Thursday, November 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA “Pengenalan alat semprot punggung”

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN GULMA
“Pengenalan alat semprot punggung”
OLEH
Nama : Inggi Pamungkas
Npm : E1J010092
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian gulma secara kimia dengan herbisida menggunakan suatu alat yaitu
salah satunya alat semprot. Untuk jenis herbisida yamh biasa digunakan adalah alat semprot
punggung untuk jenis herbisida yang bentuknya larutan. Aplikasi herbisida dan alat
aplikasinya pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Dalam aplikasi
herbisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian
alat dan kesalahan melakukan kalibrasi. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bagian dari alat-alat semprot
dan kalibrasinya sangat diperlukan.
Banyak jenis alat semprot punggung yang bisa digunakan yaitu penyemprot gendong.
Penyemprot ini berisi bahan dasar powar mist blower dan duster, mesin penyemprot dengan
tekanan tinggi dan jenis penyemprot lsinnya. Penggunaan alat semprot ini disesuaikan
dengan kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan areal pertanaman, sehingga pemakaian
pestisida menjadi efesien dan efektif.
Jenis penyemprotan ini sering digunakan oleh petani ada dua macam penyemprot
gendong yaitu yang otomatis dan semi otomatis. Perbedaan kedua jenis penyemprot ini
terletak pada sistem pompanya. Penyemprot gendong otomatis untuk menyemprotkan cairan
secara terus menerus hanya saat itu saja bila tekanan udara dalam tanki sedang. Bagi
penyemprot semiotomatis diperlukan pompaan terus-menerus selama alat itu digunakan (Rini
Widianto, 2006)
Di Indonesia alat semprot yang sering digunakan adal alat semprot jenis ini.
Umumnya alat ini digunakan/dioprasikan secara manual namun ada juga yang menggunakan
mesin walaupun sedikit. Alat semprot ini memiliki bagian-bagian penting yang fungsinya
tergantung dari masing-masing.
I.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan mengetahui begian-begian penting
dari alat semprot punggung dan fungsinya dan mengetahui cara penggunaan yang benar
sekaligus penyebab gejala kerusakanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat penyemprot punggung yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang indonesia
adalah secara manual yang memiliki bagian-bagian khusus. Untuk mempermudah dalam cara
penggunaanya, maka kita perlu mengenal bagian-bagian penting dari alat semperot punggung
anatara lain:
a. Tanki (Tank). Tanki digunakan untuk menempatkan larutan herbisida.
b. Pengaduk (Agitator) biasanya alat ini sudah terpasang dalam tanki tatapi kebanyakan
alat penyemprot kecil tidak memiliki alat agitasi sehingga aplikator harus
menggoyang-goyang sendiri sprayer sewaktu menyemprot.
c. Pompa (pump), pompa digunakan untuk mndapatkan tekanan yang diperlukan unutk
mendorong larutan keluar dari nozzle.
d. Pengatur tekanan (preasure regulator) alat ini digunakan untuk mengontrol takanan
yang dihasilkan pompa sehingga diperoleh volume semprot yang seragam per satuan
waktu nozzle.
e. Saringan (strainer) alat terlatak dibagian atas tanki, pada tanki semprot dan dekat
nozzle.
f. Pengatur takanan (preasure gauge).
g. Boom.
h. Nozzle, nozzle digunakan untuk memperhalus larutan semprot sampai pada sasaran
(setyowati, 2013).
