LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun Oleh :
Nama :
NPM :
Hari/ tanggal :
Selasa 21 Mei 2013
Dosen :
Drs.Syafnil.M,Si
Drs. Devi silsia.M,si
Objek Praktikum :
Analisa kualitas air
TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
I. Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisika dan sifat
kimia air secara kualitatif dan kuantitatif
II. Dasat teori
Air
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi
ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih
lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk,
limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit
masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum. Pemeriksaan air
secara kimia sangat penting
dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan, yang
meliputi pemeriksaan secara kimia baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat
pencemaran.
Pencemaran
air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam
bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya,
walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang
berssih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu
mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2,
serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang
terbawa air hujan dari atsmosfer .
Ammonia
adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Yang mempunyai bentuk segi tiga.
Titik leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan ammonia dalam air mempunyai pH 12. Ammonia
cair terkenal dengan sifat mudah larut. Ia dapat melarutkan logam alkali dengan
mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan dapat mengalirkan elektrik
dengan baik. Ammonia dapat larut dalam air. Larutan ammonia dengan air
mengandung sedikit ammonium hidroksida (NH4OH). Ammonia tidak menyebabkan
kebakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan oksigen. Kadar amonia dalam air laut sangat bervariasi dan
dapat berubah secara cepat. Amonia dapat bersifat toksik bagi biota jika
kadarnya melebihi ambang batas maksimum. Meningkatnya kadar amonia di laut
berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai (baik yang
mengandung unsur nitrogen maupun tidak). Penguraian bahan organik yang
mengandung unsur nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2)
dan selanjutnya menjadi amonia (NH3) (Effendi, 2003).
Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah
oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis
yang ada dalam 1 liter sampel air, di mana pengoksidasi K2Cr2O7
digunakan sebagai sumber oksigen (oxygen agent). Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya
oksigen terlarut di dalam air.
Sebagian
besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O4 dalam
keadaan asam yang mendidih:
∆E
CaHbOc
+ Cr2O72- + H+
−−−−−→
CO2 + H2O
+ Cr3+
AgSO4
Warna
kuning
warna hijau
Selama reaksi yang berlangsung +2 jam ini, uap direfluk dengan alat
kondensor, agar zat organis volatile tidak lenyap keluar.
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
·
Gelas ukur
·
Gelas piala
·
Pipet tetes
·
Tabung reaksi dan rak
·
Penjepit tabung reaksi
·
Erlenmeyer
·
Kompor listrik
·
Buret + statis
·
Corong kaca
·
Botol semprot
·
Thermometer
Bahan yang digunakan
·
KMnO4
·
Aquades
·
H2SO4
·
Kertas lakmus merah
·
Assam oksalat
·
Air sumur
·
Air rawa
III. Cara Kerja
a.
Suhu / temperature
·
Siapkan air sumur dan
air rawa dan buka tutup botolnya
·
Celupkan alat pengukur
suhu yaitu thermometer
·
Baca angka yang tertera
pada thermometer
b.
Zat padat terlarut dan
zat padat tersuspensi
·
Ambil air sumur dan air
rawa tadi masing-masing 100 ml dalam gelas ukur dan tuangkan dalam gelas piala
·
Kemudian panaskan kedua
sampel tersebut
·
Jika air menjadi keruh
berarti ada zat padat terlarut, sedangkan bila ada endapan berarti mengandung
zat padat tersuspensi.
c.
Warna
·
Ambil kedua sampel tadi
dan masing-masing di tuangkan dalam tabung reaksi
·
Bandingkan warnanya
dengan larutan standar yang telah disediakan.
d.
