Wednesday, April 22, 2015

UJI BEDA (DISCRIMINATION TEST) UJI TRIANGLE DAN UJI DUO-TRIO

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN SENSORIS
 “UJI BEDA (DISCRIMINATION TEST)
UJI TRIANGLE DAN UJI DUO-TRIO”


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Cara pengujian yang paling populer dalam pengujina organoleptik atau pengujian sensoris adalah pengujian pembedaan.  Pengujian pembcdaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meski pun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pcmbedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan.
Uji Triangle dan Uji Duo-Trio merupakan contoh dari uji beda, di dalam pelaksanaan uji Triangle panelis diminta mcmilih satu di antara tiga sampel yang berbeda dengan yang lain. Sedangkan Uji  Duo-Trio scpcrti halnya pada uji triangle terdapat tiga buah sampel, namun sampel pertama adalah reference dan panelis diminta untuk menentukan sampel mana yang berbeda dengan reference.
Uji pembedaan sendiri digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dan komoditi yang sama. Untuk mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat menggunakan bahan pembanding (reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Dengan uji beda ini, panelis diharapakan bisa membedakan antara dua sampel dengan objek yang sama.

1.2 Tujuan
Peserta praktikum dapat melaksanakan pengujian sensoris berupa UJi Triangle dan Uji Duo-Trio.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
3.1.1 alat 
·   Cup plastic
·   Sendok plastic
·   Teko takar
·   Sendok pengaduk
3.1.2 bahan
·   Nutri Sari
·   Gula Pasir
·   Air mineral
·   Lembar penilaian
3.2  Prosedur Kerja
3.2.1 UJi Triangle
·            Menyiapkan kode sampel yang berupa angka acak tiga digit sebanyak dua sampel dengan dua kali sebanyak 6 set (36 kode sampel), menggunakan tabel bilangan acak
·            Menentukan penempatan sampel untuk uji Triangle
·            Menyiapkan sampel dengan cara memasukkan kedalam cangkir plastic sebanyak tiga sampel dengan dua kali ulangan sebanyak 6 set. Member kode sampel.
·            Menyusun sampel sesuai urutan yang telah ditentukan. Setiap set terdiri dari dua penyajian dengan tiga sampel (dua sama dan satu berbeda) serta satu lembar penilaian
·            Setiap panelis dihadapkan pada penyajian I dan II dan satu gelas air minum
·            Setiap panelis diminta untuk mengikuti petunjuk sesuai lembar penilaian untuk uji Triangle serta berkumur setiap selesai mencicip
·            Setelah selesai pengujian oleh panelis, lembar penilaian dikumpulkan
·            Melakukan analisis data untuk pengujian Triangle

3.2.2 UJi Duo-Trio
·            Menyiapkan kode sampel yang berupa angka acak tiga digit sebanyak dua sampel dengan dua kali sebanyak 6 set (24 kode sampel), menggunakan tabel bilangan acak
·            Menentukan salah satu sampel yang akan dijadikan sebagai acuan (R)
·            Menentukan urutan penempatan sampel untuk uji duo-trio
·            Menyiapkan sampel dengan cara memasukkan kedalam cangkir plastic sebanyak tiga sampel dengan dua kali ulangan sebanyak 6 set. Member kode sampel.
·            Menyusun sampel sesuai urutan yang telah ditentukan. Setiap penyajian terdiri dari satu Rdan dua sampel berbeda merk serta satu lembar penilaian
·            Setiap panelis dihadapkan pada penyajian I dan II
·            Setiap panelis diminta untuk mengikuti petunjuk sesuai lembar penilaian untuk uji Duo-Trio
·            Setelah selesai pengujian oleh panelis, lembar penilaian dikumpulkan
·            Melakukan analisis data untuk pengujian Duo-Trio











BAB VI
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Uji Triangle Ulangan Pertama
No
Nama Panelis
Respon
1
Amir jayani
Benar
2
Beci sariani
Benar
3
Dwi Dian Praptanto
Benar
4
Echy Warna Priasty
Benar
5
Fery Christian H.
Salah
6
Hafiza fadhilah
Benar
7
Halim Purnama
Salah
8
Lala intan Gemala sari
Benar
9
M.Rinaldi Chairil Daulay
Benar
10
Nanang Sumiyarto
Benar
11
Okta Wulandra
Benar
12
Pahala Sarumpaet
Benar
13
Rahmad adi saputra
Benar
14
Ronni A.Siahaan
Benar
15
Setyo Maryaji
Salah
16
Sutra Firansyah
Salah
17
Thomas Restu
Benar
18
Vaber W.Simare-mare
Benar
19
Wanti palina
Benar
20
Yantri Nuryani
Benar

