Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“Penetapan pH Dan Daya Hantar Listrik”
Oleh :
Nama : Inggi Pamungkas
NPM : E1J010092
Prodi : Agroekoteknologi
Hari/tanggal : selasa /15 nov 2011
Jam : 14.00 – 16.00 WIB
Co-ass : 1. Dodi Hardiansyah
2. Riezky Panjaitan
LABORATORIUM ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pH TANAH
Dalam tanah terdapat ion H+ negatife log konsentrasi dari ion H ini disebut pH tanah.
Nilai pH menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong masam, netral atau basa.
Konsentrasi ion H di dalam larutan tanah disebut kemasaman aktif atau aktual, sedangkan
konsentrasi ion H yang terjerat pada kompleks terapan disebut kemasaman cadangan atau
potensial.
Penetapan kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan palarut aquades, sedangkan
kemasaman cadangan dengan larutan garam netral, seperti KCL, BaCl2 dan NaF. Selisih pH
antara larutan garam netral dan aquades adalah kemasaman cadangan. Perlu diketahui
umumnya Ph H2O lebih besar dari pH KCl, tetapi pada kasus tertentu justru sebaliknya. Sifat
ini sering dipakai sebagai ciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis, misalnya : bila
larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata selisih pH K2SO4 – H2O memberikan
hasil positif, maka boleh jadi horizon tersebut adalah horizon oksik.
Daya Hantar Listrik
Dalam tanah terdapat garam – garam terlarut yang dapat berfungsi sebagai penghantar
listrik. Jumlah daya elektron sebanding dengan garam yang ada. Pengukur hantaran atau
konduktivitas listrik tersebut merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang
terionisasi dengan tingkat ketelitian tinggi.
1.2 Tujuan
pH Tanah
 Menetapkan nilai pH tanah
 Meningkatkan tingkat kemasaman tanah
Daya Hantar Listrik
 Menetapkan daya hantar listrik (DHL) tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai pH tanah sangat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu kelima faktor
pembentukan tanah, kondisi musim, cara bercocok tanam, cara pengambilan sampel tanah,
kandungan air pada saat pengambilan, serta metode pengukuran yang digunakan. Tanaman
atau vegetasi yang tumbuh di atas permukaan tanah juga dapat mempengaruhi nilai pH tanah
secara langsung maupun tdak langsung. Cara yang digunakan untuk menentukan pH antara
lain dengan menggunakan Kertas Indikator Universal atau Metode Elektometris dengan
bantuan katode menangkap ion H+ yang telah dikalibrasi dengan pH buffer.
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman.
Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen
di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara
adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004 : 14)
Pengendalian keasaman tanah adalah ion ion H+ dan Al3+ yang berada di dalam
larutan system tanah dan kompleks serapan. Kedua bidang ini mengendalikan kemasaman
tanah dengan cara yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan sumber dan watak muatan
yang menyerap ion-ion itu.
Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log kepekatan ion-ion H+ dalam
larutan sisitem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan ssistem tanah ini berkesetimbangan
dengan OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam
system jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ trdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi
dalam tanah. (Poerwidodo,1992:15
Disamping itu, pencucian kation-kation basa pada tanah mengakibatkan hilangnya
basa-basa padat anah sehingga dapat menurunkan pH tanah.
pH Tanah
Penilaian terhadap pH tanah diperlukan untuk memberi gambaran tentang kondisi
tanah pada saat itu, salah satu penilaian pH ini adalah menggunakan deskripsi pH seperti
penetapan pH dilakukan dengan perbandingan antara contoh tanah dan pelarut 1 : 1 : 1 : 2
dan 1 : 5. bila terlalu kental akan membentuk pasta dan akan melekat pada alat, sedangkan
bila terlalu encer maka banyak garam yang terlarut sehingga menggangu ion positif. Dalam
menentukan pH dikenal beberapa metode yakni :
o Metode kertas indikator dengan bantuan katedo listrik yang warnanya berubah-ubah
bila dicelupkan dalam larutan.
o Metode elektro magnetis, dengan bantuan katode untuk menangkap ion H+ yang telah
dikatalis dengan albufer (Anonim, 2005)
Daya Hantar Listrik
Fraksi tanah paling penting dalam menentukan sifat kimia tanah adalah koloid tanah,
yakni bahan-bahan mineral (liat) maupun organik (humus) yang berukuran sangat halus
(Suhardi, 1997).