Ada bermacam-macam nozzle berdasarkan bentuk cairan yang dihasilkan semprotan
misalnya: bentuk kipas (fan), bentuk kerucut (cone) dan bulat ditengah. Nozzle kipas
mempunyai jangakauan yang beragam misalnya nozzle merah mencapai jangkauan 2 m, biru
memcapai jangauan 1,5 m, kuning 2 m dan hijau 0,5 m. Bentuk nozzle kipas dapat
memberiakn hembusan dalam bentuk datar. Nozle bentuk kerucut memberikan hembusan
dalam bentuk lingkaran datar penuh. Dan benruk nozzle bentuk kerucut lubang tangah yang
dapat menghasilkan hembusan berupa lingkaran dengan bagian tengahnya kosong (Yernelis
Sukman Yakup, 2002)
Bahan unutk membuat nozzle bermacam-macam, yaitu dapat beasal dari tembaga,
plastik dan baja tahan karat. Tembaga agak kurang memadai karena mudah terkorosi atau
berkarat. Plastik mempunyai sifat lentur/kurang tahan lama karena dapat mengubah bentuk
hail hembusan. Sedangkan bila tahan karat diharapkan dapat mengubah hasil dan hembusan
yang cukup mantap (Sudarmo, 1991)
Nozzle adalah bagian dari unit srayer yang menentukan efediendi dan efektifitas
herbisida yang disemprotkan seta dapat menghasilkan barbagai ukuran. Nozzle yang dapat
dipilih untuk mencapai ukuran yang dikehendaki terdiri dari :
a. Nozzle yang energi hidrolik yang prinsipnya cairan yang berada dalam takanan
dipaksa keluar melalui kecil sehingga cairan keluar dengan kecepatan dan tenaga
yang cukup tinggi untuk membentuk lapisan yang tipis dan lebar.
b. Nozzle dengan energi gas, diintegrasi dari cairan menjadi dapat dipakai dengan
membenturkan cairan dengan film air.
c. Nozzle dengan energi sentrifugal, sistem ini didesain dengan memberikan larutan
pada pusat dari pinggir yang berputar sehingga gaya senrtifugal akan melebarkan
larutan keujung atau kepinggir.
Aplikasi herbisida terhadap gulma atau tanah dapat dilakukan dengan bermacan cara.
Metode yang paling umum dilakukan yaitu dengan cara penyemprotan. Tujuan pokok dari
metode ini adalah agar herbisida darat tersebar merata. Alat yang biasa digunakan oleh petani
untuk mengaplikasikan herbisida adalah Knapsack Spayer. Knapsack Spayer disebut juga alat
semprot punggung. Alat ini sangat mudah mengoperasikannya, mudah dirawat dan disimpan,
serta harganya relative murah.
Pada saat menyemprot, Knap Sack Spayer digendong di punggung sambil berjalan.
Operator harus secara teratur menggerakan hendel pompa, karena tekanan yang dihasilkan
pompa tidak dapat bertahan lama. Pompa pada alat ini umumnya bertipe piston vang
dilengkapi tabung udara untuk menyimpan rekanan, sehingga handel pompa tidak perlu
digerakkan terlalu sering seperti pengoperasian spayer tangan. Dengan beberapa kali
menekan handel pompa cukup untuk mempertahankan tekanan untuk beberapa menit
(Anonim, 2005).
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah seperngkat alat semprot
punggung.
3.2. Metode
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah:
a. Mengamati alat semprot punggung yang tersedia beserta bagian-bagiannya.
b. Menggambar bagian-bagian tersebut pada kertas HVS.
c. Jika sudah selesai, mintalah tanda tangan Dosen pembimbing atau Coas laporan
sementara saudara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dari semprotan maka kita harus mengetahui
bagian-bagian serta fungsi dari alat tersebut, sehingga apabila terjadi kaslaha atau kerusakan
maka kita dapat mengetahui bagian mana yang rusak serta kita dapat mengambil solusi yang
tepat, sehingga kita tidak dirugikan oleh karena kita tidak mengetahui bagian-bagian serta
fungsi dari masing-masing komponen alat semprot tersebut.
Dalam melakukan penyemprotan, larutan herbisida yang telah kita masukkan kedalam
tanki, sebelum kita semprotkan terlebih dahulu harus diaduk atau digoyang-goyang
sprayernya, agar larutan tersebut tercampaur. Saat akan memulai penyemprotan kita harus
melkukan pemompaan agar didalam tanki terdapat tekanan udara, setelah itu kita dapat
menekan pengatur tekanan agar larutan yang keluar lubag nozzle sesuai dengan pa yang kita
harapkan.