4.2 Uji Triangle Ulangan Kedua
No
Nama Panelis
Respon
1
Amir jayani
Benar
2
Beci sariani
Salah 
3
Dwi Dian Praptanto
Salah
4
Echy Warna Priasty
Salah
5
Fery Christian H.
Benar
6
Hafiza fadhilah
Salah
7
Halim Purnama
Benar
8
Lala intan Gemala sari
Benar
9
M.Rinaldi Chairil Daulay
Benar
10
Nanang Sumiyarto
Benar
11
Okta Wulandra
Benar
12
Pahala Sarumpaet
Salah
13
Rahmad Adi saputra
Salah
14
Ronni A.Siahaan
Benar
15
Setyo Maryaji
Benar
16
Sutra Firansyah
Benar
17
Thomas Restu
Benar
18
Vaber W.Simare-mare
Salah
19
Wanti palina
Benar
20
Yantri Nuryani
Salah




4.3 Uji Duo-Trio ulangan pertama dan kedua
No
Nama Panelis
Respon
1
Amir jayani
Benar
2
Beci sariani
Benar
3
Dwi Dian Praptanto
Benar
4
Echy Warna Priasty
Benar
5
Fery Christian H.
Benar
6
Hafiza fadhilah
Benar
7
Halim Purnama
Benar
8
Lala intan Gemala sari
Benar
9
M.Rinaldi Chairil Daulay
Benar
10
Nanang Sumiyarto
Benar
11
Okta Wulandra
Benar
12
Pahala Sarumpaet
Benar
13
Rahmad adi saputra
Benar
14
Ronni A.Siahaan
Benar
15
Setyo Maryaji
Benar
16
Sutra Firansyah
Benar
17
Thomas Restu
Benar
18
Vaber W.Simare-mare
Benar
19
Wanti palina
Benar
20
Yantri Nuryani
Benar




