Wednesday, April 22, 2015

Analisa kualitas air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA





Disusun Oleh :

Nama                        : 
NPM                        : 
Hari/ tanggal            : Selasa 21 Mei 2013
Dosen                       : Drs.Syafnil.M,Si
                                   Drs. Devi silsia.M,si
Objek Praktikum      : Analisa kualitas air








TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
I.  Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisika dan sifat kimia air secara kualitatif dan kuantitatif

II.  Dasat teori
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum. Pemeriksaan air secara kimia sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan, yang meliputi pemeriksaan secara kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang berssih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atsmosfer .
Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Yang mempunyai bentuk segi tiga. Titik leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan ammonia dalam air mempunyai pH 12. Ammonia cair terkenal dengan sifat mudah larut. Ia dapat melarutkan logam alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan dapat mengalirkan elektrik dengan baik. Ammonia dapat larut dalam air. Larutan ammonia dengan air mengandung sedikit ammonium hidroksida (NH4OH). Ammonia tidak menyebabkan kebakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan oksigen. Kadar amonia dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah secara cepat. Amonia dapat bersifat toksik bagi biota jika kadarnya melebihi ambang batas maksimum. Meningkatnya kadar amonia di laut berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai (baik yang mengandung unsur nitrogen maupun tidak). Penguraian bahan organik yang mengandung unsur nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan selanjutnya menjadi amonia (NH3) (Effendi, 2003).
Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, di mana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxygen agent). Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O4 dalam keadaan asam yang mendidih:
                                                                      ∆E
CaHbOc + Cr2O72- + H+    −−−−−→          CO2 + H2O + Cr3+
                                                                                                      AgSO4
                             Warna kuning                                       warna hijau
                  Selama reaksi yang berlangsung +2 jam ini, uap direfluk dengan    alat   kondensor, agar zat organis volatile tidak lenyap keluar.

II.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
·         Gelas ukur
·         Gelas piala
·         Pipet tetes
·         Tabung reaksi dan rak
·         Penjepit tabung reaksi
·         Erlenmeyer
·         Kompor listrik
·         Buret + statis
·         Corong kaca
·         Botol semprot
·         Thermometer
      Bahan yang digunakan
·         KMnO4
·         Aquades
·         H2SO4
·         Kertas lakmus merah
·         Assam oksalat
·         Air sumur
·         Air rawa
III.  Cara Kerja
a.                   Suhu / temperature
·         Siapkan air sumur dan air rawa dan buka tutup botolnya
·         Celupkan alat pengukur suhu yaitu thermometer
·         Baca angka yang tertera pada thermometer

b.                  Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·         Ambil air sumur dan air rawa tadi masing-masing 100 ml dalam gelas ukur dan tuangkan dalam gelas piala
·         Kemudian panaskan kedua sampel tersebut
·         Jika air menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan bila ada endapan berarti mengandung zat padat tersuspensi.

c.                   Warna
·         Ambil kedua sampel tadi dan masing-masing di tuangkan dalam tabung reaksi
·         Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.

d.                  Amoniak
·         Masukkan 10-15 ml sampel ke daklam tabung reaksi
·         Lipatkan kertas lakmus merah pada bagian mulut tabung
·         Kemudian panaskan
·         Bila tercium bau tengik atau kertas lakmus merah berubah menjadi biru berarti air mengandung amoniak.
e.  COD secara kuantitatif
·         Masukkan sampel dalam gelas ukur kemudian encerkan dengan aquades sampai     volume 100 ml
·         Tambahkan 5 ml asam sulfat dan panaskan sampai mendidih
·         Tambahkan lagi 10 ml KMnO4 dan didihkan selama 10 menit
·         Bila selama dididihkan warna merah muda hilang maka di tambah lagi KMnO4 nya sampai warna merah muda tidak hilang
·         Tambahkan 10 ml asam oksalat sampai warna merah muda hilang
Selagi panas, titrasikan dengan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda terbentuk stabil ( tidak hilang ) catat KMnO4 yang terpakai.
IV.  Hasil Pengamatan
NO
Parameter
Hasil pengamatan



Air sumur
Air rawa
1
Suhu
280 C
290 C
2
Zat padat terlarut
Tidak menjadi keruh
Berwarna keruh
3
Zat padat tersuspensi
Tidak ada endapan
Ada endapan
4
Warna
Warna sama dengan aquades
Sedikit keruh
5
Amoniak
Tidak mengandung amoniak
Tidak mengandung amoniak
7
COD
Volume KMnO4 selama pemanasan
Volume KMnO4 selama titrasi
Volume KMnO4 titrasi II
Volume KMnO4 selama pemanasan
Volume KMnO4 selama titrasi
Volume KMnO4 titrasi II


10 ml
175,5 ml

10 ml
163 ml



V.  Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang analisa kualitas air. Pratikum ini menggunakan dua sampel air yaitu air rawa dan air sumur. Adapun parameter yang diamati adalah suhu, zat padat terlarut,zat padat tersuspensi,warna, amoniak dan COD.
Pada pengukuran parameter suhu diperoleh hasil pada sampel air sumur 28oc dan pada sanpel air rawa diperoleh suhu 29 oc.pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer. Yang menunjukkan bahwa suhu air rawa lebih tinggi dari air sumur.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang terlarut. Uji yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampel. Dan diperoleh hasil ketika air sumur dipanaskan air tidak menjadi keruh yang menandakan tidak adanya zat padat terlarut didalam sampel air sumur. Sedangkan pada sampel air rawa ketika dipanaskan air berubah menjadi keruh yang menandakan terdapatnya zat padat terlarut didalam sampel air rawa.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang tersuspensi yaitu dengan melihat ada tidaknya endapan yang terjadi ketika sampel selesai dipanaskan. Dan diperoleh hasil air sumur tidak terjadi endapan sedangkan pada air rawa terdapat endapan. Ini membuktikan bahwa air sumur tidak mengandung zat padat tersuspensi sedangkan air rawa mengandung zat padat tersuspensi.
Pada analisa air untuk melihat amoniak yaitu dengan mengukur ph air dan mencium bau air setelah dipanaskan. Dan diperoleh hasil ketika kedua sampel diukur dengan kertas lakmus merah, kertas lakmus tidak menunjukan adanya perubahan menjadi biru atau tidak menunjukan basa. Dan ketika dicium tidak terdapat bau tengik. Yang membuktikan bahwa kedua sampel tidak mengandung amoniak.
VI.  Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan:
·         Waran air sumur lebih jernih daripada air rawa
·         Suhu air rawa lebih tinggi daripada air sumur
·         Pada air sumur tida terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·         Pada air rawa terdapat zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
·         Tidak terdapat amoniak terlarut didalam air rawa maupun air sumur
                                                        





DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNIB.
Arifin. 2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol, Tangerang. Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri. 
Alaerts, G. dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional 
Suriaman, Edi , Juwita. 2008. Uji Kualitas Air [Skripsi]. Malang: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.



0 komentar:

Post a Comment