (reliability) dan uji pembedaan tergantung dan pengenalan
sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan, dan kepekaan masing-masing anggota
panelis (http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-sensoris.html).
Uji Triangle atau Uji segitiga
Dalam penetapan uji segitiga dilakukan dengan menggunakan 3
sampel berbeda. Pengujian pembedaan / segitiga adalah untuk menerapkan apakah
ada perbedaan sifat organoleptik antara dua contoh. Keunggulan dari uji pembeda
tergantung dari pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan dan
kepekaan masing-masing.
Uji
segitiga bertujuan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil.Pada uji segitiga,
disediakan tiga contoh yang berkode secara acak atau tidak berurutan.Dalam uji
ini tidak terdapat contoh baku atau pembanding. Dua dari tiga contoh adalah sama
dan satu diantara ketiga adalah sama dan satu diantaranya berbeda. Panelis
diminta memilih satu diantara ketiga contoh yang berbeda dengan cara mencicipi
atau mengamati
Uji segitiga
digunakan untuk mendeteksi perbedaan kecil. Pada uji segitiga, tiga contoh yang
berkode berbeda disajikan secara acak dan biasnya pengujian dilaksanakan secara
bersamaan. Atau bisa juga diuji secara berurutan dari dua sampel lain. Dalam
uji segitiga tidak ada pembanding.Pada penyajian sampel perlu diperhatikan
keberagaman ketiga sampel, baik dari aspek ukuran, bentuk, warna atau
sifat-sifat contoh yang diujikan seperti aroma, warna, tekstur.Dalam penilaian
seorang panelis tidak boleh ragu.
Uji segitiga
ini biasanya dilakukan oleh panelis yang agak terlatih dan terlatih. Hal ini
dikarenakan dalam uji ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi untuk mencari produk
yang berbeda dari yang lain. Panelis tersebut digunakan untuk pengembangan
produk baru, perbaikan produk, mempertahankan mutu ataupun pemilihan bahan atau
produk terbaik (http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji segitiga.html).
Uji triangle digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. Dalam pengujian Triangle panelis diminta
untuk memilih salah satu sampel yang berbeda dari tiga sampel yang disajikan,
sehingga dapat diketahui perbedaan sifat di antara ketiga sampel itu. Uji
triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih
terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel
tersebut.
Uji segitiga atau uji triangle ini digunakan
untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan sifat yang lebih terarah.
Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan.
Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga
contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi
dapat pula berturut-turut. Dua dari tiga contoh itu merupakan contoh yang sama,
dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta untuk memilih satu dari tiga contoh
yang berbeda dari dua lainnya. Prinsip
dari percobaan uji triangle adalah berdasarkan sensitifitas panelis dalam
membedakan dua sampel dimana perbedaannya sangat kecil dan pengujian ini
sifatnya lebih terarah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle)
Uji Triangle termasuk dari salah satu uji
pembedaan yang digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sifat sensorik atau
organoleptik antara dua contoh produk sehingga tidak ada produk pembanding .
pembedaan dalam uji triangle tidak terarah, tidak perlu disertai pernyataan
sifat yang satu lebih dari yang lainnya, cukup menyatakan ada perbedaan atau
tidak.
Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji
berpasangan, dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara
acak tiga contoh produk dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga sampel
adalah sama. Panlis diminta memilih satu diantara tiga contoh yang memiliki
perbedaan. Keseragaman tiga contoh sangat penting seperti ukuran atau bentuk.
Sifat contoh yang tidak sama yang dimiliki dari ketiga contoh sampel tersebut
dibuat sama (soekarto, 1985).
Uji Duo-Trio
Seperti halnya Uji Segitiga, uji ini dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji
ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku
(http://www.lintasberita.us/topic/uji+pembedaan+test+dan+triangle+test).
Pada uji duo trio, setiap panelis disajikan 3 contoh (2
contoh dari bahan yang sama dan contoh ketigadari bahan yang lain).
Perbedaannya dengan uji segitiga adalah bahwa salah satu dari 2 contoh yang
sama itu dicicip atau dikenali lebih dahulu dan dianggap sebagai contoh baku /
pembanding, sedangkan kedua contoh yang lain baru kemudian. Dalam
penyajiaannya, ketiga contoh dapat disajikan bersamaan, atau contoh
pembandingnya disajikan lebih dahulu baru kedua contoh yang lain disajikan.
Pada pelaksanaannya, panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh
terakhir yang sama dengan pembanding.
Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil.
Setiap panelis disajikan tiga contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu
contoh dari produk yang berbeda). Uji duo trio hampir sama dengan uji segitiga,
tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang dibandingkan
dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya disajikan
bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang beda
dengan pembanding (reference).