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Uji Pembedaan. http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-sensoris.html. (8 Mei 2011).
Anonim. 2010. Uji Triangle. http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle. (8 Mei 2011)
Anonim. 2010. Uji Pembedaan. http://www.lintasberita.us/topic/uji+pembedaan. (8 Mei 2011)
Muda, Mujahid. 2011. Uji duo trio. http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-triangle.html (8 Mei 20011).
Muda, Mujahid. 2011. Uji segitiga.http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-duo-trio.html (8 Mei 20011).
Oktavia, Armida. 2010. Uji Beda Nyata. http://armidaoktavia.blog.uns.ac.id/2010/04/11/seleksi-panelis/. (8 Mei 2011).
Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan Hasil pertanian Bhratara Karya Aksara : Jakarta.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian pembcdaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meski pun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pcmbedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. Uji-uji ini digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persa maan antara dua produk dan komoditi yang sama.
Untuk mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat menggunakan bahan pembanding (reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Jika kita berminat hanya pada ada atau tidak ada perbedaan antara dua contoh produk maka bahan pembanding tidak perlu. Sebaliknya jika kita berminat pada pengaruh suatu perlakuan maka diperlukan bahan pembanding. Pembedaannya dapat mempunyai arah atau tanpa arah. Pembedaan berarah jika dalam pembedaan contoh-contoh itu disertai arah perbedaan yaitu, lebih kecil atau lebih besar dan bahan baku. Jika pembedaan itu tidak berarah tidak perlu disertai pernyataan lebih yang satu terhadap yang lain; cukup kalau dapat menyatakan bahwa pcrbedaan itu ada. Jika dalam pembedaan itu diguriakan bahan pembanding (reference) maka sifat-sifat organoleptik yang ingin dibedakan harus betul-betul jelas dan dipahami para panelis. Keandalan (reliability) dan uji pembedaan tergantung dan pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan, dan kepekaan masing-masing anggota panelis (http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-sensoris.html).
Uji Triangle atau Uji segitiga
Dalam penetapan uji segitiga dilakukan dengan menggunakan 3 sampel berbeda. Pengujian pembedaan / segitiga adalah untuk menerapkan apakah ada perbedaan sifat organoleptik antara dua contoh. Keunggulan dari uji pembeda tergantung dari pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan dan kepekaan masing-masing.
Uji segitiga bertujuan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil.Pada uji segitiga, disediakan tiga contoh yang berkode secara acak atau tidak berurutan.Dalam uji ini tidak terdapat contoh baku atau  pembanding. Dua dari tiga contoh adalah sama dan satu diantara ketiga adalah sama dan satu diantaranya berbeda. Panelis diminta memilih satu diantara ketiga contoh yang berbeda dengan cara mencicipi atau mengamati
Uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan kecil. Pada uji segitiga, tiga contoh yang berkode berbeda disajikan secara acak dan biasnya pengujian dilaksanakan secara bersamaan. Atau bisa juga diuji secara berurutan dari dua sampel lain. Dalam uji segitiga tidak ada pembanding.Pada penyajian sampel perlu diperhatikan keberagaman ketiga sampel, baik dari aspek ukuran, bentuk, warna atau sifat-sifat contoh yang diujikan seperti aroma, warna, tekstur.Dalam penilaian seorang panelis tidak boleh ragu.
Uji segitiga ini biasanya dilakukan oleh panelis yang agak terlatih dan terlatih. Hal ini dikarenakan dalam uji ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi untuk mencari produk yang berbeda dari yang lain. Panelis tersebut digunakan untuk pengembangan produk baru, perbaikan produk, mempertahankan mutu ataupun pemilihan bahan atau produk terbaik (http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji segitiga.html).
Uji triangle digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. Dalam pengujian Triangle panelis diminta untuk memilih salah satu sampel yang berbeda dari tiga sampel yang disajikan, sehingga dapat diketahui perbedaan sifat di antara ketiga sampel itu. Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel tersebut.
Uji segitiga atau uji triangle ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan sifat yang lebih terarah. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan. Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berturut-turut. Dua dari tiga contoh itu merupakan contoh yang sama, dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta untuk memilih satu dari tiga contoh yang berbeda dari dua lainnya.  Prinsip dari percobaan uji triangle adalah berdasarkan sensitifitas panelis dalam membedakan dua sampel dimana perbedaannya sangat kecil dan pengujian ini sifatnya lebih terarah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle)
Uji Triangle termasuk dari salah satu uji pembedaan yang digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh produk sehingga tidak ada produk pembanding . pembedaan dalam uji triangle tidak terarah, tidak perlu disertai pernyataan sifat yang satu lebih dari yang lainnya, cukup menyatakan ada perbedaan atau tidak.
Pengujian ini lebih banyak  digunakan karena lebih peka daripada uji berpasangan, dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh produk dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga sampel adalah sama. Panlis diminta memilih satu diantara tiga contoh yang memiliki perbedaan. Keseragaman tiga contoh sangat penting seperti ukuran atau bentuk. Sifat contoh yang tidak sama yang dimiliki dari ketiga contoh sampel tersebut dibuat sama (soekarto, 1985).
Uji Duo-Trio
Seperti halnya Uji Segitiga, uji ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku (http://www.lintasberita.us/topic/uji+pembedaan+test+dan+triangle+test).
Pada uji duo trio, setiap panelis disajikan 3 contoh (2 contoh dari bahan yang sama dan contoh ketigadari bahan yang lain). Perbedaannya dengan uji segitiga adalah bahwa salah satu dari 2 contoh yang sama itu dicicip atau dikenali lebih dahulu dan dianggap sebagai contoh baku / pembanding, sedangkan kedua contoh yang lain baru kemudian. Dalam penyajiaannya, ketiga contoh dapat disajikan bersamaan, atau contoh pembandingnya disajikan lebih dahulu baru kedua contoh yang lain disajikan. Pada pelaksanaannya, panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh terakhir yang sama dengan pembanding.
Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis disajikan tiga contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji duo trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang beda dengan pembanding (reference).
Uji duo-trio merupakan bagian dari uji pembanding yang digunakan untuk menilai atau menstandarisasi suatu produk bahan baku apakah masih dalam yang baik atau tidak. Uji duo-trio dapat dikatakan mirip seperti uji segitiga yaitu dengan member penilaian “1” jika produk yang dirasa oleh panelis berbeda dan angka “0” jika produk yang dirasa oleh panelis sama. Hanya saja pada uji ini penguji memberitahu 1 pembanding (reference) yang barulah kemudian dapat dibandingkan dengan kedua kedua contoh lain yang disajikan.
Metode analisis yang digunakan untuk uji duo-trio ini ialah uji t dari data jumlah, uji t dari data peluang, analisis data dari tabel dan analisis beda dua populasi. Pada cara analisis metode tabel dengan melihat tabel beda nyata terkecil untuk uji duo-trio (http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-duo-trio.html).