Alat semprot punggung memiliki bagian-bagian antara lain tanki (tank). Tanki
merupakan bagian yang dangat diperlukan karena bagian ini berfungsi sebagai tempat unutk
menyimpan larutan herbisida yang akan kita aplikasikan. Pengaduk merupakan bagian yang
tak kalah pentingnya karena bagian ini brfungasi sebagai alat untuk mengaduk atau
mencampur herbisida denan pelarutnya. Alat ini ada yang sudah terpasang pada tanki atau
ada juga yang belum tergantung dari ukuran besar kecilnya tanki. Pada umumnya jika
tankinya berukuran kecil maka tidak ditemukan alat pengaduk dalam tanki sehingga saat kita
mengaplikasikan semprotan kita haru mengoyang-goyang sprayer.
Pompa adalah alat yang juga sangat penting dalam mengeluarkan herbisida dalam
tanki, pompa dapat memberikan tekanan untuk mendoronglarutan keluatr dari nozzle. Pada
alat semprot punggung juga terdapat pengatur tekanan yang berfungsi sebagai pengatur
tekanan yang akan dikeluarkan sesuai dengan keinginan kita memperoleh volume semprot
yang seragam per satuan waktu yang dikeluarkan dari nozzle. Pada bagian atas tanki terdapat
suatu bagian lagi yang disebt tutup sprayer yang berguna untuk menutup larutan herbisida
yang terdapat dalam tanki agar saat kita menyemprot larutan tersebut tidak jatuh keluar.
Kemudian sebelah dalamnya terdapat saringan yang berguna untuk nmenyaring larutan yang
akan kita masukkan ke dalam tanki agar larutan tersebut bersih dan tidak terdapat kotoran
dalam larutan tersebut. Sedangkan nozzle berguna dalam memperhalus larutan yang akan
keluar dari tanki untuk mencapai sasaran.
Setiap bagian alat semprot ini mamiliki bantuk dan fungsi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga antara satu alat dengan yang lainnya tidak memiliki kesamaan
dan jika salah satu alat rusak maka kita tidak dapat mengganti dengan bagian yang lain, tetapi
kita harus membeli dengan alat yang sama dengan yang rusak tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikun ini ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan anatara lain:
 kebanyakan alat semprot yang sering digunakan dalam mengaplikasinan herbisida
adalah alat semprot punggung (knapsack sprayer).
 Agar tidak terjadi kesalahan atau kerusakan dalam penggunaan alat semprot
punggung maka kita harus membersihkan bagian-bagian alat semprot tersebut.
 Alat semprot punggung terdiri dari beberapa bagian yang sanagat pengtiung antara
lain : tanki, pengaduk, pengatur tekanan, saringan, boom, pengukur tekanan dan
nozzle yang kesemuanya itu memiliki benruk dan fungsi yang berbeda satu sama
lainnya.
 Jika terjadi kerusakan salah satu bagian alat tersebut maka kita harus mengganti
dengan bagian yang sma dengan alat yang rusak itu.
 Ada beberapa macam nozzle yang sanagt menentukan besar kecilnya keluarnya
larutan dari dalam tanki.
 Nozel pada alat semprot sangat sangat berpengaruh terhadap keefektifan aplikasi
herbisida baik bentuknya maupun warnanya.
 Alat yang digunakan dalam aplikasi herbisida tergantung formulasi yang digunakan.
Penggunaan alat penyemprot disesuaikan dengan kebutuhan, terutama berkaitan
dengan luas areal pertanaman sehingga pemakaian herbisida menjadi lebh efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyowati, N. dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Sudarmo, S. 1991. Petunjuk Penggunaan Alat-alat Semprot. Kanisius, Yogyakarta.
Wudianto, Rini. 2006. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yernelis, dkk, 2002. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Cetakan Ke-5. Kanisius,
Yogyakarta.

0 komentar:

Post a Comment