Pada umumnya koloid-koloid tanah mineal bermuatan negatif, muatan-muatan negatif
akan terus meningkat dikarenakan peristiwa penggantian ion merupakan kation-kation yang
terdapat di dalam kristal, yaitu kation bervalensi 3 diganti dengan kation-kation yang
bervalensi 2. Muatan positif ini dapat terjadi sebagai hasil disiosiasi H+ dari asam lemah. Hal
ini penting dalam menghasilkan tempat-tempat berlawanan negatif pada partikel-partikel
tanah organik, muatan listrik dapat berubah karena bergantung pada reaksi pH tanah pada
permukaan tanah (Saifudin, 1989).
Penetapan pH tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara partikel-partikel
yang dicelupkan dalam suspensi, (partikel-partikel yang > 0,10) dengan perbandingan contoh
tanah dan larutan yan terletak diantara elektroda bertindak sebagai listrik (Anonim,2005)
BAB III
BAHAN DAN METODELOGI
pH TANAH
Bahan dan alat
 pH meter electrode
 tabung film
 pengaduk gelas
 contoh tanah 0,5 mm
 aquades
 KCl 1N(larutkan 74,55g KCl dalam aquades sampai 1 liter)
Metode
1. Siapkan tabung film, masing-masing diisi 5g tanah kering angin 0,5 mm diameter.
Tambahkan 12,5 ml aquades ke salah satu tabung, dan 12,5 ml KCl 1N ke tabung
lainnya.
2. Auk selama 20 menit dengan pengaduk gelas, diamkan 10 menit ( untuk
penelitian diamkan semalam lalu aduk 10 menit)
3. Siapkan pH meter, kalibrasi dengan pH buffer 7,0 dan 4,0. Bilas ujung electrode
dengan aquades, lap dengan kertas tisu setiap penggantian contoh atau sehabis
pemakaian alat.
4. Celupkan electrode ke dalam suspensi, amati skala pH dan catat.
5. Tetapkan reaksi tanah berdasarkan criteria pH pada halaman 12.
DAYA HANTAR LISTRIK
Bahan dan alat
o Konduktifitas dengan dip-cell
o Neraca analitis
o Botol pengocok plastic
o Gelas ukur 10 ml
o Pengocok plastic
o Thermometer suhu kamar
Metode
1. masukkan tanah kering angin berdiameter < 0,5 mm ke dalam botol pengocok
plastic. Kerjakan juga satu contoh standar
2. tambahkan 5 ml aquades, kocok 2 jam dan ukur hambatan suspense tersebut.
Lakukan juga pengukuran pada KCl 0,01 M. lakukan pengukuran dengan alat
konduktometer
3. Amati dan catat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4,1 Hasil Pengamatan
Sampel pH H2O pH KCL DHL
Top Soil
4,3
(sangat masam)
3,7
(sangat masam)
63 ms/cm
Sub Soil
3,8
(sangat masam)
3,6
(sangat masam)
188 ms/cm
4.2 Pembahasan
pH Tanah
Dari pengamatan dan perhitungan yang praktikan lakukan terhadap pH tanah, Pada
pengukuran pH tanah, digunakan dua jenis tanah yang berdiameter sama, tetapi berasal dari
lapisan tanah yang berbeda, yaitu top soil dan sub soil. ini dimaksudkan untuk mengetahui
adanya perbedaan tingkat kemasaman antar lapisan tanah dalam satu luasan tertentu. Lapisan
top soil adalah lapisan tanah bagian atas, sedangkan sub soil merupakan lapisan tanah yang
ada di bawah lapisan top soil. Kedua sampel tersebut diambil dengan menggunakan ring soil
(alat untuk mengambil sampel tanah tak terganggu).