Uji beda nyata terkecil (BNT) adalah prosedur yang paling sederhana dan paling umum digunakan untuk pembandingan. Uji ini memberikan nilai BNT tunggal pada taraf nyata yang ditentukan, yang membuat sempadan antara perbedaan nyata dan tidak nyata antara setiap pasangan rataan perlakuan. Jadi, dua perlakuan dinyatakan berbeda nyata pada taraf nyata yang ditentukan apabila perbedaannya melebihi nilai BNT yang dihitung, selain itu berarti tidak berbeda nyata (http://armidaoktavia.blog.uns.ac.id/2010/04/11/seleksi-panelis/).





BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Uji Triangle atau Uji Segitiga
Pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan uji segitiga atau sering disebut uji triangle (triangle test). Uji triangle untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Sampel yang disajikan terdiri dari 3 sampel sekaligus tanpa pembanding (standar) atau biasa disimbolkan dengan R. Uji triangle digunakan untuk pengendalian mutu, riset dan seleksi panelis. Diskripsi metode yang digunakan dalam uji triangle adalah penyaji menyajikan 3 sampel kepada masing-masing panelis, 2 sampel diantaranya sama. Panelis diminta untuk menilainya dengan memilih salah satu diantara ketiga sampel yang berbeda. Maka probabilitasnya 1/3 atau 33,33%.
Sampel yang digunakan dalam uji ini adalah minuman Nutri sari. Ketiga sampel yang digunakan adalah sama, tetapi perlakuan salah satu sampel berbeda, karena ditambahkan gula di dalamnya. Pengujian dilakukan dengan masing-masing sampel dengan ukuran yang sama kemudian diberi kode yang berbeda terdiri dari tiga digit angka yang berbeda. Dalam uji ini, panelis diminta dapat menentukan sampel mana yang berbeda dengan membandingkan rasa dari ketiga sampel minuman tersebut.
Pengujian Triangle ini diikuti oleh 20 orang panelis dengan dua kali ulangan, tiap ulangan dilakukan dengan cara yang sama yaitu disajikan 3 sampel,yang salah satu dari ketiga sampel adlah berbeda. Dari hasil pengujian ulangan pertama diperoleh tanggapan benar sebanyak 16 orang, 4 diantaranya salah sehingga panelis yang memberikan tanggapan benar/lolos seleksi sebesar  80 % dan yang tidak lolos seleksi 20 %. Sedangkan dari hasil pengujian ulangan kedua diperoleh tanggapan benar sebanyak 12 orang, 8 diantaranya salah sehingga panelis yang memberikan tanggapan benar/lolos seleksi sebesar  60 % dan yang tidak lolos seleksi 40 %.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pengujian antara lain sangat tergantung pada terpeliharanya tingkat motivasi secara memuaskan, tetapi motivasi yang buruk ditandai dengan pengujian terburu-buru, melakukan pengujian semaunya, partisipasinya dalam pengujian tidak sepenuh hati. Satu faktor penting yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang sedang dilakukan. Kemudian sensitivitas physiologis, faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi indera terutama perasa pada pengujian rasa disarankan kepada panelis untuk berkumur dengan air tawar sebelum melakukan pengujian. Ketiga, kesalahan psikologis. Pada pengujian yang terutama dilakukan oleh panelis yang kurang paham dalam tipe pengujian dan bahan yang diuji sering terjadi kesalahan dalam cara penilaian. Adanya informasi yang diterima oleh seorang panelis sebelum pengujian akan berpengaruh pada hasilnya.
Uji  Triangle dengan Jumlah Panelis 20 Orang
Jumlah Panelis
Jumlah Terkecil untuk Beda Nyata Tingkat
5%
1%
0,1%
20
11
13
14
Berdasarkan ketentuan yang ada, apabila jumlah panelis sebanyak 20 orang, jumlah terkecil untuk beda tingkat 5% adalah 11 orang, 1% sebanyak 13 orang dan untuk 0,1% adalah 14 orang. Dari hasil pengujian ulangan pertama diperoleh tanggapan benar/ lolos seleksi sebanyak 16 orang, yaitu lebih besar dari 14 orang untuk beda nyata tingkat 0,1 %, maka kedua sampel berbeda nyata.
Sedangkan dari hasil pengujian ulangan kedua diperoleh tanggapan benar/ lolos seleksi sebanyak 12 orang, yaitu lebih besar dari 11 orang untuk beda tingkat 5% maka kedua sampel berbeda nyata pada tingkat 5 %.
5.1 Uji Duo-Trio
Seperti halnya Uji Segitiga, uji Duo-Trio dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh atau sampel. Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari jenis contoh yang sama dan salah satunya merupakan Kontrol (R) atau pembanding, sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai. Disini, panelis diminta untuk mengenali sampel yang berbeda dengan pembanding.
Probabilitasnya dalam uji Duo-Trio ini adalah ½ atau 50 %. Sampel yang digunakan dalam uji ini adalah minuman Nutri sari. Ketiga sampel yang digunakan adalah sama, tetapi perlakuan salah satu sampel berbeda, karena ditambahkan gula di dalamnya. Pengujian dilakukan dengan masing-masing sampel dengan ukuran yang sama kemudian diberi kode yang berbeda terdiri dari tiga digit angka yang berbeda. Dalam uji ini, panelis diminta dapat menentukan sampel mana yang berbeda dengan membandingkan dengan control.
Pengujian Duo-Trio ini diikuti oleh 20 orang panelis dengan dua kali ulangan, tiap ulangan dilakukan dengan cara yang sama yaitu disajikan 3 sampel, yang salah satu dari ketiga sampel adalah berbeda dan satu diantaranya merupakan kontrol. Dari hasil pengujian ulangan pertama dan kedua diperoleh tanggapan benar sebanyak 20 orang atau 100 %, artinya kesemua panelis lolos seleksi.