Amoniak
·
Masukkan 10-15 ml
sampel ke daklam tabung reaksi
·
Lipatkan kertas lakmus
merah pada bagian mulut tabung
·
Kemudian panaskan
·
Bila tercium bau tengik
atau kertas lakmus merah berubah menjadi biru berarti air mengandung amoniak.
e. COD secara kuantitatif
·
Masukkan sampel dalam
gelas ukur kemudian encerkan dengan aquades sampai volume 100 ml
·
Tambahkan 5 ml asam
sulfat dan panaskan sampai mendidih
·
Tambahkan lagi 10 ml
KMnO4 dan didihkan selama 10 menit
·
Bila selama dididihkan
warna merah muda hilang maka di tambah lagi KMnO4 nya sampai warna merah muda
tidak hilang
·
Tambahkan 10 ml asam
oksalat sampai warna merah muda hilang
Selagi
panas, titrasikan dengan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda terbentuk
stabil ( tidak hilang ) catat KMnO4 yang terpakai.
IV. Hasil Pengamatan
NO
|
Parameter
|
Hasil
pengamatan
|
|
||||
|
|
Air sumur
|
Air rawa
|
||||
1
|
Suhu
|
280
C
|
290
C
|
||||
2
|
Zat padat
terlarut
|
Tidak menjadi
keruh
|
Berwarna keruh
|
||||
3
|
Zat padat
tersuspensi
|
Tidak ada
endapan
|
Ada endapan
|
||||
4
|
Warna
|
Warna sama
dengan aquades
|
Sedikit keruh
|
||||
5
|
Amoniak
|
Tidak
mengandung amoniak
|
Tidak
mengandung amoniak
|
||||
7
|
COD
|
Volume KMnO4
selama pemanasan
|
Volume KMnO4
selama titrasi
|
Volume KMnO4
titrasi II
|
Volume KMnO4
selama pemanasan
|
Volume KMnO4
selama titrasi
|
Volume KMnO4
titrasi II
|
|
|
10 ml
|
175,5 ml
|
|
10 ml
|
163 ml
|
|
V. Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang analisa kualitas air. Pratikum ini
menggunakan dua sampel air yaitu air rawa dan air sumur. Adapun parameter yang
diamati adalah suhu, zat padat terlarut,zat padat tersuspensi,warna, amoniak
dan COD.
Pada
pengukuran parameter suhu diperoleh hasil pada sampel air sumur 28oc
dan pada sanpel air rawa diperoleh suhu 29 oc.pengukuran dilakukan
dengan menggunakan termometer. Yang menunjukkan bahwa suhu air rawa lebih
tinggi dari air sumur.
Pada analisa
kualitas air untuk melihat zat padat yang terlarut. Uji yang dilakukan adalah
dengan memanaskan sampel. Dan diperoleh hasil ketika air sumur dipanaskan air
tidak menjadi keruh yang menandakan tidak adanya zat padat terlarut didalam
sampel air sumur. Sedangkan pada sampel air rawa ketika dipanaskan air berubah
menjadi keruh yang menandakan terdapatnya zat padat terlarut didalam sampel air
rawa.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang tersuspensi yaitu
dengan melihat ada tidaknya endapan yang terjadi ketika sampel selesai
dipanaskan. Dan diperoleh hasil air sumur tidak terjadi endapan sedangkan pada
air rawa terdapat endapan. Ini membuktikan bahwa air sumur tidak mengandung zat
padat tersuspensi sedangkan air rawa mengandung zat padat tersuspensi.
Pada analisa
air untuk melihat amoniak yaitu dengan mengukur ph air dan mencium bau air
setelah dipanaskan. Dan diperoleh hasil ketika kedua sampel diukur dengan
kertas lakmus merah, kertas lakmus tidak menunjukan adanya perubahan menjadi
biru atau tidak menunjukan basa. Dan ketika dicium tidak terdapat bau tengik.
Yang membuktikan bahwa kedua sampel tidak mengandung amoniak.
VI. Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat diambil
kesimpulan:
·
Waran air sumur
lebih jernih daripada air rawa
·
Suhu air rawa lebih
tinggi daripada air sumur
·
Pada air sumur tida
terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·
Pada air rawa
terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·
Tidak terdapat
amoniak terlarut didalam air rawa maupun air sumur
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Kimia
Organik. Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNIB.
Arifin.
2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia
(Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol,
Tangerang. Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri.
Alaerts, G.
dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode
Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional
Suriaman,
Edi , Juwita. 2008. Uji Kualitas Air [Skripsi]. Malang: Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.
0 komentar:
Post a Comment