Uji duo-trio merupakan bagian dari uji pembanding yang
digunakan untuk menilai atau menstandarisasi suatu produk bahan baku apakah
masih dalam yang baik atau tidak. Uji duo-trio dapat dikatakan mirip seperti
uji segitiga yaitu dengan member penilaian “1” jika produk yang dirasa oleh
panelis berbeda dan angka “0” jika produk yang dirasa oleh panelis sama. Hanya
saja pada uji ini penguji memberitahu 1 pembanding (reference) yang barulah
kemudian dapat dibandingkan dengan kedua kedua contoh lain yang disajikan.
Metode analisis yang digunakan untuk uji duo-trio ini ialah
uji t dari data jumlah, uji t dari data peluang, analisis data dari tabel dan
analisis beda dua populasi. Pada cara analisis metode tabel dengan melihat
tabel beda nyata terkecil untuk uji duo-trio (http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-duo-trio.html).
Uji beda nyata terkecil (BNT) adalah prosedur
yang paling sederhana dan paling umum digunakan untuk pembandingan. Uji ini
memberikan nilai BNT tunggal pada taraf nyata yang ditentukan, yang membuat
sempadan antara perbedaan nyata dan tidak nyata antara setiap pasangan rataan
perlakuan. Jadi, dua perlakuan dinyatakan berbeda nyata pada taraf nyata yang
ditentukan apabila perbedaannya melebihi nilai BNT yang dihitung, selain itu
berarti tidak berbeda nyata (http://armidaoktavia.blog.uns.ac.id/2010/04/11/seleksi-panelis/).
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Uji Triangle atau
Uji Segitiga
Pada praktikum ini dilakukan
dengan menggunakan uji segitiga atau sering disebut uji triangle (triangle
test). Uji triangle untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Sampel yang
disajikan terdiri dari 3 sampel sekaligus tanpa pembanding (standar) atau biasa
disimbolkan dengan R. Uji triangle digunakan untuk pengendalian mutu, riset dan
seleksi panelis. Diskripsi metode yang digunakan dalam uji triangle adalah
penyaji menyajikan 3 sampel kepada masing-masing panelis, 2 sampel diantaranya
sama. Panelis diminta untuk menilainya dengan memilih salah satu diantara
ketiga sampel yang berbeda. Maka probabilitasnya 1/3 atau 33,33%.
Sampel yang digunakan dalam uji
ini adalah minuman Nutri sari. Ketiga sampel yang digunakan adalah sama, tetapi
perlakuan salah satu sampel berbeda, karena ditambahkan gula di dalamnya.
Pengujian dilakukan dengan masing-masing sampel dengan ukuran yang sama
kemudian diberi kode yang berbeda terdiri dari tiga digit angka yang berbeda. Dalam
uji ini, panelis diminta dapat menentukan sampel mana yang berbeda dengan
membandingkan rasa dari ketiga sampel minuman tersebut.
Pengujian Triangle ini diikuti
oleh 20 orang panelis dengan dua kali ulangan, tiap ulangan dilakukan dengan
cara yang sama yaitu disajikan 3 sampel,yang salah satu dari ketiga sampel
adlah berbeda. Dari hasil pengujian ulangan pertama diperoleh tanggapan benar
sebanyak 16 orang, 4 diantaranya salah sehingga panelis yang memberikan
tanggapan benar/lolos seleksi sebesar 80
% dan yang tidak lolos seleksi 20 %. Sedangkan dari hasil pengujian ulangan
kedua diperoleh tanggapan benar sebanyak 12 orang, 8 diantaranya salah sehingga
panelis yang memberikan tanggapan benar/lolos seleksi sebesar 60 % dan yang tidak lolos seleksi 40 %.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu pengujian antara lain sangat tergantung pada
terpeliharanya tingkat motivasi secara memuaskan, tetapi motivasi yang buruk
ditandai dengan pengujian terburu-buru, melakukan pengujian semaunya, partisipasinya
dalam pengujian tidak sepenuh hati. Satu faktor penting yang dapat membantu
tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa
bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan.
Kemudian sensitivitas physiologis, faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi
indera terutama perasa pada pengujian rasa disarankan kepada panelis untuk
berkumur dengan air tawar sebelum melakukan pengujian. Ketiga, kesalahan
psikologis. Pada pengujian yang terutama dilakukan oleh panelis yang kurang
paham dalam tipe pengujian dan bahan yang diuji sering terjadi kesalahan dalam
cara penilaian. Adanya informasi yang diterima oleh seorang panelis sebelum
pengujian akan berpengaruh pada hasilnya.