Uji  Duo-Trio dengan Jumlah Panelis 20 Orang
Jumlah Panelis
Jumlah Terkecil untuk Beda Nyata Tingkat
5%
1%
0,1%
20
15
17
18
Berdasarkan ketentuan yang ada, apabila jumlah panelis sebanyak 20 orang, jumlah terkecil untuk beda tingkat 5% adalah 15 orang, 1% sebanyak 17 orang dan untuk 0,1% adalah 18 orang. Dari hasil pengujian Duo-Trio diperoleh tanggapan benar/ lolos seleksi sebanyak 20 orang atau sebesar 100 %. Artinya, kedua sampel yang diberikan berbeda nyata, bahkan berbeda nyata sampai pada tingkat 0,1 %.  
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa untuk kriteria rasa antara sampel 1 dan sampel 2 dapat dikatakan telah memiliki rasa yang berbeda, karena jumlah panelis yang benar telah mencapai taraf beda nyata pada tingkat 0,1 %. Panelis sudah dapat membedakan pengaruh perlakuan terhadap sampel.
















BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Uji Segitiga atau Triangle
        Pada ulangan pertama, panelis yang menberikan tangggapan benar adalah 16 orang atau 80 % dan panelis yang memberikan tanggapan salah adalah 4 orang atau 20 %.
        Pada ulangan pertama, kedua sampel menunjukkan berbeda nyata pada tingkat 0,1 %
        Pada ulangan kedua, panelis yang menberikan tangggapan benar adalah 12 orang atau 60 % dan panelis yang memberikan tanggapan salah adalah 8 orang atau 40 %.
        Pada ulangan kedua, kedua sampel menunjukkan berbeda nyata pada tingkat 5 %

Uji Duo-Trio
        Pada uji ini, Panelis yang memberikan tanggapan benar adalah 20 orang atau 100 %
        Kedua sampel berbeda nyata pada tingkat 0,1 %
        kriteria rasa antara sampel 1 dan sampel 2 dapat dikatakan telah memiliki rasa yang berbeda

6.2 Saran
            Sebaiknya dalam melakukan uji beda panelis berkumur untuk mencicipi sampel berikutnya, sehingga data yang diperoleh valid. Panelis diharapkan bertanggung jawab terhadap pengujian yang dilakukan.


0 komentar:

Post a Comment