Untuk mengukur tingkat keasaman, dua jenis tanah tersebut, dibagi menjadi 2 tabung
film. Satu tabung top soil dan sub soil diberi 12,5 ml aquades, dan yang lainnya ditambahkan
12,5 ml KCL 1N. Pertama diukur top soil yang ditambahkan aquades, dan setelah diukur
ternyata pH yang ditunjuikkan adalah 4,3. kemudian untuk lapisan sub soilnya, menujukkan
ph 3,8. Ini berarti bahwa pada lapisan sub soil terdapat keseimbangan antara ion H+ dan OH-
yang lebih kuat dibandingkan dengan lapisan top soil. Sehinggan mendekati pH netral.
Selanjutnya dua tabung film tersisa yang mengadung lapisan top dan sub soil yang
telah ditambah larutan KCL 1N kita ukur. Sebelum mengukur, batang elektrode terlebih
dahulu dibilas dengan aquades dan dilap agar pengukuran sampel sebelumnya tidak
mempengaruhi pengukuran berikutnya. Untuk lapisan top soil, pHnya adalah 3,7 sedang
lapisan sub soil pHnya 3,6. Karena pada tanah ini telah dicampur oleh KCL maka pHnya pun
yang diperoleh pasti akan lebih rendah, sebab KCL sendiri ber-pH masam. Hal ini dilakukan
untuk membandingkan hasil pengukuran dengan aquades. Ternyata hasilnya berbanding
lurus, dengan lapisan bawah menunjukkan pH yang lebih tinggi dibanding lapisan atas. Dapat
disimpulkan bahwa pada lapisan sub soil mempunyai senyawa-senyawa yang lebih
berimbang dibanding lapisan top soil, ditunjukkan dengan pH lapisan sub soil yang lebih
tinggi.
DHL
Dari pengamatan yang dilakukan, didapat bahwa nilai DHL yang tertera pada alat
pengukur DHL display konduktometer adalah sebesar 82. Angka ini merupakan besar
hantaran suspensi tanah (Rss) yang akan dipergunakan dalam perhitungan besar
konduktivitas tanah. Maka besar konduktivitasnya adalah :
Konduktivitas (ms cm-1) =
Rss
1,423 Rst
=
63
1,4231413
=
63
2010,699
= 31,91 ms/cm
Untuk DHL pada lapisan sub soil. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu
batang elektrode konduktometer dibilas dengan aquades dan dilap untuk menghindari
akumulasi pengukuran dari pengukuran sebelumnya. Setelah dicelupkan elektrode, display
konduktometer menunjukkan angka 70. Berarti angka ini merupakan besaran Rss untuk
suspensi tanah sub soil. Selanjutnya dilakukan penghitungan konduktivitas serupa dengan
rumus yang telah dilakukan pada lapisan top soil.
Konduktivitas (ms cm-1) =
Rss
1,423 Rst
=
188
1,4231413
=
188
2010,699
= 10,69 ms cm-1
Dari pengukuran terlihat bahwa Konduktivitas atau DHL untuk lapisan tanah sub soil
lebih besar dari lapisan top soil. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan sub soil mempunyai
kemampuan menghantarkan listrik lebih besar dibanding pada laipsan top soil. Berarti pada
lapisan sub soil, terdapat lebih banyak garam mineral yang merupakan penghantar listirk. Hal
ini bisa disebabkan karena pada lapisan sub soil merupakan daerah penimbunan( bisa dari
mineral, garam, dsb) dari hasil pencucian lapisan top soil,.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan percobaan pada, maka dapat disimpulkan bahwa :
 Nilai pH merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen (H+) yang terdapat di dalam tanah.
 Semakin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah maka sifatnya akan semakin asam.
 Salah satu faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kondisi musim setiap tahunnya
 Perbandingan contoh tanah dam pelarut dalam penetapan DHL adalah 1 : 1.
 Pentapan DHL tanah dilaksanakan berdasarkan tekanan listrik antar elektroda.
DAFTAR PUTAKA
Anonim. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Suhardi. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Bengkulu
Saifudin. 1989. Dasar-Dasar Tanah. PT.Soeroengan. Jakarta
Subagyo. 1984. Fisika Tanah. Gramedia. Jakarta

0 komentar:

Post a Comment