Uji Triangle dengan Jumlah Panelis 20 Orang
Jumlah Panelis
|
Jumlah Terkecil
untuk Beda Nyata Tingkat
|
||
5%
|
1%
|
0,1%
|
|
20
|
11
|
13
|
14
|
Berdasarkan ketentuan
yang ada, apabila jumlah panelis sebanyak 20 orang, jumlah terkecil untuk beda
tingkat 5% adalah 11 orang, 1% sebanyak 13 orang dan untuk 0,1% adalah 14
orang. Dari hasil pengujian ulangan pertama diperoleh tanggapan
benar/ lolos seleksi sebanyak 16 orang, yaitu lebih besar dari 14 orang untuk
beda nyata tingkat 0,1 %, maka kedua sampel berbeda nyata.
Sedangkan dari hasil pengujian
ulangan kedua diperoleh tanggapan benar/ lolos seleksi sebanyak 12 orang, yaitu lebih besar dari
11 orang untuk beda tingkat 5% maka kedua sampel berbeda nyata pada tingkat 5
%.
5.1 Uji Duo-Trio
Seperti halnya Uji Segitiga, uji Duo-Trio dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh atau
sampel. Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari
contoh tersebut berasal dari jenis contoh yang sama dan salah satunya merupakan
Kontrol (R) atau pembanding, sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam
penyajiannya, ketiga contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau
contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai. Disini, panelis diminta
untuk mengenali sampel yang berbeda dengan pembanding.
Probabilitasnya dalam uji
Duo-Trio ini adalah ½ atau 50 %. Sampel yang digunakan dalam uji ini adalah
minuman Nutri sari. Ketiga sampel yang digunakan adalah sama, tetapi perlakuan
salah satu sampel berbeda, karena ditambahkan gula di dalamnya. Pengujian
dilakukan dengan masing-masing sampel dengan ukuran yang sama kemudian diberi
kode yang berbeda terdiri dari tiga digit angka yang berbeda. Dalam uji ini,
panelis diminta dapat menentukan sampel mana yang berbeda dengan membandingkan
dengan control.
Pengujian
Duo-Trio ini diikuti oleh 20 orang panelis dengan dua kali ulangan, tiap
ulangan dilakukan dengan cara yang sama yaitu disajikan 3 sampel, yang salah
satu dari ketiga sampel adalah berbeda dan satu diantaranya merupakan kontrol.
Dari hasil pengujian ulangan pertama dan kedua diperoleh tanggapan benar sebanyak
20 orang atau 100 %, artinya kesemua panelis lolos seleksi.
Uji Duo-Trio dengan Jumlah Panelis 20 Orang
Jumlah Panelis
|
Jumlah Terkecil
untuk Beda Nyata Tingkat
|
||
5%
|
1%
|
0,1%
|
|
20
|
15
|
17
|
18
|
Berdasarkan ketentuan
yang ada, apabila jumlah panelis sebanyak 20 orang, jumlah terkecil untuk beda
tingkat 5% adalah 15 orang, 1% sebanyak 17 orang dan untuk 0,1% adalah 18
orang. Dari
hasil pengujian Duo-Trio diperoleh tanggapan benar/ lolos seleksi sebanyak 20
orang atau sebesar 100 %. Artinya, kedua sampel yang diberikan berbeda nyata,
bahkan berbeda nyata sampai pada tingkat 0,1 %.
Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa untuk kriteria rasa antara sampel 1 dan sampel 2 dapat
dikatakan telah memiliki rasa yang berbeda, karena jumlah panelis yang benar
telah mencapai taraf beda nyata pada tingkat 0,1 %. Panelis sudah dapat
membedakan pengaruh perlakuan terhadap sampel.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Uji Segitiga atau Triangle
•
Pada ulangan pertama, panelis yang menberikan tangggapan
benar adalah 16 orang atau 80 % dan panelis yang memberikan tanggapan salah
adalah 4 orang atau 20 %.
•
Pada ulangan pertama, kedua sampel menunjukkan berbeda nyata
pada tingkat 0,1 %
•
Pada ulangan kedua, panelis yang menberikan tangggapan benar
adalah 12 orang atau 60 % dan panelis yang memberikan tanggapan salah adalah 8
orang atau 40 %.
•
Pada ulangan kedua, kedua sampel menunjukkan berbeda nyata
pada tingkat 5 %
Uji Duo-Trio
•
Pada uji ini, Panelis yang memberikan tanggapan
benar adalah 20 orang atau 100 %
•
Kedua sampel berbeda nyata pada tingkat 0,1 %
•
kriteria rasa antara sampel 1 dan sampel 2 dapat dikatakan telah memiliki
rasa yang berbeda
6.2 Saran
Sebaiknya
dalam melakukan uji beda panelis berkumur untuk mencicipi sampel berikutnya,
sehingga data yang diperoleh valid. Panelis diharapkan bertanggung jawab
terhadap pengujian yang dilakukan.
0 komentar:
Post a Comment